Wonderful Son-in-Law - Bab 737 Kamu Mengerti Maksudku

Melihat Cameron Lin tidak menunjukkan sikap apapun, membuat Regina Lin sangat gugup, dia dengan hati-hati memperhatikan perubahan wajah Cameron Lin.

Saat ini tatapan mata yang tajam dari Cameron Lin memberikan tekanan yang besar kepadanya, seperti berilusi sedang menghadapi kakeknya yang kejam.

Cameron Lin baru kembali dari Kota Di ke Keluarga Lin di Langya, lalu kali ini dia ditugaskan oleh Ratu ke Jizhou malah semakin menyebabkan masalah yang besar.

Reputasi Cameron Lin seketika berubah menjadi besar, Regina Lin juga sengaja mencari tahu asal dari atasannya ini.

Dia adalah cucu luar dari Oliver Lin, anak dari bibi Clarence.

Sebelumnya dia sudah memiliki reputasi yang besar di Kota Di, dia adalah Tuan Muda Cameron Kota Di yang memiliki harta berlimpah dan kedudukan yang tinggi.

Setelah itu dia kembali ke Cangzhou dan membunuh Tuan Muda Kedua Larry Lin, bahkan Senior Kedua yang memiliki kekuatan yang hebat pun tidak bisa mengalahkannya.

Gossip yang beredar Cameron Lin adalah orang yang kejam, dia bahkan membunuh Tuan Muda Kedua begitu saja, dari hal ini bisa dilihat seberapa kejam dirinya.

Sekarang bawahannya sudah menyusahkan Cameron Lin, jadi Regina Lin tidak tahu akankah Cameron Lin marah besar dan turun tangan kepadanya.

“Tuan Muda Ketiga, aku sudah menyuruh semua pemegang saham di perusahaan untuk menyambutmu, juga sudah menyiapkan acara penjamuan untukmu, apakah anda ingin pergi ke acara itu bersamaku? Aku akan mengatakan kepada semua orang kesalahanku.” Regina Lin terlihat tegang, bertanya dengan hati-hati.

“Ini……” Melihat Regina Lin yang terlihat cemas, Josephine Huang juga ikut menjadi cemas.

Dia sudah mengikuti Nona Besar Lin dalam waktu lama, baru inilah dia melihat Nona Besar dalam keadaan yang cemas.

Kratak.

Tiba-tiba Josephine Huang langsung berlutut di depan kaki Cameron Lin.

“Tuan Muda Ketiga, aku benar-benar tahu salah, aku harapa kamu bisa memaafkanku. Aku, aku benar-benar tidak bermaksud demikian, mulutku ini memang harus di pukul.” Saking terkejutnya Josephine Huang hampit meneteskan air matanya, memohon ampun kepadanya.

Cameron Lin menggelengkan kepala, dia sangat malas melihat Josephine Huang, ketiak dia ingin berbicara kepada Regina Lin.

Tut tut.

Pada saat ini ponsel Regina Lin berbunyi.

Dia melihat sekilas ponselnya, ekspresinya terlihat sedikit ragu, melihat kearah Cameron Lin, meminta izin berkata : “Tuan Muda Ketiga, Tuan Muda Besar yang menghubungiku.”

“Herman Lin menghubungimu?” Cameron Lin terlihat tertarik.

Dilihat dari ekspresi wajah Regina Lin, ini memang kesalahannya dalam pekerjaan, jadi tidak mengatur orang untuk menjamu diriku, bukannya dia sengaja menyulitkan diriku.

Jika dilihat dari kedudukan Regina Lin adalah keponakan dari Tuan Muda Besar. Hanya saja Herman Lin adalah anak tunggal, jadi hubungannya dengan Regina Lin tidak terlalu dekat.

“Tuan Muda Ketiga. Tadi aku juga menerima panggilan dari Tuan Muda Besar, dengar-dengar anda sudah sampai di Jizhou, jadi ada hal yang ingin dibicarakan dengan anda.” Regina Lin berkata dengan serius.

Cameron Lin berkata : “Angkatlah.”

Regina Lin menganggukkan kepala, mengangkatnya.

“Regina. Apa kamu sudah bertemu dengan Cameron Lin?”

Dibalik telepon itu terdengar suara datar yang menyeramkan.

“Sudah, aku sudah ebrtemu dengan Tuan Muda ketiga.” Regina Lin menjawab dengan serius.

“Bagus, beritahu Cameron Lin, aku ingin berbicara dengannya.”

“Iya.”

Regina Lin melihat kearah Cameron Lin, berkata : “Tuan Muda Ketiga, Tuan Muda Besar ingin mencari anda.”

Cameron lin menerima ponsel itu, dan didekatkan ke telinga.

“Adik Ketiga, aku sekarang sedang berada di tempat lain, tidak berada di kota, jadi aku tidak bisa menjemputmu.” Herman Lin berkata dengan santai.

“Jika ada hal, katakanlah secara langsung.” Cameron Lin berkata dengan datar.

Herman Lin berkata : “Setelah sampai di Jizhou, maka kendalikan Lin’s Corp Jiangbei dengan baik. sebelumnya kamu bisa menjalankan bisnis di Kota Di dengan baik. aku akan menyerahkan kekuasaan kepada anda, jadi semua urusan Lin’s Corp Jiangbei aku serahkan kepadamu, masalah lain kamu tidak perlu ikut campur.”

“Jika kamu bisa menjalankan Lin’s Corp Jiangbei dengan baik, maka semua bisnis dunia akan menjadi milikmu.”

“Oh? Memberi kekuasaan kepadaku?” Cameron Lin tertawa “Apa maksud kata-katamu ini?”

Sekali Herman Lin buka suara, Cameron Lin langsung tahu apa maksud yang diinginkannya.

Dia memiliki kekuasaan untuk mengoperasi semua Lin’s Corp Jiangbei dan menutupi pertemuan enam keluarga besar yang akan dilaksanakan. Herman Lin ini ingin menyingkirkan dirinya, dia ingin mengatasi masalah itu sendirian.

Intinya adalah dia ingin aku mengalah dan cukup menerima keuntungan bisnis saja.

“Kamu mengerti maksudku.” Herman Lin berkata dengan santai.

“Kamu lebih baik kerjakan pekerjaanmu dengan baik, ikuti peraturanku, aku akan memberimu tempat untuk memimpin di Keluarga Lin, dan membuatmu bisa terus menikmati kekuasaan dan kekayaan.” Herman Lin berkata dengan angkuh “Barang yang seharusnya tidak menjadi milikmu maka tidak usah berharap banyak, kamu tahu dengan jelas apakah kamu pantas bertarung denganku. Seperti kata pepatah jika manusia bisa mengenal dirinya sendiri dengan baik.”

“Cih.” Cameron Lin mencibir “Bagaimana jika aku tidak mau mendengar perintahmu?”

“Apa kamu tidak bisa mendengar kata-kataku?” Herman Lin mencibir “Aku sudah mengatakan dengan jelas kepadamu di Gunung Langya.”

“Ikuti aku atau lawan aku.”

Nada bicara Herman Lin penuh dengan hasrat membunuh.

Cameron Lin berkata datar : “Apa yang kamu inginkan, aku akan terus menemanimu.”

Setelah itu Cameron Lin memustuskan panggilan itu, lalu mengembalikan ponsel itu kepada Regina Lin.

Regina Lin mendengar percakapan antara Cameron Lin dan Herman Lin, wajahnya berubah menjadi sangat kaku.

Dia bisa mendengar dengan jelas kalau Cameron Lin memiliki konflik dengan Herman Lin, mereka berdua sepertinya tidak bisa berdiri di pihak yang sama.

Meskipun Regina Lin adalah cucu Senior Keluarga Lin, tapi kenyataannya hubungan dia dengan Herman Lin sangatlah datar.

Dia tidak ingin ikut campur dengan perkelahian dua orang ini.

“Tuan Muda Ketiga, apa anda ingin pulang ke perusahaan? Malam ini aku ingin mengajak Tuan untuk datang ke acara perjamuan dan ingin memberitahu orang terkenal di Jizhou kalau anda akan menjjadi Direktur Eksekutif Lin’s Corp Jiangbei.” Regina Lin berkata dengan hati-hati.

Cameron Lin berkata dengan datar : “Baiklah. Sekarang kita pulang ke perusahaan, kebetulan ada hal yang harus kamu atasi.

Beberapa saat kemudian.

Cameron Lin kembali ke Lin’s Corp Jiangbei bersama dengan Regina Lin.

Setelah mereka berdua masuk ke dalam perusahaan, menarik perhatian semua orang, apalagi wanita resepsionis itu terus menundukkan kepala sampai kepalanya hampir jatuh ke bawah.

Mereka semua tadi melihat kejadian Josephine Huang yang menyulitkan Cameron Lin. Sekarang Cameron Lin kembali ke perusahaan di bawa oleh Nona Besar Lin, Josephine Huang hanya menundukkan kepala di belakang, membuat hati mereka berubah menjadi ketakutan.

Lima menit kemudian, di dalam ruangan CEO di lantai 68.

Ini adalah ruangan Regina Lin, dekorasi dan furniturnya terlihat sangat elegant, ruangan itu juga sangat wangi.

“Tuan Muda Ketiga, ruanganmu masih disiapkan, untuk sementara waktu kamu boleh gunakan ruanganku dulu.” Regina Lin berdiri di depan meja kerja, berkata dengan serius.

Cameron Lin menganggukkan kepala, duduk di atas kursi utama, lalu menyesap kopi yang berada disana.

“Tuan Muda Ketiga, aku hari ini sudah menyiapkan acara perjamuan di Zijin Entertaiment Centre, aku sudah mengundang mitra kerjasama perusahaan kita untuk merayakan naik jabatan anda, aku harap anda bisa hadir di acara itu.” Regina Lin berkata dengan serius.

“Baiklah.” Cameron Lin menganggukkan kepala “Oh ya, dimana berkas kerjasama perusahaan kita dengan Keluarga Pei? Bawa kesini semuanya.”

“Ini……” Regina Lin berkata dengan sulit “Tuan Muda Ketiga, beberapa hari yang lalu Tuan Muda Besar sudah mengunci semua berkas kerjasama antara Lin’s Corp dan Keluarga Pei. Aku juga tidak memiliki hak untuk melihatnya.”

Cameron Lin menganggukkan kepala “Kamu keluarlah lebih dulu.”

“Iya.” Regina Lin menyapanya, lalu keluar dari ruangan itu.

Cameron Lin menyandarkan tubuhnya di kursi besar, melihat kearah pemandangan luar jendela dan menghidupkan rokoknya.

Setelah diam beberapa saat dia menghubungi Dylon Zhao, setelah itu dia menggunakan ponsel rahasianya untuk mengirim pesan kepada Gavin Sikong.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu