The Comeback of My Ex-Wife - Bab 238 Kalau bisa turun tangan, maka diusahakan jangan pakai mulut!

Stella dibuat emosi hingga bergemetar, tapi suaranya masih tetap tenang, kalau dia panik sekarang, hanya akan membuat wanita itu semakin lagak!

Stella menahan amarahnya, lalu memberitahu wanita itu tempat dan jam ketemuan mereka, kemudian langsung mematikan telepon.

Meskipun Stella masih termasuk tenang, tapi Fellis yang disamping sudah hampir meledak emosinya, ada apa dengan masyarakat sekarang? Yang pria tidak setia dan tidak tahu balas budi, yang orang ketiga sampai berani demikian? Kalau di Taiwan, setidaknya masih dianggap pelanggaran hukum, yaitu merusak hubungan keluarga.

Tapi bagaimana dengan hukum di China? Tidak memberikan pembatasan untuk orang ketiga dari sisi hukum! Jadi mereka begitu berani keterlaluan!

Fellis sangat emosi sekali, ditatapnya Stella : “Stella, kalau memang memutuskan untuk menemui wanita itu, maka kita harus baik-baik menemuinya! Ayo, kita pergi belanja!”

Selesai bicara, Fellis menarik Stella yang berbaring di ranjang : “Kita beli perlengkapan make-up yang banyak, pakaian yang banyak, mengunggulinya dari semua aspek!”

Stella juga mengangguk tegas, dia menyemangatkan diri, dan mulai bersiap-siap untuk keluar.

Setelah keliling seharian, akhirnya Fellis dan Stella menemukan pakaian yang disukai, lalu keduanya pun makan besar, serta berlari sana-sini di jalan raya besar di tengah angin malam musim dingin.

Mereka bermain sampai capek, Stella langsung ketiduran setelah pulang ke rumah sakit.

Keesokan harinya adalah waktu pertemuan Stella dengan wanita itu.

Pagi-pagi, Fellis datang ke rumah sakit dengan membawa berbagai perlengkapan make-upnya, serta aksesoris yang diberikan oleh Kimberly.

“Stella, cepat bangun, aku dandanin kamu!” Ujar Fellis sambil langsung menarik Stella keluar dari selimut.

Sedangkan Stella juga sangat bekerja sama, membiarkan Fellis meriasnya.

Melalui dandanan Fellis selama dua jam, Stella yang berbeda dari biasanya berdiri dihadapan Fellis.

Dandanan di wajah Stella sangat natural, menutupi kelesuannya yang sebelumnya.

Karena bentuk wajahnya mungil, sangat cantik, pembawaan dirinya juga lembut, jadi Fellis memadukannya dengan mantel berwarna merah mencolok, dengan gaun pendek warna hitam model leher rendah, lalu ditambahkan lagi dengan kalung mutiara yang Kimberly berikan ke Fellis. Dengan demikian, Stella tampak berkilau serta meningkatkan kharismanya.

Di saat yang bersamaan, Fellis juga mengatur rambut Stella secara sederhana, yang tadinya berwarna kuning pucat, menjadi hitam berkilau, Fellis mengeritingnya menjadi gelombang, kemudian memakai topi baret yang miring.

Sedangkan Fellis sendiri, dia hanya sedikit merias, sebagai orang yang hanya menemani Stella, ia memakai mantel panjang berwarna coklat muda, dalamannya berupa kemeja putih dengan celana jeans, serta sepatu bot datar warna coklat.

Rambut berkilaunya diikat ekor kuda, kemudian digulung, kelihatan bersih dan rapi.

Penampilannya ini adalah persiapan untuk perang, Fellis sudah memikirkan semuanya, kalau nanti berkelahi, sepatu bot yang datar tidak akan membuat dia terpeleset, gulungan rambut yang sempurna tidak akan bisa ditarik oleh wanita itu.

Meskipun Fellis tidak pernah berkelahi dengan orang, tapi Stella adalah teman baiknya, maka dia harus melindungi Stella, kalau wanita selingkuhan tersebut keterlaluan, maka Fellis hanya punya satu prinsip : Kalau bisa turun tangan, maka diusahakan jangan pakai mulut!

Fellis menunggu Stella selesai mempersiapkan diri, lalu bersama-sama ke tempat yang dijanjikan.

Ini adalah kafe yang bernuansa hangat, di dalamnya memutar musik lembut, sikap pelayannya juga lebih baik.

Fellis menatap wajah tersenyum pelayan yang tidak tahu apa-apa, dalam hatinya berpikir, kalau nanti berkelahi, kira-kira harus ganti rugi berapa untuk meja kursi yang dirusakkan.

Setelah Fellis dan Stella duduk, mereka masih menunggu agak lama sampai mereka hampir menghabiskan segelas kopi, barulah muncul seorang wanita yang berpakaian terbuka dan berdandan menor.

Baru saja Fellis ingin berbicara, tampak ada beberapa wanita lain di belakangnya.

Beberapa wanita tersebut melihat kanan kiri, melihat Fellis sedang berdiri di sana dan melototi mereka, mereka pun datang sambil tertawa.

Para wanita itu juga sungguh tidak sungkan, tanpa mengatakan apa-apa, mereka langsung satu per satu duduk di hadapan Fellis dan Stella.

Tapi pakaian mereka yang seperti ini, Fellis dan Stella malah tidak bisa menebak wanita mana yang menggoda Aiden, karena di depan mereka, ada sekelompok wanita yang kurang lebih sama!

Fellis menatap para wanita yang bentuk wajahnya V namun tampak siluman ular ini, dia merasa wanita selingkuhan ini licik : pasti sudah lama menjadi selingkuhan orang, jadi sudah berpengalaman! Makanya dia memanggil sekelompok orang, jaga-jaga kalau nanti berkelahi, Fellis menatap dirinya sendiri, kemudian Stella yang dari luar tampak mewah dan berkilau, namun sebenarnya penuh kepedihan di hati, ia merasa mereka berdua bukanlah lawan dari sekelompok wanita berbisa ini.

“Di antara kalian siapa yang menggoda Aiden?” Tanya Fellis dengan garang sambil menatap sekelompok orang yang di depannya.

“Jangan bilang menggoda, tidak enak didengar sekali! Kamu sendiri yang payah, masih menyalahkan wanita lain lebih cantik dari kamu?” Ujar salah satu dari mereka.

Fellis mengamatinya, cara berpakaiannya memang mirip dengan wanita yang dia lihat dipintu rumah sakit : mantel bulu berkualitas rendah, rok bulu, model rambut yang berlebihan, serta dandanan yang menor.

Fellis tertawa, lalu berbicara dengan mengejek : “Sungguh tidak tahu diri, kalau wajah kamu yang seperti itu termasuk cantik, berarti anjing liar di daerah perumahan kami sudah bisa ikut ajang kecantikan.”

“Hehe, memangnya kenapa dengan wajah V aku? Kalau aku tidak cantik, mengapa Aiden masih mau sama aku?” Wanita itu tampak congak sekali.

“Itu karena Aiden sekarang sudah sakit, jadi suka makan kotoran.” Fellis menaikkan bola mata dengan meremehkan.

“Bicara seperti apa kamu ini? Jadi kamu istri payahnya itu?” Wanita tersebut mengamati Fellis, di kepalanya berpikir : “Selain tidak pandai berdandan, mukanya masih lumayan!”

“Kamu yang payah, kalian satu keluarga semua payah!” Fellis mengepalkan tinju, rasanya ingin sekali langsung meninju wanita berbisa ini sampai terkencing-kecing.

“Marah? Apakah kamu tidak tahu Aiden selalu mengatai kamu begitu di depanku?” Ujar wanita berbisa tersebut dengan bangga.

Baru saja wanita berbisa itu selesai bicara, yang tadinya masih memegang kopi dengan tenang, tersentak sampai hampir menumpahkan kopi ke meja.

“Stella, kamu tidak apa-apa bukan?” Fellis segera megambil kopi tersebut dari tangan Stella, lalu mengambil tisu membantunya mengelap tangan.

“Stella?” Gumam wajah berbisa itu, ditatapnya Stella dan bertanya, “Aiden pernah bilang ke aku wanita payah itu bernama Stella, ternyata kamu yang namanya Stella!”

“Tutup mulutmu! Dasar wanita siluman ular!” Fellis melototinya, meskipun Stella masih tidak berekspresi, tapi dia bisa merasakan tangan Stella sudah mulai gemetar.

Fellis juga tidak tega terhadap Stella, kalau dipikir dari sisi Stella, mana mungkin tidak sedih ketika tahu suami yang dulu bersamanya setiap hari, yang dia cintai dengan setulus hati malah merendahkan dia seperti itu?!

“Akku tidak apa-apa.” Stella menggeleng, memaksakan diri tersenyum ke Fellis, “Fellis, duduk dulu baru bicara.”

Fellis sangat emosi, tapi pada akhirnya dia tetap duduk.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu