Love at First Sight - Bab 95 Situasi Yang Sulit

Lisa berbisik di sebelah telinga Silvia, "Sepertinya, para wartawan hanya ingin menggali berita yang panas, mereka sama sekali tidak peduli akan kebenaran suatu masalah."

Ini memang adalah ciri khas dari industri hiburan.

Ketika kamu sedang mendapatkan perhatian banyak orang, maka semua orang akan memujimu, tapi sekalinya kamu berada dalam situasi yang sulit, maka akan lebih banyak orang yang menertawakanmu dibanding mendukungmu.

Silvia sudah terbiasa dengan semua ini sejak dulu.

Pandangan orang lain terhadapnya memang tidak bisa menentukan kehidupannya, tapi ia tidak mungkin terus membawa noda hitam ini seumur hidupnya. Bagaimanapun juga, ia ingin bahu membahu dengan Christian agar bisa berada di posisi puncak pada industri hiburan ini.

Bila kalah di sini, Silvia tidak memiliki kelayakan untuk mendampingi Christian.

"Lisa, ayo kita pergi." kata Silvia.

"Pergi begitu saja?" kata Lisa mengerutkan alisnya sambil mengikuti Silvia pergi, "Tidak melanjutkan untuk mendengarnya?"

"Tidak menarik, pihak penyelenggara sudah membantuku banyak hal dengan membuka konferensi pers ini, apapun yang dikabarkan selanjutnya oleh wartawan, aku tidak bisa mengontrolnya, untuk membersihkan namaku , aku masih membutuhkan satu bukti lagi yang paling penting." jawab Silvia.

Masalah kali ini selain adalah pertunjukan komedi terbesar yang diselenggarakan oleh festival film, juga telah menjadi lingkungan besar untuk industri pertunjukkan dan perfilman dalam berinteraksi, ditambah lagi dengan masalah cinta segitiga yang sedang panas dan beberapa faktor lainnya, tentu masalah ini tidak akan terhenti begitu saja.

Tapi Silvia selalu merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Sekarang Maggie dan kawan-kawannya sudah tidak terlihat batang hidungnya, pasti masih ada orang lain lagi yang meminta agar media-media menyebarluaskan hal ini, mungkin bisa..."

"Itu masih belum jelas, atau bos besar telah mengetahuinya?"

Silvia menganggukkan kepala, mereka berdua akhirnya pergi bersama ke kantor Kingdom Entertainment.

Saat Silvia berjalan masuk ke dalam kantor, Christian langsung menyimpan dokumen yang ada di tangannya dan menyambut Silvia, "Apakah konferensi persnya lancer?"

Silvia menganggukkan kepalanya, ia tahu Christian sengaja menyuruh Albert untuk pergi menjemputnya, pasti ada maksud di balik itu.

"Christian, apakah kamu sudah menemukan sesuatu?" tanya Silvia.

Christian memandangi Silvia, lalu ia mengambil seberkas laporan dari atas meja, "Respon dari media adalah, Global Entertainment sangat mempermasalahkan hal ini, mereka terus mengontrol pemberitaan yang beredar."

"Melihat pengaruh dari Kingdom Entertainment, media tidak berani berkata bohong, jadi..."

"Mengapa Global Entertainment harus melakukan itu?" tanya Silvia yang masih tidak mengerti kondisinya.

"Di dalam industri ini, tidak ada satu pun yang benar-benar adalah musuh, dan juga tidak ada satu pun yang benar-benar adalah teman, untuk melindungi artis yang berada di bawah manajemen nya, maka ada beberapa orang dari Global Entertainment yang akan turun tangan, ini tidak aneh. " kata Christian dengan tersenyum sambil menarik tangan Silvia.

Silvia mendengarkan perkataan Christian dengan seksama, lalu ia berkata dengan serius "Kalau begitu aku harus memanfaatkan kesempatan untuk bisa masuk dalam Global Entertainment!"

"Ada orang dalam yang tidak ingin kamu bergabung dalam Global Entertainment, kalau kamu berhasil masuk, mungkin kamu akan menemukan banyak rintangan... apakah kamu masih mau pergi ke Global Entertainment?" Christian tahu Silvia selalu berpikir matang dalam melakukan segala sesuatu, dia tidak akan keras kepala dan mengikuti kemauannya sendiri saja, dia adalah perempuan yang memiliki banyak ide.

"Karena Global Entertainment memiliki kemampuan dan standar seperti ini, maka aku harus pergi, aku harus memberitahu mereka, bahwa aku tidak akan jatuh begitu saja dalam kondisi ini, sebaliknya, aku akan membuat perusahaan sebesar Global Entertainment yang akan bekerja untukku." kata Silvia.

Sekarang Silvia baru mengerti mengapa Christian ingin dia melepaskan KB dan Palace Entertainment lalu memilih Global Entertainment.

Dibandingkan Champion Entertainment dan Entertainment lainnya, Global Entertainment memiliki sumber daya yang lebih banyak, pengaruhnya dalam dunia hiburan lebih kuat, Entertainment seperti mereka inilah yang dibutuhkan Silvia sekarang

Silvia tidak seharusnya menjadi terlalu pemilih dalam situasi sekarang, tapi ia percaya bahwa Global Entertainment akan membantu pekerjaannya, maka Silvia pasti akan berusaha mendapatkannya dengan sekuat tenaga.

"Aku akan memeriksa perkembangan di sana, kamu bersiap-siap." kata Christian.

Akhirnya, orang yang harus menunjukkan kemampuannya adalah Silvia.

"Ya, aku akan melakukannya." kata Silvia.

Saat itu, dua jam setelah pihak penyelenggara mengadakan konferensi pers, Lisa yang mengikuti berita di internet melihat banyak berita-berita yang mulai muncul lagi dengan cepat.

Berita-berita itu terbagi menjadi dua pihak, yang pertama adalah pihak yang meragukan kejujuran pihak resmi, merasa industri ini adalah industri yang kacau, dan juga menganggap semua yang terjadi sekarang adalah rekayasa dari Silvia saja, yang kedua adalah penggemar Silvia yang selalu mendukungnya, penggemarnya bertumbuh lebih banyak menjadi 3 group yang berisi puluhan ribu orang, mereka semuanya mendukung apa yang dikerjakan Silvia sekarang, mereka mengerti Silvia adalah aktris yang benar-benar memiliki kapabilitas, dan mereka ingin selalu menemani Silvia dalam melewati masa-masa sulit.

Lisa mengangkat telepon dari salah satu wartawan, lalu wartawan itu berkata tidak akan memberikan bukti-buktinya kepada Lisa dan Silvia, dia juga berkata bahwa dia tidak ingin bermain trik lagi, melihat pengaruh Ardi dalam industri ini, sama sekali tidak tersisa posisi yang baik bagi mereka.

Lisa tahu bahwa wartawan itu pasti telah menerima uang dari Ardi, dia pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Tapi dalam situasi seperti ini, masih saja ada berita baik, karena klarifikasi dari pihak penyelenggara, staf-staf yang tadinya berpikiran buruk kepada Silvia langsung meneleponnya untuk meminta maaf, lalu mereka berkata akan mengundang Silvia lagi untuk berpartisipasi dalam acara mereka ke depan, lalu masih ada juga satu acara wawancara yang akan mengundangnya untuk menjadi narasumber.

"Silvia, apakah kamu akan pergi?" kata Lisa memastikan keinginan Silvia, karena dengan begitu ia baru bisa mengatur jadwalnya.

"Ya, aku akan pergi, muncul di waktu-waktu seperti ini akan berdampak baik bagiku." kata Silvia sambil tersenyum dan berdiri, “Lisa, mohon bantuannya untuk mengaturkan jadwal."

Lisa mengiyakannya, lalu mengaturkan jadwal dengan staf-staf itu, besok sore akan ada rekaman, dan 3 hari setelahnya akan disiarkan.

Menurut kebiasaan dari acara ini, mereka akan mengundang beberapa bintang tamu dari kalangan artis, Lisa khawatir bintang tamu yang akan muncul nanti akan memberi dampak buruk bagi Silvia, akhirnya ia mengeceknya lalu melihat bahwa ada artis lain yang berada di bawah naungan Global Entertainment yang juga di undang dalam acara tersebut.

"Tidak apa-apa, aku hanya mengurusi urusanku sendiri." kata Silvia.

"Tapi...." kata Lisa dengan sedikit khawatir.

"Aku mengerti, sekarang orang-orang sedang mengikuti berita gosip, pembawa acara juga pasti akan membahas tentang hal ini, tapi ini kebetulan adalah kesempatan yang baik untukku."

Silvia membutuhkan panggung ini, untuk dirinya menyampaikan beberapa hal.

Melihat kegigihan Silvia, Lisa tidak bisa menahannya lagi, pada sore hari keesokannya, dia dan Silvia berangkat lebih awal menuju ke stasiun televise.

Tapi mendadak mobil yang mereka tumpangi berhenti, lalu Lisa menerima telepon dari staf sutradara.

"Mengapa kalian belum tiba juga, tinggal menunggu kalian!" kata orang di telepon itu dengan emosi.

Lisa terdiam sejenak, lalu melihat waktu, "Bukankah masih ada selisih waktu setengah jam?"

"Bukankah seorang artis harus datang terlebih dahulu untuk mengganti pakaian dan melihat kondisi panggung? mengapa kalian sangat tidak professional, kalau kalian membuat jadwal menjadi molor, apakah kalian bisa bertanggung jawab? lucu sekali..." kata orang di telepon itu.

Telepon itu belum di matikan, terdengar orang yang di telepon itu sedang tertawa dengan orang yang ada di sebelahnya.

Seolah sedang memerkan kekuasaannya.

Lisa menahan emosinya dang menggelengkan kepala, "Silvia, aku rasa hari ini akan ada hal yang menjengkelkan."

Silvia tersenyum dan tidak berkata apa-apa, ia lalu menekan tombol untuk naik lift. Apapun yang harus dihadapi, ia tidak pernah bersembunyi darinya.

Meskipun telah mengetahui dengan jelas tujuannya, tetap harus melakukan semuanya dengan sepenuh hati, kalau tidak, ia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

"Baiklah, nanti aku akan berjaga di depan pintu, kalau terjadi sesuatu kamu tinggal teriak memanggilku." kata Lisa sambil mengambil tas kecil milik Silvia, lalu berbisik lagi kepadanya "Orang yang tadi meneleponku bermarga Fu, kamu hati-hati dengannya."

"Baik, tenang saja, aku bukan pertama kali dalam mengikuti wawancara seperti ini, tidak apa-apa, percaya saja padauk." kata Silvia dengan senyumannya yang lembut, ia yang mengenakan sepatu hak pun melangkah masuk ke dalam studio.

Saat ia muncul, semua orang di dalam melihat ke arahnya.

Terdengar suara yang memarahinya, "Mengapa kamu belum berganti pakaian!"

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu