The Comeback of My Ex-Wife - Bab 198 Manusia Bisa Berubah

Baru saja terbesit sebuah cara di pikirannya, dirinya sendiri pun sudah mengelak : Hubungan Kakak lebih kuat dari uang, dan juga jujur, hubungannya dengan Kakak Ipar juga tidak terlihat ada perubahan apa-apa, bagaimana mungkin menyukai wanita lain!

“Waktu itu baju yang dibuat Fellis untuk Ellie sudah kulihat, sebagai orang yang tidak mengerti desain juga bisa menikmati karyanya, bisa dilihat kemampuannya sangat baik. Jika menyuruh Fellis menjadi salah satu member dalam proyek kerjasama, maka akan memberikan keuntungan bagi proyek.” Alexander menjelaskan dengan gigih.

Warren memandang Alexander dengan seksama, lalu mengangguk: benar juga, Kakak selalu mempedulikan pekerjaan bukan mempedulikan orangnya, gaun yang Fellis desain untuk Kakak Ipar, ia juga mendengar Kimberly pernah memujinya, ini berarti Fellis memiliki dua pendukung! JIka Fellis berbakat, maka ia juga akan memandangnya!

Berpikir sampai di sini, Warren pun mengangguk: “Baiklah, aku akan menyampaikannya pada Perusahaan Besar Tsu, kujamin Fellis akan berpartisipasi dalam proyek ini!”

“Hm.” Barulah Alexander menyandarkan tubuhnya yang tadi sedikit bertumpu ke depan, membuat posisi yang nyaman.

Setelah Warren menyelesaikan pekerjaannya, ia mengangkat tangan dan melihat jam tangannya: “Kak, aku sudah selesai menyelesaikan urusanku, waktumu pulang kerja juga sudah tiba, aku pergi dulu!”

“Tunggu sebentar!” Alexander memanggil Warren dan bertanya, “Setelah pulang kerja apa yang akan kamu lakukan?”

“Aku pergi menjemput Kimberly!” Warren membalikkan tubuhnya dan menjelaskan, “Akhir-akhir ini bukankah Kimberly sedang menjadi ambasador untuk pakaian dari Perusahaan Besar Tsu, sedang syuting iklan MV, aku pergi menjemputnya, sekalian juga ……”

Bicara sampai di sini, mata Warren pun berbinar, lalu melanjutkan berbicara dengan senyuman di wajahnya: “Sekalian pergi melihat Isable!”

“Bagaimana dengan pacar kecilmu yang berumur 18 tahun?” Sepertinya Alexander belum begitu ingin cepat-cepat menyuruh dirinya sendiri cepat pulang kerja, ia yang biasanya tidak suka berbicara, ternyata berinisiatif mengobrol dengan Warren.

“Biarkan dia pergi bermain sendiri! Terlalu kekanak-kanakan, begitu memutar mata aku langsung tahu apa yang diinginkannya. Terlalu serakah, ia menginginkan semuanya.” Warren melambaikan tangannya, “Yang terpenting adalah, tubuhnya terlalu tipis, tidak menarik untuk dipandang!”

Mendengar ucapan Warren, Alexander sedikit menggelengkan kepalanya, ia menunduk dan berpikir, lalu melihat Warren: “Aku akan pergi bersamamu menjemput Kimberly.”

“Yang benar saja?” Warren terkejut sampai-sampai bisa memasukan sebutir telur utuh ke dalam mulutnya: Apakah ini masih Kakaknya yang begitu memiliki waktu luang langsung ingin pulang ke rumah? Biasanya kalau pun lembur sampai tengah malam, ia masih akan pulang ke rumah untuk melihat Kakak Ipar! Sekarang tidak mudah bisa pulang cepat, ia malah ingin pergi bersama dengan Warren menjemput Kimberly!

Alexander tidak mempedulikan ekspresi terkejut Warren, ia justru merapihkan dokumen di atas mejanya, lalu berdiri dan berjalan ke depan: “Ayo!”

Warren berdiri di tempat dan memandang punggung Alexander dengan terkejut, ia pun tidak tahan dan mengatakannya: “Kak, aku menyadari kamu berubah!”

Mendengar ucapan Warren, Alexander yang sedang berjalan ke depan tiba-tiba menghentikan langkahnya, menoleh memandang Warren, berkata dengan serius: “Manusia bisa berubah. Jika tidak, tunggu hingga semua orang di sekelilingnya berubah menjadi orang yang tidak dikenal lagi, maka akhirnya, maka akhir dari diri kita sendiri pun tidak bisa diubah kembali.”

Selesai Alexander berbicara, ia lanjut berjalan ke pintu kantor, tubuhnya yang tinggi dan besar menghalangi sinar tipis yang terpancar melalui pintu, membuat orang merasa dekat dan jauh secara bersamaan, tidak bisa meraihnya.

Warren memandang tubuh tinggi dan besar Alexander, sesaat ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, ia selalu merasa ada sesuatu yang tidak benar, tapi, juga selalu tidak bisa mengungkapkannya.

Akhirnya, Warren hanya bisa menaikkan pundaknya, berjalan cepat mengikuti Alexander.

Baru saja Alexander dan Warren duduk di mobil, Ellie pun menelepon.

Alexander menundukkan kepalanya dan memandang layar ponselnya selama dua tiga detik, baru mengangkat telepon, suaranya tetap lembut dan sabar, membawa sedikit rasa sayang: “Ellie?”

“Alexander, kapan kamu pulang kerja? Aku menyuruh Bibi Li membuat banyak makanan yang kamu suaki.” Suara Ellie di sana terdengar bahagia dan manis.

“Ini ……” Suara Alexander terdengar kebingungan, “Sekarang aku sedang bersama Warren pergi ke Perusahaan Besar Tsu, bagaimana pun juga setelahnya akan bekerja sama dengan mereka, jadi kurasa ada harus mengecek ke lokasi sebentar.”

“Begitukah,” Suara Ellie dari balik telepon terdengar sedih, “Kalau begitu Alexander kamu jangan terlalu lelah.”

“Baiklah.” Alexander menganggukan kepalanya, lalu berkata, “Ellie, meski aku tidak bisa menemanimu makan, tapi Kakak Angkat akan menemanimu, jangan pilih-pilih makanan, mengerti?”

Ellie dari balik telepon tertawa dengan lembut: “Aku tahu, Alexander. Aku tidak akan mengganggu kerjamu!”

“Hm.” Alexander mengangguk, dengan sabar menunggu hingga Ellie menutup telepon, barulah menyimpan kembali ponselnya sendiri.

Adegan ini, semuanya terdengar dan terlihat oleh Warren yang sedang mengemudi, ia sembari mengemudi, sembari memandang Alexander: Kakak dia ……, ada apa dengan ini? Jelas-jelas pergi menjemput Kimberly, mengapa Kakak mengucapkannya menjadi tugas kantor yang sangat penting? Bukankah selama ini Kakak tidak pernah berbohong pada Kakak Ipar?! Sebenarnya apa yang terjadi?

“Perhatikan jalan, jangan melihatku.” Alexander yang duduk di samping mengingatkan dengan wajah tanpa ekspresi.

Warren pun kembali memandang ke depan, ia memandang jalan raya sambil terdiam cukup lama, lalu ia bertanya: “Kak, apakah ada yang bisa kubantu?”

Warren dan Alexander sudah saling mengenal selama beberapa tahun, menurut pemahamannya akan Alexander, yang dilakukan Kakaknya pasti ada alasannya, sedangkan jika Alexander tidak berinisiatif mengatakan alasannya, Warren juga tidak akan bertanya.

Hanya saja, meski tidak tahu apa-apa, Warren pasti akan berbuat selayaknya yang akan dilakukan saudara dan teman, yaitu, mengimbangi Alexander, menyelesaikan hal yang ingin dia selesaikan.

Alexander tertawa ringan, berkata: “Kamu pura-pura tidak tahu apa-apa saja sudah cukup.”

Warren mengangguk dengan serius, lalu tidak berbicara lagi.

Di dalam toko baju terbesar di Kota H ……

Dengan kerjasama Kimberly yang maksimal, maka syuting MV iklan berjalan dengan sangat lancar, bagian pertama tentang iklan rangkaian pakaian gadis remaja, sudah selesai.

Sekarang, mulai mengambil gambar untuk iklan rangkaian pakaian wanita kantor.

Tema syuting adalah dua gadis sedang berjalan ke kantor, lalu melayani kantornya masing-masing, karena kehebatan keduanya, tidak bisa dihindari ketika keduanya bertemu di dalam satu proyek, mereka pun menjadi lawan bersaing.

Beberapa adegan awal syuting dengan lancar, tapi tokoh gadis yang diperankan Kimberly dan gadis yang diperankan Isabel ketika saling bertatap mata, selalu tidak bisa didapatkan gambar yang bagus.

Adegan ini membutuhkan tatapan keduanya membawa rasa “hormat, putus asa, menghargai, bertanding, bertolak belakang”, tapi karena beberapa hari ini pertengkaran di antara Kimberly dan Isabel semakin lama semakin hebat, keduanya langsung bertengkar jika bertemu, tatapannya hanya tersisa kemarahan, akan tatapan mata yang rumit seperti itu, mereka yang profesional pun sulit untuk melakukannya dengan tepat.

Akhirnya, ketika melakukan syuting untuk pengambilan gambar terakhir, sutradara juga marah, setelah ia meneriakkan “cut”, ia pun memandang Kimberly dan Isabel dengan putus asa, berkata: “Bagaimana kalau kalian istirahat dulu sebentar, pikirkan baik-baik tentang jalur pikiran dan emosi tokoh, kita akan syuting lagi nanti!”

Kimberly dan Isabel juga sudah sangat lelah, mendengar ucapan sutradara, tanpa saling bertatapan, mereka mengangguk pada sutradara, lalu berjalan ke arah berlawanan.

Melihat tokoh utama sudah pergi, lagi-lagi sutradara berteriak pada wakil sutradara: “Di mana wakil sutradara? Lampu gantung di atas kepala Kimberly kurang gemerlap, pencahayaannya juga buruk, kamu carilah orang untuk mengelap lampu, ganti dengan lampu yang lebih terang! Install ulang!”

“Baiklah baiklah!” Wakil sutradara mengangguk dengan patuh, langsung memanggil beberapa orang, menurunkan lampu gantung itu, dan mencari beberapa orang untuk mengelapnya.

Fellis selalu menemani di sisi Kimberly, mendengar sutradara meneriakkan cut, ia langsung memberi Kimberly yang hanya menggunakan baju kerja tipis sebuah jaket.

Sembari memberi Kimberly air hangat, Fellis sembari mengomel: “Aku bilang, jangan terus mendendam, kamu dan Isabel terus bertengkar, akhirnya akan menghambat pekerjaanmu sendiri.”

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu