The Comeback of My Ex-Wife - Bab 390 Kedua Mata yang Terluka

Sore hari di mana Fellis diculik ……

Kimberly sendirian menjinjing tasnya, berjalan kembali ke apartemen dengan sedih: Akhir-akhir ini terjadi terlalu banyak hal, pertama ia melihat Ellie bersama dengan seorang pria asing, lalu ia mencari gara-gara dengan Ellie; kedua adalah rumah Fellis yang diterobos, lalu ijin satu minggu dan tidak pergi bekerja, hari ini ia menelepon beberapa kali, tapi tidak satu pun yang diangkat Fellis!

Terakhir, yang membuat Elisha paling kecewa, tadinya ia dan Martin yang sudah sepakat akan makan bersama setelah pulang kerja, tapi Martin membatalkannya, ketika menelepon pun tidak diangkatnya, Elisha marah sehingga memesan taksi dan pulang.

Saat ini, matahari sudah terbenan, langit mendung, Elisha menundukkan kepalanya, menggunakan sepatu mahal yang diberikan Martin padanya, menendang kerikil kecil di pinggir jalan.

“Benar-benar ……” Sekarang Elisha masih marah pada Martin, “Jika ada urusan dan tidak bisa datang, kan bisa menelepon terlebih dahulu! Apa-apaan ini membiarkanku sendirian!”

Selesai Elisha berbicara, ia pun semakin marah, lagi-lagi menendang dengan kuat tanah yang tidak bersalah.

Saat ini, ponsel di dalam tasnya berdering, Elisha mendengar nada dering, bibirnya pun tersenyum, sedetik kemudian ia pun kembali cemberut, ia mengulurkan tangan mengambil ponselnya, terlihat Martin menelepon.

“Huh!” Elisha menolak telepon dari Martin dengan kesal, “Siapa suruh meninggalkanku sendirian! Aku tidak akan dengan mudahnya menjawab teleponmu, biar dirimu panik!”

Baru saja menolak panggilan telepon, lagi-lagi ponselnya berdering, lagi-lagi Elisha menolak panggilan itu.

Lalu begitu terulang selama 4 sampai 5 kali, barulah amarah Elisha mereda setengahnya, ia menjawab panggilan Martin sambil cemberut: “Apa?”

“Elisha, sungguh maaf!” Sikap Martin sangat tulus, jika ada masalah pasti tidak akan mencari alasan, kalimat pertama yang diucapkannya adalah maaf.

“Kenapa minta maaf?” Ketika mendengar Martin meminta maaf, Elisha pun sudah memaafkannya di dalam hati, tapi di mulut ia masih tidak memaafkannya, “Kamu tidak melakukan kesalahan apa pun, untuk apa kamu minta maaf!”

“Sungguh maaf, Elisha.” Martin menjelaskan dengan serius, “Masalah yang terjadi hari ini datang begitu tiba-tiba, aku tidak bisa pergi begitu saja!”

Mendengar suara Martin yang panik, Elisha pun tidak asal marah lagi, bagaimana pun juga masalah yang bisa membuat pria tampan ini panik, pastilah masalah besar, ia langsung memegang erat ponselnya, bertanya dengan penuh perhatian: “Tampan, apa yang terjadi?”

“Aku ……” Martin dari sisi satunya membuka mulut, tapi tidak mengatakan apa-apa, ia menghela napas, memikirkan masalah yang terjadi sore hari ini.

KEtika pagi, ia dan Direktur Gu pergi ke kantor polisi, memberikan bukti perbuatan melanggar hukum dari Ellie dan Wayne, tadinya masalah ini berjalan dengan lancar, tapi datang sebuah berita dari Joseph, Ellie sama sekali tidak rawat inap.

Belum sempat ia dan Direktur Gu memikirkan apa yang terjadi, pengawal yang terus bertanggung jawab mengawasi Fellis menelepon, mengatakan Fellis hilang!

Sejak saat itu, Direktur Gu mencari Fellis seperti orang gila, sekarang semua orang di Perusahaan Besar Gu menghentikan pekerjaan mereka, dan mencari Fellis, bahkan Jackson dan Warren juga ditugaskan mencari Fellis, hanya saja tidak ada orang lain yang tahu.

“Tampan, katakanlah, sebenarnya apa yang terjadi?” Mendengar Martin yang tidak jadi berbicara, Elisha pun merasa masalah ini sangat serius.

“Tidak apa-apa.” Akhirnya Martin tetap tidak menyampaikan masalah itu pada Elisha, jika ia tahu, maka ia akan khawatir. Tunggu hingga Fellis ditemukan, barulah memberitahukan masalah ini padanya.

Martin terdiam sejenak, lalu berkata: “Hanya saja masalah di perusahaan, tapi sangat merepotkan, jadi dekat-dekat ini aku tidak bisa mencarimu, kamu harus merawat diri sendiri dengan baik, Elisha.”

“Hm, kamu selesaikan saja dulu masalahmu!” Elisha mengangguk dengan penuh perhatian, tapi ia pun menambahkan satu kalimat, “Tunggu hingga kamu selesai, kamu harus menemaniku!”

“Aku janji!” Nada bicara Martin sangat serius, ia tidak pernah ingkar janji, tidak dikira pertama kalinya ingkar janji, adalah pada orang yang dicintainya, jadi, tunggu hingga Fellis ditemukan, ia pasti tidak akan mengecewakan Elisha lagi.

“Baiklah kalau begitu!” Mendengar janji Martin, Elisha pun menjadi lebih ceria, “Sekarang aku sudah hampir sampai di rumah, kamu cepatlah selesaikan masalahmu.”

“Baiklah.” Martin mengangguk, ia merasa, bisa menemukan gadis yang pengertian dan imut adalah keberuntungan terbesar dalam hidupnya.

“Kamu matikan saja teleponnya, cepatlah pergi.” Elisha menunjukkan sikap pengertiannya dengan baik.

“Baik. Hati-hati di jalan.” Mendapatkan maaf dari Elisha, Martin pun memperingatinya, lalu menutup telepon.

Elisha menutup telepon dengan gembira, berjalan dengan langkah kaki yang ringan dan cepat.

Jalan ini adalah jalan yang lebih sepi, hanya dengan melewati jalan ini, barulah Elisha bisa kembali ke apartemennya, kedua sisi jalan dipenuhi buah dari pohon Holly, karena datangnya musim semi, buah Holly tumbuh dengan baik.

Elisha mengulurkan tangan dan merawa buah Holly yang baru tumbuh, tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari balik tubuhnya, ia mengerutkan alis, menoleh untuk melihat.

Hanya terlihat seorang pria dengan badan tinggi besar berjalan tergesa-gesa ke arahnya, ia menggunakan pakaian hitam dan hoodie, celana berwarna abu-abu, dan juga sepasang sepatu olah raga, juga memakai topi dan masker, Elisha sama sekali tidak bisa melihat jelas seperti apa rupanya, kedua tangan pria itu diletakkan di balik punggung, seperti sedang mengambil sesuatu.

Tanpa sadar punggung Elisha terasa dingin, ia perlahan berbalik, cukup tegangn.

Semakin lama suara langkah kaki itu semakin dekat, Elisha langsung menggenggam tasnya, dengan cepat berjalan ke depan.

“Sss sss sss ……” Ketika sepatu olahraga itu bergesekan dengan tanah, ia mengeluarkan suara, Elisha ketakutan dan menelan ludah, perlahan mengambil ponselnya: bagaimana kalau pura-pura menelepon, dengan begitu akan sedikit lebih aman.

“Hei.”

Sebuah suara rendah seorang pria terdengar dari balik tubuh Elisha, satu tangannya memegang pundak Elisha, tangan Elisha yang diletakkan di dalam tas pun mematung, ia menggigit bibirnya, tidak menolehkan kepala.

Setelah berpikir satu dua detik, Elisha mengambil ponselnya dengan cepat ……

Hanya terdengar suara “Brak”, Elisha terjatuh di tanah.

Wanye memegang tongkat bisbol yang memiliki bercak darah di tangannya, ia menyipitkan mata: Elisha, anggap saja kamu sial, siapa suruh kamu melihat yang tidak seharusnya dilihat? Meski mungkin saja dari dulu Alexander sudah mengetahui hubungannya dengan Ellie, tapi, tingkahmu sudah membuat marah Ellie, ini adalah hukuman yang seharusnya kamu terima!

Wayne melemparkan tongkat bisbol itu ke tanah, dari dalam kantongnya ia mengeluarkan sebuah pisau belati, ia menunduk, memegang rambut Elisha.

“Ah ……” Elisha mengerutkan alisnya kesakitan, dahinya masih mengalir darah, kepalanya terasa pusing, samar-samar ia melihat sebuah pantulan sinar memasuki matanya, menyakitkan hingga tanpa sadar ia memejamkan matanya.

Cahaya itu, adalah pantulan sinar belati tajam.

Wayne mengambil belati itu, menatap mata Elisha, menyayatnya dengan kejam.

“Ah!!!”

“Ah!!!”

Elisha yang pusing berteriak pada seorang Kakek tua di seberang jalan yang sedang membawa anjing.

Hanya saja, suara Kakek itu dipenuhi rasa terkejut, sedangkan suara Elisha, dipenuhi rasa sakit yang tidak bisa dibayangkan.

Wayne menengadah dan melihat Kakek yang memegang anjing dan masih berdiri di tempat sembari gemetaran, ia bergumam dengan geram, ia pun berdiri, mengambil tongkat bisbol yang sudah dipenuhi darah Elisha, mengambil belati yang sudah menyayat mata Elisha, dengan cepat naik ke sebuah mobil dan pergi.

Kakek itu terpaku cukup lama, barulah ia teringat akan sesuatu, ia berlari menghampiri Elisha dengan gemetaran, ia melihat kedua mata Elisha yang mengeluarkan darah dengan panik, ia berteriak: “Nona, bagaimana? Tahan sebentar, aku akan langsung menelepon 120!”

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu