The Comeback of My Ex-Wife - Bab 224 Mata yang Berkedut

Awalnya, Fellis sudah merasa malu setelah mendengar Joy becerita tentangnya. Terlebih lagi, ketika Alexander menatapnya, wajahnya bahkan lebih memerah. Sehingga Fellis pun memandang Joy, lalu berkata: "Joy, jangan bicara omong kosong. Aku merasa kamu sedang berada dalam proses pertumbuhan, sehingga tidak baik jika terlalu banyak memakan camilan!"

"Jadi Ibumu memberikan camilan itu kepada Superman demi kebaikan dirimu. Ibumu benar-benar menyayangimu. Setelah Joy tumbuh dewasa, kamu harus lebih mencintai Ibumu!" Alexander menundukkan kepalanya, berkata kepada Joy dengan serius.

"Baiklah." Joy mengangkat bahu kecilnya, lalu berkata: "Tidak peduli apakah Ibu benar-benar memberikannya kepada Superman atau Ibu yang memakannya secara diam-diam, aku akan tetap mencintai Ibuku."

Mendengar Joy mengatakan hal seperti itu, Fellis hampir menyemburkan seteguk darah keluar, ternyata Joy sudah tahu bahwa Fellis telah menipunya selama ini!

Tapi bagaimana bisa Joy memberi tahu Alexander tentang hal yang memalukan seperti ini! Hanya karena seorang paman, Joy telah melupakan Ibunya!

Fellis sungguh merasa marah, tetapi dia tidak tahan untuk mengomeli Joy. Dia pun melangkah maju, lalu mengambil mangkuk kecil itu dari tangan Alexander: "Sejak kapan kalian mulai berbicara tentang aku? Alexander, aku tidak akan memberimu mangkuk ini ! Tidak akan ada bubur untuk dimakan di waktu yang akan datang!"

Ketika mendengar Fellis mengatakan hal ini, tanpa sadar dia menjadi kehilangan semangatnya. Alexander terdiam sesaat, lalu berkata: "Memang benar, aku tidak akan bisa memakan bubur yang kamu buat sebentar lagi."

"Paman, tenanglah. Ibuku hanya membuatmu takut saja. Kamu telah menyelamatkan hidupnya. Jika kamu ingin memakan bubur, dia pasti akan memberikannya kepadamu." Joy menepuk lengan Alexander untuk menghiburnya.

Tetapi Alexander tetap menggelengkan kepalanya, dengan nada suara yang terdengar sangat menyesal: "Namun, besok aku akan pulang dari rumah sakit, lalu kembali ke villa untuk memulihkan diri. Aku terlalu asyik berbicara dengan kalian, sehingga melupakan hal ini."

Setelah mendengar Alexander mengatakan ini, hati Fellis terasa sungguh aneh. Seharusnya menjadi hal yang menyenangkan jika dia tidak perlu merasa lelah untuk "menebus kebaikannya".

Namun, dia telah mengirim bubur kepada Alexander selama seminggu. Fellis pun tidak tahu mengapam hal ini sudah menjadi kebiasaan yang harus dilakukan. Setelah sarapan setiap hari, dia segera menyiapkan makanan dengan hati-hati, lalu kemudian berdiri di depan guci porselen, memasak bubur untuk Alexander.

Saat ini Alexander tiba-tiba berkata bahwa dia tidak perlu mengirim bubur lagi, ada rasa yang aneh di dalam hati Fellis.

Namun, pada detik berikutnya Fellis merasa lega. Hal ini bukan apa-apa. Dia kebetulan memiliki waktu luang, hanya saja Fellis telah membeli banyak bahan untuk membuat bubur, yang Alexander tidak bisa makan nanti.

Alexander sungguh merasa menyesali, jadi dia mengambil kesempatan untuk meraih dan mengambil kembali mangkuk dari tangan Fellis: "Lagi pula, kamu tidak akan memakan bubur, cukup beri aku mangkuk ini, biarkan aku menyimpannya untuk mengenang seseorang..."

Ketika Alexander mengatakan hal itu,dia segera menggantinya dengan kalimat: "Untuk mengenang bubur."

"Jika kamu tidak berpikir itu aneh, kalu begitu terserah kamu!" Fellis tidak kembali mencoba merebut mangkuk itu. Awalnya alasan dia merebut mangkuk itu untuk menutupi rasa malunya. Tetapi kenyataanya tidak seperti itu, jadi Fellis tidak memusingkan hal itu.

Hanya saja Alexander, yang merupakan seorang presiden yang begitu kejam, mendominasi dan dingin, ingin makan dengan mangkuk merah muda dengan gaya kekanak-kanakan. Fellis merasa bahwa hal ini terlalu aneh. Orang yang melihat hal ini dengan mata kepala sendiri pasti tidak akan mempercayai mata mereka.

Benar saja, setelah Alexander pulih, dia benar-benar membawa mangkuk itu ke kantornya. Ketika dia bekerja lembur di siang atau malam hari, dia selalu makan dengan mangkuk ini.

Ketika Martin pertama kali melihat Alexander makan dengan mangkuk itu, dia mengedipkan mata di sudut matanya, kemudian kembali melaporkan urusan pekerjaan ke kepada Alexander.

Ketika Susan melihat Alexander makan dengan mangkuk ini untuk pertama kalinya, dia mengedipkan mata di sudut matanya dua kali, kemudian kembali melaporkan urusan pekerjaan kepada Alexander.

Ketika Warren melihat Alexander selesai makan untuk pertama kalinya, sudut matanya berkedut tiga kali. Lalu dia menertawakan Alexander dengan mangkuk merah muda kecil itu.

Hari itu, Warren, datang untuk makan, tetapi dia segera diusir oleh Alexander tanpa ragu-ragu. Lagipula dia juga memiliki kontrak sederhana dengannya.

Warren sungguh menyesali hal tersebut, dia sungguh ingin kembali ke waktu diamana dia melihat Alexander makan mangkuk itu, maka dia dengan tulus memuji Alexander lalu memuji mangkuk sungguh indah.

Sayangnya waktu tidak dapat diputar kembali.

Namun, ketika Alexander menggunakan mangkuk ini, ia selalu bekerja lembur. Orang-orang yang dapat memasuki kantornya ketika dia bekerja lembur tentu saja orang kepercayaannya.

Jadi Ellie dan Wayne tidak tahu keberadaan mangkuk ini. Ketika mereka tahu keberadaan mangkuk itu, mereka pun juga tidak akan peduli tentang hal kecil seperti ini. Mereka hanya akan terkejut, bahwa Alexander memiliki pemikiran yang berbeda.

Tentu saja, ini hanya adalah kata-kata.

Setelah Alexander mengambil mangkuk Fellis itu, dia kembali bermain dengan Joy untuk beberapa waktu. lalu dia menyaksikan Fellis bersama Joy pergi meninggalkannya.

Hari berikutnya adalah hari ketika Alexander dipulangkan dari rumah sakit. Tentu saja, Fellis tidak pergi untuk menemuinya. Bagaimanapun juga, Ellie sungguh membenci dirinya. Jika Ellie melihatnya maka tidak baik untuk membalas kebaikannya karena Alexander juga mengatakan bahwa dia telah menyelamatkan orang yang salah. Terlebih lagi, Fellis juga telah memasak bubur selama seminggu dan memberinya sebuah mangkuk murahan, itu sudah cukup.

Sehingga, Fellis hanya dapat berjalan bolak-balik di apartemennya. Melihat hal tersebut, kepala Joy terasa sakit, dia pun meletakkan buku bergambarnya, lalu menatap Fellis: "Bu, apakah kamu memikirkan Paman Gu?"

Fellis, yang sedang berjalan bolak-balik, merasa salah lelah sehingga dia pun segera duduk di sofa kulit pemberian Kimberly: "Siapa bilang aku ingin memikirkan Alexander?! Joy, apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Aku hanya asal berkata, mengapa Ibu begitu salah tingkah." Joy menatap Fellis, dengan tenang mengambil buku bergambar dan kembali membacanya.

"Joy, mengapa dulu Ibu tidak sadar dengan sikapmu yang seperti ini? Ketika aku menitipkanmu di rumah ibu baptismu, setiap kali aku pergi menemuimu, aku hanya melihat adalah wajah kecil yang lugu. Aku sangat tidak tega melihatmu. Tapi sekarang kamu sudah belajar protes dengan ibumu, bukan?"

Fellis segera mengambil buku Joy, lalu melihat putranya: Apakah Joy mewarisi perut hitam Alexander, tetapi itu tidak muncul ketika dia dibesarkan di rumah Stella; atau, Joy sengaja terlihat sangat menyedihkan sehingga dia bisa bersama dengannya.

Semakin Fellis memikirkannya, dia semakin merasa bahwa itulah yang memang terjadi. Dia adalah orang dewasa yang berusia 25 tahun yang telah terperangkap oleh trik seorang anak yang berusia empat tahun. Sayang sekali!

Joy menatap Fellis dengan acuh tak acuh: "Bu, kalau tidak kamu pergi bertemu Bibi Lin saja, kudengar dia sangat sibuk dengan pekerjaan! Pergilah menjaganya! Mainan yang dia belikan terakhir kali sangat lucu

Fellis kembali merasa terganggu oleh topik Joy lagi. Dia menggaruk kepalanya dan merasa bahwa: Memar yang dideritanya sudah lama hilang. Lagi pula, istirahatnya itu sudah cukup. Lebih baik jika dia pergi ke lokasi syuting untuk melihat-lihat.

"Kalau begitu aku akan pergi ke tempat syuting, apakah kamu bisa berada di rumah sendirian?" Fellis menatap Joy.

"Tentu saja." Joy mengangguk, "Setelah kamu pergi, aku dapat bisa membaca dengan tenangi!"

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi!" Fellis tidak tahu sejak kapan Joy menjadi begitu mandiri, juga memiliki ide dan pemikiran sendiri.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu