Love at First Sight - Bab 65 Karma Berselingkuh

Di saat yang bersamaan dengan acara perjamuan, Maggie naik pesawat sampai di hotel bintang lima yang di luar kota.

Ia membuka pintu dan masuk dengan berpakaian gaun panjang berwarna merah disertai luaran warna merah putih berselang-seling.

Sekali masuk langsung ia dipeluk oleh wakil sutradara bermarga Lin itu, dengan sangat tak sabar ia menciumi wajah Maggie, tangannya juga berkeliaran di tubuhnya.

“Kesayanganku...... Sudah lama aku nungguin kamu.”

“Eh......Kamu tunggu dulu, aku pergi mandi dulu, jangan buru-buru dong.” Dengan pelan ia dorong dia, masuk ke dalam kamar mandi dan memakai pakaian tidurnya dulu, bagaimanapun dalam perutnya masih ada anak Julius, dia masih belum benar-benar melepaskan statusnya sebagai calon istri Julius, jadi juga tak boleh sampai kehilangan kartu terakhirnya ini.

Dari luar terdengar suara siulan pria, ia lihat mukanya yang halus di cermin, “Maggie, kamu harus sabar, harus usir si Silvia, jangan sampai orang itu menang dari kamu!

Ia keluar dari kamar mandi, selangkah demi selangkah ia berjalan ke pria itu, langkah ini juga membawanya masuk ke dalam jurang yang tak akan bisa kembali lagi.

Tiga jam kemudian, Maggie memakai pakaiannya.

Pria itu seperti belum puas dan menahannya, “Sudah malam sekali, besok pagi kita pulang sama-sama! Kita ngobrol dulu di sini......

Pria ini bena-benar tidak tahu puas.

Maggie menahan kebencian di dalam hatinya, pelan-pelan menepis tangannya, “Kalau kamu dan aku muncul bareng di bandara, pasti akan dicurigai, apa tadi kamu masih belum puas? Jari Maggie menggambar lingkaran di atas dadanya. “Asalkan kamu bantu aku dapatkan Golden Film Award, buat apa takut nanti-nanti tak ada kesempatan lagi?”

Bibir dan wajahnya yang menggoda membuat sutradara Lin mengangguk, “Oke! Aku pasti bantu kamu, tapi, kamu jangan lupain aku......

Tangannya menggeliat di pinggang Maggie, dengan tidak rela membiarkan ia pergi.

Setelah Maggie keluar dari kamar, sekujur badannya terasa dingin, dia juga tidak tahu kenapa dia bisa sampai tahap ini, ini semua gara-gara Silvia!

Matanya terpendam marah dan benci, dengan langkah cepat ia meninggalkan hotel dan naik ke mobil asisten.

“Ayo, kalau kemalaman nanti bisa di curigai sama Julius.” Dia sudah hafal jadwal Julius, ia yakin tidak akan ketahuan oleh Julius kalau dia tidak ada di apartemen.

“Mukamu sangat pucat, apa mau cek ke rumah sakit dulu?” Asistennya bertanya secara halus.

“Tidak usah.” Maggie melambai tangan pertanda tidak mau, lalu dengan ekspresi digin, “Aku tidak akan kalah.”

Golden Film Award dia mau, Julius juga dia mau.

Asalkan dia bisa memahami dengan jelas aturan dunia hiburan ini, maka tidak ada satu orang pun yang bisa melampauinya, termasuk Silvia!

Mendekati hari pembukaan Golden Film Award, Silvia malah sangat santai, karena dia tidak hanya sudah menyelesaikan soal Caroline, juga mendapat seorang manajer yang spesial.

Dengan berpakaian rumahan ia membaca majalah di atas sofa, sesekali ia lirik ke pria yang sedang sibuk demi dia.

Dokumen yang terbentang di depannya adalah surat-surat undangan dari berbagai perusahaan hiburan besar dan kru opera yang terkenal, tidak peduli besar kecilnya gaji, Christian melihatnya satu per satu dan memisahkan dengan jelas kelebihan dan kekurangan dari surat undangan tersebut.

“Aku merasa tenang ada kamu yang di samping aku, tapi......Sudah begitu malam, besok baru lihat lagi saja, boleh gak?” Silvia mengkhawatirkan kesehatannya, ia mendekat dan memijit bahunya, “Walaupun kamu yang lagi bekerja itu sangat memikat hati, tapi aku benar-benar tidak rela kamu bergadang.”

“Tidak apa-apa, aku tak bisa bersantai-santai saja.” Christian menunjukkan sorot mata yang menenangkan hatinya, dengan pelan tangannya menarik Silvia ke dalam pelukannya, “Lagian demi kamu, aku harus melihat semuanya dengan teliti.”

Ini sangat penting untuk Silvia agar bisa kembali aktif di dunia hiburan, keunggulannya sangat menonjol sekarang, jadi harus memanfaatkan situasi sekarang untuk mendapat kemenangan.

Di bawah cahaya lampu meja, raut wajahnya yang dari samping kelihatan begitu teguh.

“Chris, jangan terlalu capek demi aku, aku kan gak tega.” Silvia mengangkat wajah Christian, dan memberikan ciuman lembut, “Kalau aku di sini tidak mengganggu kamu, aku mau temani kamu.”

“......Oke.” Apa daya ada wanita cantik di dalam pelukan, Christian menghela napas panjang baru bisa menahan hasratnya untuk tidak membopong Silvia dari meja kerja itu.

Tidak berapa lama kemudian, Sivia sudah ketiduran ketiduran di dalam pelukannya.

Melihat dia tidur nyenyak, Christian mengambil salah satu surat undangan di atas meja itu, yaitu film dokumenter dari sutradara Ben Lee.

Film dokumenter ini diselesaikan dalam waktu singkat, serta yang berminat ikut partisipasi adalah artis yang benar-benar berkemampuan, Silvia sekarang adalah bingtang iklan IKU, sangat perlu memainkan lebih banyak film lagi agar bisa jadi resensi film, meskipun pilih film dokumenter dengan kepopuleran rendah ini sangat beresiko, tapi bisa membangun dasar yang bagus untuk perkembangan dia di kemudian hari.

Banyaknya film yang dibintangi dan bagusnya akting dia akan menjadi keunggulan terbesar yang membandingkan Silvia dengan aktris lainnya.

Sekali bisa menang di taruhan ini, masa depan Silvia sebagai seorang aktris akan sangat sulit dibayangkan, dia tersenyum simpul, mengangkat tangannya untuk mematikan lampu, kemudian dibopongnya Silvia dan berjalan ke arah kamar, dia akan membuat wanita ini mendapatkan apa pun yang dia mau, dan juga pantas bagi dia sendiri untuk melakukan ini semua demi dia.

Keesokan harinya, Christian memberitahukan keputusannya kepada Silvia.

“Film dokumenter? Silvia mengedip-ngedipkan mata, lalu tertawa dan mengangguk, “Oke, aku setuju.”

“Gak nanya apa alasan aku milih itu?” Christian menatapnya, sepertinya kepercayaan wanita ini kepadanya sudah sangat besar sampai tak bisa dibayangkan.

“Ini kan kamu yang bantu aku pilih dengan teliti, tentu saja aku setuju, dan juga akan membintanginya dengan sungguh-sungguh!”

Silvia merangkul lehernya dengan manja, memonyongkan bibir dan mencium wajahnya yang sedikit berkumis itu, “Aku tahu, kamu itu pangeran yang bisa mengatasi segala kesulitan buat aku, aku selalu percaya sama kamu tanpa syarat apa pun!”

Christian membopongnya, tangannya melingkar di leher Silvia, sorot matanya menunjukkan rasa sayang yang dalam, “Kamu tahu gak, perkataan kamu itu bisa buat aku jadi binatang buas loh.”

Dia bagaikan dewi yang turun ke dunia, setiap gerak geriknya begitu menggugah hati, memikat dirinya.

“Terima kasih pujiannya Tuan Jiang, cuma sekarang aku gak ada manajer, kalau tiba-tiba perusahaan bilang mau membintangi film dokumenter ini, Julius mereka pasti akan menentang.”

Dan lagian berdasarkan sifat Selena, pasti akan berusaha menghalangi, bahkan akan mengatakan Silvia yang tidak-tidak ke sutradara.

Christian mengangguk-angguk pertanda setuju, “Aku juga ada kepikiran ini, jadi aku bantu kamu membicarakannya dulu, tunggu sudah benar-benar dipastikan baru kamu kasih tahu perusahaan.”

“Kamu bantu aku membicarakannya?” Silvia membelalakan mata indahnya, dia tidak pernah kepikiran suatu hari Christian bisa membantunya berunding soal kontrak.

“Tidak percaya sama kemampuan aku?” Christian sengaja mengernyitkan dahinya.

Segera Silvia menggeleng kepala, “Tidak! Bukan begitu, aku cuma terlalu senang saja, kalau kamu yang bantu aku membicarakannya pasti bisa berhasil......Tapi, aku juga tidak berharap kamu melakukan begitu banyak hal buat aku.”

Niat semula Silvia tidak pernah berubah.

Kalau misalnya dia kembali ke dunia hiburan dengan mengandalkan Christian, maka segalanya tidak akan benar-benar miliknya.

Dia mau menjadi aktris yang benar-benar punya kemampuan, bukan seperti Maggie yang hanya bagaikan sebuah vas bunga.

“Aku mengerti maksud kamu, kamu tenang saja, aku tidak akan membeberkan status aku, biarkanlah aku bantu kamu satu kali, jadi manajer spesial kamu, boleh?”

Ketulusannya menggugah hati Silvia, Silvia mengulur kedua lengannya dan memeluknya erat, “Bisa menikah sama kamu pasti karena kehidupan yang lalu aku itu pahlawan wanita!”

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu