The Comeback of My Ex-Wife - Bab 303 Ketahuan Diam-Diam Melihat

“Ellie?” Alexander berbalik dan memandang Ellie dengan bingung, lalu bertanya dengan khawatir, “Apa yang kamu pikirkan? Kamu tidak terlihat baik.”

Ellie dengan cepat sadar kembali, dia membenarkan ekspresinya dan berjalan ke arah Alexander.

Ia mengangkat mata kecoklatannya yang indah dan menatap Alexander, Ellie tersenyum lembut: "Tidak! Aku tidak memikirkan apa-apa. Aku agak pusing tadi, jadi aku tidak terlihat baik."

“Kalau begitu cepatlah duduk dan beristirahat.” Alexander memopang bahu Ellie dan membantunya duduk di sofa.

“Aku baik-baik saja, Alexander, kamu tidak perlu khawatir.” Ellie meraih tangan Alexander dan menggenggamnya lalu berkata dengan sepenuh hati, “Alexander, kamu telah bekerja keras sepanjang hari, haruskah kita mulai makan?”

“Biarkan Bibi Lee menyajikan hidnagan, aku akan mencuci tangan.” Alexander menepuk tangan Ellie, kemudian berdiri.

Ellie menyaksikan Alexander berjalan ke kamar mandi, dan segera melirik dengan dingin Bibi Lee yang menunggu di sampingnya: "Tidakkah kau mendengar Alexander mengatakan bahwa makan malam bisa dimulai? Untuk apa masih melamun disini?"

“Ya, aku akan segera mempersiapkannya,” Bibi Lee mengangguk secepatnya dan berlari ke dapur.

Pada saat Alexander duduk di meja makan, Bibi Lee sudah menyiapkan makanan.

Ellie berdiri dengan antusias dan menuangkan Alexander semangkuk sup teratai putih, "Alexander, pertama-tam minumlah semangkuk sup untuk melembabkan tenggorokanmu."

“Oke.” Alexander mengambil sup di tangan Ellie, meminum seteguk sup, dan mengangguk puas. “Keahlian memasak Bibi Lee makin bagus akhir-akhir ini.”

Ellie yang melihat Alexander mengangguk puas, langsung berkata dengan senang: "Jika kamu merasa lezat, aku akan menyuruh bibi Lee merebusnya untukmu setiap hari."

“Itu tidak perlu.” Alexander menggelengkan kepalanya. Jika dia diminta untuk kembali ke villa setiap hari dan makan di hadapan Ellie, dia benar-benar akan memiliki gangguan pencernaan.

Setelah Alexander menyelesaikan perkataan dalam hatinya, ia memandang Ellie dan berkata, "Aku sibuk di tempat kerja dan tidak bisa sering kembali ke vila. Kaulah yang perlu untuk sering-sering minum sup, baik untuk kesehatanmu."

“Ng.” Ellie menanggapi dengan manis. Dia menyapu rambut di pelipisnya ke belakang telinganya dan menatap Alexander dengan penuh harapan. “Alexander, coba kau lihat apa yang berbeda denganku hari ini?” Dia membei perawatan pada seluruh tubuhnya hari ini. Dia juga membuat rambutnya lebih panjang, hanya untuk membuat dirinya terlihat lebih cantik dan dapat menarik hati Alexander.

Alexander memegang mangkuk sup teratai dengan tangannya, pelipisnya mulai terasa sakit. Ellie biasanya suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dulu, misalnya, memotong poni, mengubah manicurenya ,atau mengubah warna lensa kontaknya. Ia akan mengajukan pertanyaan pada Alexander dan memintanya untuk menjawabnya.

Di masa lalu, Alexander sangat memperhatikan Ellie, sehingga dia bisa sadar akan setiap perubahannya.

Tapi sekarang, Alexander merasa bahwa kecuali Ellie mengubah wajahnya, dia benar-benar tidak bisa melihat pebedaan pada Ellie yang sekarang dan Ellie sebelumnya.

Alexander tidak punya pilihan selain mengalihkan pandangannya ke tubuh Ellie dan mengamati dengan seksama: gaun semerah anggur mengungkapkan tulang selangkanya putih dan halus, di wajah yang sebesar telapak tangan itu ada sepasang mata coklat yang indah, alis matanya melengkung seperti batang pohon, hidung yang indah seperti pahatan dan mulut kecil yang seperti ceri.

Rambut gelapnya dijepit oleh jepit rambut kupu-kupu berwarna biru langit yang dibelikan Alexander baru-baru ini. Benar-benar seperti lukisan.

Namun, orang yang terlihat sangat cantik seperti ini, melakukan banyak hal gelap dan menjijikkan di belakangnya.

Memikirkan hal ini, Alexander hampir ingin memuntahkan sup teratai putih yang ia minum ke dalam mulutnya. Setelah beberapa waktu menahannya, dia tersenyum tipis.

Namun, dia masih tidak melihat perbedaan Ellie dari biasanya.

“Alexander, kenapa kamu tidak berbicara, tidak bisakah kamu menemukannya?” Ellie menundukkan kepalanya dengan sedikit jengkel.

"Ini ..." Alexander membenarkan kerahnya dan merasa tidak nyaman: Kenapa aku tidak sadar dulu bahwa Ellie begitu menjijikkan dan centil.

Melihat bahwa Alexander tidak nyaman, Ellie berpikir bahwa dia telah bereasi, jadi dia mengulurkan tangannya yang lembut untuk menyentuh dada Alexander, dan kemudian perlahan-lahan turun: "Kalau tidak, ayo naik ke lantai dua, aku akan memberitahumu perlahan apa yang berbeda dariku."

Alexander ingin memuntahkan sup teratai putih ke tanah, dan pergi dari sini, tetapi ketika memikirkan rencananya, dia masih menahan diri. Tetapi tangannya yang memegang mangkuk, tidak bisa ditahan untuk memperlihatkan nadi-nadi hijau.

Tepat ketika Alexander tidak tahu bagaimana menolak Ellie, ponsel Alexander tiba-tiba berdering karena sebuah pesan masuk.

Alis Alexander yang tadinya mengerut perlahan kembali seperti semula. Dia dengan cepat meletakkan sup teratai putih yang ada di tangannya dan tersenyum pada Ellie: "Ellie, jangan seperti itu dulu, aku ingin membaca pesannya dulu."

"Alex ..." Ellie belum sempat berbicara. Alexander sudah berdiri dan mengeluarkan ponselnya dari saku bajunya.

Namun, Alexander yang melihat isi pesan itu, sedikit terkejut, dia tidak menyangka bahwa orang yang mengiriminya pesan adalah Celia yang siang hari itu!

Masa bodoh lah.

Alexander mengerang, dan kemudian memandang Ellie dengan serius: "Ellie, ada masalah darurat di perusahaan, jadi aku harus kembali sekarang."

"Masalah darurat apa? Sedarurat itu?" Ellie tidak begitu percaya, tatapannya tanpa sadar jatuh ke ponsel Alexander.

“Sungguh, Ellie, aku harus segera kembali ke perusahaan,” kata Alexander serius, dengan ekspresi serius.

Dia tidak ingin tinggal dengan Ellie sedetikpun sekarang, kebetulan pesan ini datang! Maka jadikan pesan teks ini sebagai alasan untuk kembali ke perusahaan untuk bekerja lembur.

Ia mendengar bahwa baru-baru ini sebuah ikan besar telah masuk ke dalam perangkapnya, kebetulan ia ingin kembali ke perusahaan untuk melihat bagaimana ikan yang sekarat itu sedang berjuang!

“Alexander, bisakan kamu tidak pergi?” Ellie merasakan kepanikan di dalam hatinya. Intuisi wanita itu mengatakan kepadanya bahwa kata-kata Alexander sepertinya tidak jujur.

“Alexander, kamu harus lebih pengertiaan?” Alexander membujuk dengan sabar.

Sebenarnya dia bisa berperan lebih baik lagi agar tidak tidak membuat Ellie curiga. Namun, keinginan untuk menjauh dari Ellie begitu kuat sehingga membuat Ellie sedikit curiga.

“Baiklah, karena ada masalah darurat, pergilah bekerja.” Ellie menatap Alexander dengan serius, dan kemudian melangkah maju, memegang tangan Alexander dan berkata, “Namun, aku merasa jasmu agak kotor, lebih baik kau naik untuk mengganti yang baru sebelum pergi. "

Alexander berhenti sejenak dan langsung setuju: "Oke." Tidak usah billang tentang mengganti jasnya, selama dia bisa pergi sesegera mungkin, apapun boleh.

Setelah Alexander selesai berbicara, dia meletakkan ponselnya di atas meja dan dengan cepat naik ke lantai dua.

Melihat sosok Alexander menghilang, Ellie berlari secepat mungkin ke meja dan meraih ponselnya.

Ellie dengan cepat memasukkan kata sandi ponsel Alexander. Teks yang dikirimi Celia pada Alexander muncul di depan matanya: Halo Tuan Gu, saya perwakilan staf pagi ini, Celia. Cahaya langit hari ini sangat indah. Aku sedang berlari di malam hari lagi. Setelah berlari, aku ingin menonton film. Aku ingin tahu apakah Tuan Gu ada waktu luang? Jika ya, tolong balas pesan ini.

Di akhir teks, ada juga ekspresi nakal.

Ellie tersenyum dingin: Celia ini benar-benar tidak terkendali. Baru melihatnya siang ini, malam ini dia sudah mulai bergerak!

Setelah Ellie mencibir, yang selanjutnya ia rasakan adalah rasa sakit seperti dadanya terkoyak: Tapi bagaimana bisa Alexander menjadi seperti ini? Meskipun dia tidak menjawab pesan Celia untuk pergi ke theater bersama.

Namun, ia bahkan sampai meninggalkan dirinya pada waktu makan malam, buru-buru pergi, untuk apa lagi jika bukan untuk menemui Celia? !

Seluruh tubuhnya mulai bergetar, Ellie mencengkeram ponsel dengan erat, dan terus menekan ponsel Alexander. Kalau sudah melihat ponselnya, maka harus lihat sampai cukup!

Dia ingin melihat apakah ada informasi kontak wanita lain di ponsel Alexande!

Tepat ketika Ellie ingin menemukan kontak terdekat, tiba-tiba terdengar suara Alexander turun dari lantai dua.

Ellie dengan cepat mematikan layar ponselnya, ketika ia ingin meletakkan ponselnya kembali keatas meja, tetapi Alexander sudah turun.

Pada saat ini, mata kedua orang itu bertemu, tetapi di hati keduanya, ada badai dahsyat yang mereka rasakan.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu