Love at First Sight - Bab 81 Kabar Angin

Acara Golden Film Award sudah di depan mata, banyak berita-berita mengenai bintang film di berbagai website, Urusan Selena sudah berlalu, di dalam lingkup pekerjaan ini, persaingan ada dimana-mana, demi kepopuleran diri sendiri, cara apapun akan dilakukan.

Silvia Yan hanya menjadi bintang tamu di Golden Film Award ini, jadi tidak ada pengaruhnya.

Maggie sudah hampir stress karena ingin menjadi aktris yang paling disorot malam ini.

Saat Lisa membantu Silvia menyiapkan koper, ia berkata "Julius membicarakan drama baru bersama orang baru itu, dengar-dengar Maggie sangat kesal, ia mengamuk di kantor."

"Oh ya?" kata Silvia dengan datar sambil melihat barang yang berantakan.

Ia ingin menaruh semua perhatiannya hanya pada pekerjaan, urusan lain yang tidak penting tidak ada hubungan dengannya.

"Dengar-dengar Julius marah besar, ia langsung membatalkan ruang di hotel untuk pesta ulang tahun Maggie." kata Lisa sambil menggelengkan kepala, "Aku melihat mereka tidak akan bisa terus bersama."

Sebelumnya, Silvia sudah bersimpati pada Julius, ia memberikan Julius kesempatan , tapi Julius tidak melakukannya, di mata Silvia ia hanyalah sebuah nama, setelah ia mendapatkan peran di film itu, ia malah melatih orang baru, bagaimana bisa Silvia tidak geram.

"Biarkan dia marah." kata Silvia dengan sangat tenang.

Perkataan Silvia pada Julius bukan hanya untuk sesaat, dia akan membuat mereka benar-benar membayar harga untuk ini semua, pada pada acara Golden Film Award, Maggie dapat membuat orang terus mengingatnya karena itu adalah akhir dari karir dirinya di dunia perfilman.

"Biarkan Julius merasakan penderitaannya." kata Lisa dengan senang, sekarang Silvia sudah benar-benar melepas Julius, ia telah memenangkan dirinya sendiri, ini adalah hal yang paling membuatnya senang, "Maggie sangat cerdik, orang baru itu juga sulit di kalahkan, ternyata ia berani menghalangi mobil Scott, aku melihat Champion Entertainment semakin berantakkan, bagaimana dengan kontrakmu? apa kamu mau pergi?"

Asalkan Silvia sudah memutuskan, pasti Lisa akan mendukungnya tanpa alasan.

"Maksud Christian adalah agar aku mendapatkan kontrak dari Global Entertainment." kata Silvia mengutarakan keputusannya.

Lisa terdiam, ia lalu tersenyum, "Ternyata Direktur Christian, pandangannya tidak biasa..."

Lisa tidak pernah meragukan kemampuan Silvia, asalkan ia ingin mengerjakannya, pasti akan berhasil.

"Aku percaya terhadap pandangan dari Christian, untuk kontrak KB dan Palace Entertainment, biarkan mereka merebutnya, aku tidak peduli." Silvia akan melakukan sesuatu dengan fokus dan memberikan yang terbaik.

Ia telah membuktikan semuanya sampai hari ini.

Ia sebelumnya telah mendapatkan suatu pencapaian, bila memperlihatkan kemampuannya dan posisi yang pernah didudukinya, masuk dalam Global Entertainment bukanlah sesuatu yang tidak mungkin.

Kala itu, Julius yang telah berpikir matang akhirnya memutuskan untuk memohon maaf pada Maggie, sebenarnya Julius sudah sangat geram, hanya saja sudah menelepon tiga kali, tapi Maggie tak kunjung mengangkatnya.

Ia langsung menyetir mobilnya ke apartemen Maggie, lalu ia membeli sebuket bunga mawar.

Ia berpikir untuk merayu Maggie dan semua akan kembali seperti semula, tapi saat itu, Julius merasa ada yang janggal, ia menekan bel lalu berteriak "Maggie, buka pintunya, kita harus berbicara."

Ia merasa karena Maggie hamil, ia menjadi terlalu sensitif, tapi semua perempuan memang seperti itu, setelah diberikan hadiah kecil pasti akan kembali seperti semula.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari dalam ruangan, Julius sudah menunggu di luar selama beberapa saat, akhirnya Maggie dengan wajah yang agak kelelahan membukakan pintu, ia mengenakan baju tidur yang diberikan oleh Julius, tapi ia tidak mempersilahkan Julius masuk melainkan menyuruhnya tetap berada di depan pintu.

"Julius, ada apa?"

Maggie sangat gugup, tangannya terus menggenggam pintu.

"Jangan marah lagi, aku tahu nada bicaraku kurang baik, aku minta maaf." kata Julius sambil tersenyum lalu menyerahkan sebuket bunga di tangannya.

".....Terima kasih, Julius, aku sudah tidak marah." kata Maggie sambil menggaruk-garuk pelipisnya.

"Baiklah, kamu istirahat, malam nanti aku sudah memesan tempat di restoran makanan barat, nanti aku akan menjemputmu." kata Julius sambil melihat sejenak ke arah dalam ruangan lalu ia berbalik menuju arah lift.

Maggie tersenyum sambil menggendong buket bunga itu, ia lalu melihat Julius meinggalkan apartemennya dan menunggunya hingga pintu lift tertutup. Maggie menghela napas.

Setelah berbalik, Ardi yang masih memakai handuk berjalan keluar.

"Kenapa? sebuket bunga bisa memenangkan hatimu?" sindir Ardi sambil tertawa, lalu ia mencolek pinggul Maggie, membuat bunga itu jatuh ke lantai.

"Kamu jangan seperti ini." kata Maggie dengan buru-buru menutup pintu, ia bisa langsung pulang karena Ardi ingin bertemu dengannya, tidak disangka tiba-tiba Julius juga datang, tidak berapa lama, Maggie meminta Ardi untuk pergi.

"Malam ini aku akan makan bersamanya, untuk sementara waktu kamu jangan menemuiku dulu, kalau ketahuan dan di potret oleh wartawan, aku tidak akan bisa menjelaskannya."

"Baiklah."

Ardi memakai bajunya, lalu ia berjalan seperti preman meninggalkan apartemen Maggie.

Maggie duduk di depan meja rias, pelan-pelan ia berdandan, sekarang ini, dia sedang menikmati dua kebahagiaan, ia memikirkan perkataan Julius tadi kepadanya, lalu ia tersenyum, memenangkan laki-laki, lalu memenangkan penghargaan film, selanjutnya Silvia tidak akan menjadi saingannya lagi.

Tapi ia masih belum bisa sepenuhnya melepaskan Julius, muka yang kesal tidak ada manfaatnya bagi Maggie.

Kalau ia melepaskan Julius lalu ia kembali pada Silvia bagaimana?

Maggie telah berjuang menarik hati Julius sangat lama, ia tidak bisa membiarkan mereka bersama lagi, tiba-tiba ia teringat saat malam karpet merah, Silvia tampil dengan sangat menawan, di matanya terlihat ada kebencian.

Ia lalu berpikir , akhirnya ia menelepon Silvia, "Aku menelepon untuk memberitahumu, tadi Julius bilang, ia tidak ingin kamu muncul saat Global Film Award."

"Kalau begitu biarkan dia yang bicara pada penyelenggara, selama ini Silvia tidak pernah terlewat menjadi pemain penting dalam acara itu." kata Lisa dari telepon.

"Berbeda pendapat dengan manajernya, apakah Silvia benar-benar tidak akan menerima tawaran bermain film lagi?"

"Maggie, apakah kamu tidak lelah menggosip terus seperti ini? Karena kamu telah mendapatkan kesempatan untuk memenangkan penghargaan, lebih baik kamu menikmatinya, jangan terus-terusan mengurusi orang lain, lalu menyebarluaskannya, Tuhan tidak akan membiarkan kamu."

"Apa maksudmu, beraninya berkata seperti itu kepadaku!"

Maggie sangat emosi, saat Lisa masih berceramah ia langsung menutup teleponnya.

Saat Silvia mendengar perkataan Lisa, ia hanya tersenyum dengan datar, Maggie tidak akan bertahan lama-lama.

"Silvia, jangan hiraukan dia, semua sudah diatur, 3 hari 2 malam, di hari terakhir adalah Global Film Award, kamu harus banyak istirahat." kata Lisa dengan penuh perhatian.

Mereka ingin fokus pada pekerjaannya, dan tidak memedulikan perlawanan dari Maggie.

"Iya." kata Silvia yang tiba-tiba terlintas di pikirannya bahwa Christian yang akan menemaninya pergi, seketika hatinya merasakan kehangatan.

Kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan ini sangat sulit didapatkan, karena itu ia harus benar-benar memanfaatkan kesempatan ini.

Bagi Silvia, yang terpenting adalah menghasilkan karya yang baik, lalu dapat dipakai lagi di film lain, tapi berbeda dengan Maggie, ia memakai seluruh kekuatannya untuk laki-laki.

Saat hari ulang tahun Maggie, Julius tidak absen, sama seperti saat ia masih bersama dengan Silvia, ia selalu menyimpan burung merpati milik Silvia untuk menemaninya.

Meskipun Maggie sudah jatuh ke pelukan Ardi, tapi ia harus baik-baik menjaga perasaan Julius terhadapnya, dan membuat Silvia tidak mengusik tempatnya. Ia memilih rok warna pink untuk dikenakan, lalu ia tampil cantik di hadapan Julius.

Tidak jelas apa karena bahagia atau hal lainnya, Julius meminum banyak sekali bir, lalu ia terus merangkul Maggie dan tidak melepasnya.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu