Wonderful Son-in-Law - Bab 129 Satu Tembakan, Nyawanya Langsung Melayang?

Kakek, siapa yang telah menyembuhkanmu? Dokter ahli mana yang telah menyembuhkanmu? Aku akan memberinya banyak hadiah setelah aku kembali." Callista Gongsun mengatakannya dengan agak ragu.

Thurston Qi kemudian tersenyum, mengatakan: Dia adalah kakak sepupumu."

Kakak sepupu?" Callista Gongsun agak kaget, wajahnya kemudian berubah drastis.

Setelah dia kembali, dia juga mendengar kabar dari perubahan di keluarga Qi, seluruh anggota keluarga utama di keluarga Qi semuanya sudah dibinasakan

Memikirkan hal ini, dia pun menahan diri, dia tidak ingin memberitahu kakek tentang hal ini.

Kamu masih ingat dulu, ketika kamu masih kecil, sepupu yang sering membawamu bermain di Gunung Zilong yang bernama Cameron Qi? Thurston Qi tersenyum terkekeh.

Kakak sepupu Cameron Qi?" Callista Gongsun kemudian mendorong kacamatanya, dia berpikir sejenak.

Itu terjadi ketika dia masih kecil, ingatannya sudah buram akan hal itu, tapi dia masih bisa mengingat, waktu itu dia berusia 5 sampai 6 tahun, dia berada di kediaman keluarga Qi, dan dia paling suka bermain dengan kakak sepupu Cameron Qi.

"Masih ingat, tapi, kakak Cameron Qi bukannya sudah meninggalkan keluarga Qi......" Callista Gongsun bertanya dengan ragu.

Bukannya kakak Cameron Qi sudah lama meninggalkan kediaman keluarga Qi bersama dengan bibi Lin?"

Callista Gongsun masih mengingatnya ketika kakak sepupu Cameron Qi berjalan keluar, dirinya menangis tersedu-sedu di sana, dia benar-benar sangat tidak bisa merelakannya.

Dia sudah kembali." Thurston Qi mengatakannya dengan sangat puas, Dialah yang telah menyembuhkanku."

Callista Gongsun merasa sangat penasaran, lantas dia bertanya: Kakak sepupu Cameron Qi sudah kembali? Dan dia juga sangat ahli dalam hal pengobatan? Kalau begitu, kakek, apa kakek bisa menghubunginya? Aku sangat ingin bernostalgia dengannya, juga ingin berterima kasih padanya karena telah menyembuhkan kakek. "

Thurston Qi kemudian tersenyum, Dia tidak meninggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi, mungkin beberapa hari lagi dia bisa datang, jika kalian berjodoh kalian mungkin masih bisa bertemu."

Callista Gongsun sedikit mengangguk, dengan serius mengatakan, Kalau begitu, kakek, karena kamu baru bangun, beberapa hari ini istirahatlah dulu. Oh ya, aku tahu beberapa tempat wisata di luar negeri yang sangat asyik, jika kakek berminat, kita keluar jalan-jalan melepaskan penat di dalam hati."

Dia sebenarnya tidak tega membiarkan kakek itu mengetahui kalau seluruh anggota keluarga Qi sudah tidak ada, semua ini terlalu kejam untuk pria tua ini.

Hehehe......" Thurston Qi tersenyum, memperlihatkan ekspresi menyedihkan, "Gadis bodoh, apakah kamu takut kakek mengetahui sesuatu, kemudian tidak bisa merelakannya?"

"Bukan, bukan itu kakek berpikir terlalu banyak, tidak ada apa-apa, hanya kejadian paman ketiga, baguslah kalau kakek sudah melepaskannya. Oh iya, aku membawakan sedikit barang-barang antik dari luar negeri, semuanya adalah keramik dari zaman dinasti Ming. segera Callista Gongsun mengalihkan topik pembicaraan.

Thurston Qi kemudian memanjang jauh di luar pemandangan di luar jendela, dengan tenang mengatakan: "Cucuku jika aku lebih muda 10 atau 20 tahunan, kali ini, akan memporak-porandakan negara ini, mengganti semuanya! "

Tuan besar Qi mengatakannya dengan sangat tenang, aura pria itu sangat kuat, ada semacam wibawa, sesuatu yang membuat orang merasakan kalau dia bukanlah orang yang bisa diremehkan! Tokoh besar!

Jika benar dia adalah Thurston Qi yang masih 20 tahun lebih muda, yang memiliki kekuatan setinggi langit, membelokkan arus sungai Jiangshan, mengubah dinasti, sama sekali tidak bisa digambarkan! Bagaimana mungkin dia bisa membiarkan generasi-generasi yang lebih rendah itu menekan Qis Corp.?

Keluarga Wen dari kota Di, jika bukan karena melakukan hal-hal buruk selama puluhan tahun di bawah sana, diam-diam memiliki begitu banyak mafia-mafia gelap, memanfaatkan kesempatan ketika terjadi guncangan di dalam keluarga Qi, ditambah lagi tuan besar Qi juga pingsan, memanfaatkan semua kesempatan yang ada, jika bukan, bagaimana mungkin bisa berani menyentuh keluarga Qi dari kota Di?

Tidak berdaya, benar-benar tidak bisa melawan waktu, orang sudah tua, tidak berguna lagi. Dia menghela nafas, matanya terlihat sangat sedih, Anak cucu memiliki rezeki mereka masing-masing."

Callista Gongsun tidak mengatakan apapun, dibanding dengan pengalaman hidup kakek, dia sama sekali hanyalah anak bau kencur, mana mungkin dia bisa menyembunyikan sesuatu dari tuan besar Qi.

Tetapi, ternyata kita masih memiliki penerus, bisa juga dikatakan kalau kita beruntung. Thurston Qi mengatakannya dengan tenang, Ada orang yang akan menggantikan aku untuk membalaskan dendam ini."

Siapa?" Callista Gongsun bertanya dengan ragu, jelas dia mendengar ada sesuatu di dalam perkataan kakek ini, hatinya agak ragu, siapa yang bisa membuat kakek sekagum ini? Bahkan dia mengatakan dirinya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan anak itu?

"Cameron Lin." Thurston Qi mengatakannya dengan sangat tenang, dia mengingat punggung dari pemuda tersebut.

Pria itu sudah hidup selama 80 tahun lebih, selalu berada di puncak tertinggi, bisa dibayangkan betapa jeli kemampuannya menilai seseorang bukan? Dia sudah melihat bermacam-macam pahlawan dan orang hebat, orang jahat dan orang baik, dia bisa mengetahuinya dengan sekali lihat.

Cucu satu-satunya ini, hanya bisa dilukiskan dengan kata-kata ini, keturunan naga di keluarga Qi!

Kakak sepupu Cameron Lin?" Callista Gongsun kaget, terlebih lagi dia sudah lama tidak bertemu dengan pria itu, tentu saja wanita itu sangat penasaran dengan teman sepermainannya dulu, memikirkan hal tersebut maka dia memutuskan dalam hati kalau dia harus bertemu dengannya, sebenarnya kemampuan apa yang dimiliki oleh kakak sepupunya ini, membuat kakek begitu kagum padanya?

Wilayah distrik Zhongtian, di gedung Adler, gedung yang setinggi 60 tingkat tersebut, berdiri dengan kokoh di wilayah yang sangat mewah.

Cameron Lin kemudian turun dari mobil, supir dengan segera meninggalkannya.

Cameron Lin kemudian mengalihkan pandangannya pada sekelilingnya, sepanjang jalan tersebut sangat bersih, semua toko sudah ditutup, tidak ada seorangpun, begitu angin bertiup, dedaunan kemudian terbang ke arah pria tersebut.

Tempat ini jelas sekali sudah dibereskan oleh orang yang sangat berkuasa!

Cameron Lin kemudian tersenyum, ekspresinya sangat tenang pria itu berjalan masuk ke arah lobi, tidak ada seorangpun yang berada di tempat itu.

Ketika Cameron Lin memperlihatkan dirinya.

Seorang pria muda dengan hitam arah Cameron Lin menggunakan teropong melihatnya dari atas gedung Adler, pria itu berbalik kemudian mengatakan: "Lapor Julius Wen, orangnya sudah tiba. Berdasarkan kamera pengintai, bisa dipastikan dia adalah orang yang sama, ini adalah orang yang mencari Adler Yu waktu itu. "

Di saat itu, di gedung Adler, Adler Yu sudah babak belur, dia disiksa setengah mati, pria itu di rantai, nafasnya tersengal.

Tiga orang pria berpakaian hitam dengan wajah yang terlihat sangat dingin, mengeluarkan aura membunuh yang sangat mengerikan.

Jelas sekali mereka adalah yang terkuat dari semuanya! Bahkan Adler Yu sampai babak belur seperti ini, mereka masih juga sangat bersemangat, di tangan mereka ada berbagai macam senjata, pria itu sampai-sampai sudah diikat dan dipukul!

“Roberto Wen, tembakan kali ini kamu saja yang lakukan. Pria berbaju hitam yang di depan mengatakannya dengan tenang, kemudian melemparkan tas hitam pada pria tersebut.

Tidak masalah."

Roberto Wen dengan menerima tas hitam, lantas pria tersebut membuka resleting tas tersebut, pria itu lantas mengeluarkan sebuah senapan yang sangat hitam, oleh aura membunuh yang sangat pekat, sebuah senapan laras panjang tipe Barrett.

Peluru kemudian dimasukkan ke dalam selongsong senapan tersebut, senapan itu dikokang, lantas sasaran dibidik, pria itu melakukan semua gerakan itu dengan sangat cekatan.

Roberto Wen sudah sangat terbiasa, 5 detik saja pria itu sudah memasang senapannya pada teras, lantas punya itu membuka keker senapan tersebut, kemudian membidik Cameron Lin yang berada di bawah tanah.

Tidak tahu dari mana asalnya orang yang bodoh ini, berani sekali dia meminta Adler Yu untuk mencari tahu tentang keberadaan nyonya? Benar-benar cari mati! Seorang pria berpakaian hitam mengatakannya dengan suara dingin.

Hehehe, tapi yang bisa membuat Adler Yu tetap setia dan tidak mengatakan apapun, pastilah ada seseorang yang sangat kuat di kota Di ini. Julius Wen kemudian dengan tenang mengatakan, Kita dari keluarga Wen, akhir-akhir ini sangat populer, kita sudah menjadi sasaran dari beberapa orang-orang yang tinggal kekuasaan, ini sebetulnya hal yang sangat lumrah."

Dengar-dengar, kemampuan bocah ini sama sekali tidak bisa diremehkan. Tersenyum mengejek Julius Wen lantas mengatakan, “Roberto Wen, kamu jangan sampai meleset, hanya saja ada satu cara untuk bisa mengalahkan orang yang kuat, yaITU dengan senapan!"

“Julius Wen, anak ingusan seperti ini bisa mempunyai kemampuan apa? Tanya Roberto Wen tidak senang, pria itu lantas menambahkan, “Satu tembakan, nyawanya langsung melayang! Pasti langusng kena kepalanya!

Sambil mengatakannya, muncul senyum jahat di bibir Roberto Wen, melihat cermin keker, pria itu telah membidik Cameron Lin.

Wajah pria itu sangat kejam, kemudian dia menarik pelatuk senapan tersebut.

PENG!

Peluru kemudian bergerak melawan arah angin, angin menderu, udara juga berubah menjadi lebih panas, suara bising memenuhi tempat itu!

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu