The Comeback of My Ex-Wife - Bab 56 Tak Lagi Berhubungan

"Baiklah, terima kasih Jackson," jawab Fellis pasrah.

Melihat wajah Fellis, Jackson pun mengulurkan tangannya. Ia menyelipkan rambut Fellis yang terjuntai lembut ke belakang telinganya.

Fellis terkejut oleh sikap Jackson ini, rasa geli di telinga dan pipinya membuat wajahnya memerah.

Tak bisa dipungkiri, degup jantung Fellis bertambah cepat. Ia mendongak, dan mendapati Yansen masih menatapnya dengan lembut dan tanpa sungkan.

"Fellis, sebenarnya, ada yang ingin kukatakan padamu kemarin," kata Jackson lembut sambil menatap Fellis. Ia ingin mengambil kotak flanel dari dalam sakunya.

Di dalam kotak itu terdapat sepasang anting karang. Anting karang ini adalah saat di mana ia mulai benar-benar peduli pada Fellis, jadi, sebagai permulaan r\asa bagi keduanya, anting ini akan sangat bermakna.

Namun Fellis jadi tak tenang. Ia yakin, Jackson pasti tak tahu kalau dirinya pernah menikah dengan Alexander serta memiliki Joy.

Ia mengakui kalau dirinya punya rasa terhadap Jackson, tapi ia tak bisa memahami perasaan ini. Ia tak tahu apakah perasaannya terhadap Jackson adalah karena kesepian dan mendambakan kehangatan, ataukah, karena tulus mencintainya?

Kalaupun ia tulus mencintainya, dia juga tak bisa mengiyakan Jackson dalam kondisi dia tak tahu apa-apa tentang masa lalunya!

Memikirkan hal ini, Fellis pun bangkit berdiri dan memotong kata-kata Jackson, "Direktur Tsu!"

Jackson agak dibuat bingung oleh reaksi keras Fellis, ia mengira Fellis juga punya rasa terhadapnya, "Kenapa, Fellis?"

"Aku, aku tiba-tiba teringat sesuatu," Fellis menatap Jackson, ia agak sibuk menghindar.

"Sesuatu apa? Apakah mendesak?" Jackson juga berdiri, "Apa aku bisa membantu sesuatu?"

"Tidak, tidak, tidak perlu merepotkanmu, aku hanya...hanya..." Fellis menggigit bibirnya, "Aku hanya tiba-tiba teringat, minggu depan aku mau menemui putraku, jadi harus bersiap-siap dulu."

Akhirnya ia mengatakannya!

Dalam ketegangannya, Fellis menghembuskan napas lega. Ia tak ingin membohongi siapa pun, sekalipun itu Jackson Tsu yang disukainya!

"Apa?" Wajah Jackson dipenuhi keterkejutan. Ia memegang pundak kurus Fellis dengan kuat sambil bertanya kaget, "Kau sudah menikah? Fellis!"

Fellis mendesah. Ia berpikir sejenak, lalu mendongak dan menatap mata Jackson lurus-lurus, "Ya, aku tak hanya sudah pernah menikah, aku juga sudah bercerai. Aku punya seorang putra dari mantan suamiku, sekarang usianya 4 tahun," kata Fellis dengan serius.

Fellis bisa merasakan kedua tangan Jackson di atas pundaknya perlahan []kehilangan tenaga sampai akhirnya terjatuh.

Bagi Jackson, berita yang keluar dari mulut Fellis ini bagaikan petir di siang bolong. Entah sebanyak apa rasa sukanya terhadap Fellis, semuanya terserak oleh kenyataan yang tiba-tiba ini.

Jackson menundukkan kepalanya, untuk sesaat ia tak tahu harus berkata apa. Kotak anting itu masih diam tersembunyi di dalam sakunya, tapi ia tak lagi punya keberanian untuk menyatakan cinta pada Fellis.

Jackson mendongakkan kepala, menatap Fellis dengan rasa tak percaya. Fellis masih tetap cantik, bulu matanya lebat dan lentik, wajahnya yang tanpa riasan tampak mulus bercahaya, tapi Jackson merasa seperti tak lagi mengenalnya. Mengapa jadi begini? Bagaimana ia bisa menerima kenyataan ini?!

Fellis menunduk, tak berani melihat Jackson. Ia menggigit bibirnya. Alisnya berkerut jadi satu. Reaksi Jackson ini, sudah diantisipasinya.

Saat itu Fellis sama sekali tak mengira kalau Jackson bisa memiliki rasa kepadanya, jadi ia tak pernah menyebut tentang hal ini padanya.

Tapi kini, Fellis mendapati kalau Jackson sepertinya memang sedikit menyukainya.

Jadi, dia harus menjelaskan keadaannya pada Jackson. Ini semua demi kebaikan Jackson, terlebih ini adalah prinsip hidupnya.

Kini, Fellis akhirnya mengatakan keadaannya pada Jackson. Reaksi Jackson, Fellis juga sudah melihatnya.

Dalam segenap kekecewaannya, yang lebih banyak dirasakan Fellis adalah kelegaan.

Jadi, masalah ini pun berlalu seperti ini. Jackson pun tak mengatakan apa-apa lagi kepada Fellis, jadi mereka masih tetap sahabat!

Memikirkan hal ini, Fellis pun mendongak dan tersenyum pada Jackson, "Direktur Tsu, sekarang sudah larut, aku harus pulang. Cepat beristirahatlah!"

Setelah berkata begitu, Fellis membuka pintu ruang menggambar dan pergi.

Jackson menatap pintu ruang menggambar yang tertutup rapat. Ia merenung dalam-dalam...

Angin malam selalu lebih bengis daripada angin siang. Fellis yang mengenakan kemeja tipis berjalan menyusuri tepi sungai. Cahaya lampu di kejauhan tampak lebih terang. Deburan air menghantam sisi sungai, membawa gelembung-gelembung udara.

Fellis menunduk memandangi ujung kakinya. Ia merasa jalan di hadapannya tak terukur panjangnya.

Jackson bukan orang pertama yang punya rasa terhadapnya, juga bukan orang pertama yang mundur setelah mengetahui kenyataan bahwa dirinya sudah pernah menikah dan memiliki anak.

Fellis sudah terbiasa dengan hal ini. Apalagi, ia dan Jackson bukan orang dari dunia yang sama. Yang satu adalah pemuda dengan masa depan cerah, punya talenta yang luar biasa dan kondisi keuangan yang stabil, sementara dirinya hanyalah pegawai rendahan yang sudah bercerai dan memiliki anak.

Fellis bukannya rendah diri, ia hanya logis dan tahu diri, menyadari jarak yang terbentang di antara keduanya.

***

Keesokan harinya adalah hari minggu. Setelah Fellis memperjelas keadaannya pada Jackson kemarin, keduanya tak lagi berhubungan. Tapi sisi baiknya adalah, rancangan awalnya sudah jadi.

Hari ini pagi-pagi sekali, Fellis menelepon perusahaan Alexander. Namun karena tidak membuat janji sebelumnya, teleponnya dialihkan beberapa kali sebelum sampai ke kantor Alexander.

Saat Alexander mengetahui bahwa yang meneleponnya adalah Fellis, ia juga sangat heran. Ia mengira Fellis datang untuk meminta harta bagiannya saat bercerai dulu. Memikirkan hal ini, Alexander sangat senang, bagaimanapun, dengan Fellis meminta harta itu, hatinya tak akan tertekan oleh perasaan aneh itu lagi.

Namun, setelah menerima telepon itu, ia baru sadar kalau dirinya salah.

"Kau ingin mengukur baju untuk Ellie?" Setelah mendengar permohonan Fellis, Alexander baru ingat kalau ia pernah meminta Fellis untuk membuatkan Ellie pakaian.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu