Love at First Sight - Bab 85 Bersepakat dengan Setan

"Hentikan perkataanmu!" kata Julius sambil menggebrak meja lalu menatap Maggie.

"Kalau tidak mau bicara ya tidak usah bicara." kata Maggie sambil menggoyangkan bahunya lalu berjalan ke sebelah Julius, ia merasakan dengan jelas perubahan sikap Julius kepadanya.

Julius juga adalah laki-laki biasa, bila ia menyukai Maggie lagi, ia tidak akan tahan dengan pengkhianatannya, terlebih lagi saat ia melihat berita-berita di internet, lalu ia terpikir lagi dengan Silvia yang dulu mungkin pernah memainkan perasaannya... sekarang hati Julius perlahan berubah menjadi dingin.

Maggie mengerti perasaan Julius, melihat ia tidak melakukan perlawanan, dirinya mulai tersenyum "Di dalam hatimu juga curiga padanya kan? Kali ini kamu tidak usah ikut campur, aku akan memberi pelajaran pada Silvia!"

Asalkan Champion Entertainment tidak membantu Silvia untuk mengklarifikasi apa-apa lewat departemen hubungan masyarakatnya, maka nama dan karirnya akan tamat.

Maggie berpikiran angkuh, tapi ia tidak menyadari bahwa ia akan kehilangan segalanya.

Ia merencanakan agar asistennya menyebar berita bohong di internet, untuk menjatuhkan Silvia, berita itu mengatakan saat pertama kali Silvia memulai karirnya, ia berhutang banyak, karena itu ia membayar hutang-hutang itu dengan tubuhnya, ini juga adalah alasan mengapa ia dan Julius tidak menikah selama beberapa tahun, berita itu juga mengatakan bahwa Silvia adalah artis perempuan yang memiliki kehidupan pribadi yang kacau, semua gambaran dirinya hanyalah dibuat-buat.

Berita itu menyebar secara luas, Silvia seolah-olah tidak melihatnya, ia hanya menikmati waktu liburannya yang sulit ia dapatkan, masalah lain tidak ada di dalam pikirannya saat ini. Tapi saat melihat berita-berita itu, Christian tidak dapat menahan lagi.

"Ayo kita pulang lebih awal."

Dia ingin segera menyelesaikan masalah ini, karena ia tidak ingin berita ini memberikan dampak yang buruk bagi Silvia.

"Tidak perlu, Christian" kata Silvia tersenyum sambil membalikkan badannya lalu bersandar di pundak Christian, "Aku tahu kamu mengkhawatirkan aku, tapi aku tidak terpengaruh sedikitpun oleh mereka, asalkan orang-orang yang mendukungku tahu itu adalah berita bohong, itu sudah cukup."

"Lagi pula, kamu sudah sengaja menunda pekerjaanmu untuk menemaniku kemari, mana bisa aku mengecewakan niat baikmu, kalau kita pulang begitu saja, aku rasa sangat disayangkan."

"Tapi..."

Saat Christian akan melanjutkan perkataannya, Silvia langsung berjinjit dan mencium bibir Christian.

"Aku hanya ingin melihatmu saat ini, hanya ingin berdua bersamamu."

Christian lalu mengangkat tangannya dan merangkul pinggul Silvia, lalu keduanya menjatuhkan diri ke ranjang besar yang ada di belakangnya, keduanya dapat merasakan cinta dan suhu tubuh mereka, seketika semua hal lainnya menjadi tidak penting.

Waktu-waktu membahagiakan yang mereka lewati di tempat ini memberikan mereka perasaan rileks, di sini tidak ada bos dari Kingdom Entertainment, dan juga tidak ada artis-artis lainnya, mereka bisa berpelukan dan berciuman dengan bergairah.

Dua hari kemudian, mereka duduk bersama di pesawat untuk kembali pulang, kata Christian, nanti mereka akan memiliki kesempatan liburan yang tidak terhitung, sekarang ini Silvia masih membutuhkan waktu untuk mempersiapkan dirinya kedepan.

Silvia juga memahami situasi sekarang yang sedang rumit, akhirnya ia setuju.

Di perjalanan pulang, Christian tidak mengijinkan Silvia untuk melihat handphone atau membaca koran, ia tidak ingin ia terlalu cepat untuk memikirkan masalah-masalah ini, ia sudah merencanakan semuanya, dan tidak akan membiarkan orang-orang yang membuat masalah itu hidup dengan tenang.

Menurut berita yang didengar asistennya, selain Champion Entertainment dan Maggie, masih ada juga pekerja seni dari Global Entertainment yang ikut campur dalam masalah ini.

"Seorang artis pendatang baru, anak perempuan dari salah satu investor Global Entertainment, mungkin mereka bersekongkol menggunakan Entertainment yang mereka miliki."

"Baik, sementara ini begitu dulu saja." setelah Christian mematikan teleponnya, ia memandang Silvia, "Di perjalananpun kamu tidak istirahat, aku akan meminta supir untuk mengantarmu pulang lebih dulu."

Silvia mengedip-kedipkan matanya, lalu ia tersenyum dengan lembut, ia melihat tulisan pintu keluar di bandara, lalu berjalan keluar melalui pintu itu, di luar ia sudah tidak bisa menggandeng tangan Christian lagi, hatinya merasa tidak rela.

Tapi ia sudah jelas dengan semuanya, asalkan ia terus bertahan, pasti suatu saat nanti ia akan bisa bersama dengan Christian.

"Baik, aku pulang dan akan menunggumu."

Silvia bisa menebak bagaimana cara Christian membantunya menangani masalah berita-berita bohong itu, tidak salah Silvia memercayai Christian, tidak banyak berkata lagi ia langsung tersenyum dan pergi bersama Lisa meninggalkan

"Silvia, kamu bilang bos besar buru-buru kembali ke Kingdom Entertainment, apakah dia akan membantumu untuk balas dendam?" kata Lisa yang sedang duduk di dalam mobil menebak-nebak.

Silvia tersenyum datar sambil melihat foto-foto yang telah diseleksi oleh perusahaan periklanan "Mungkin saja..."

"Besok adalah hari Golden Film Award, sepertinya Maggie tidak akan lagi senang." Lisa yang sedang memikirkan Maggie yang gagal pun menjadi senang.

Silvia memandangi pemandangan jalan di luar jendela, sedikit berkabut dan sepi, ini kali pertamanya ia melihat jalanan yang begitu tenang.

Besok malam, sangat dinantikannya.

...........

Di apartemen Maggie.

Sesaat setelah Julius masuk, ia langsung mencium ada bau alkohol, Maggie sedang tertidur di ranjang, tidurnya sangat nyenyak.

Dia sedang mengandung, tapi masih minum banyak akohol!

Tidak, Alkohol itu belum tentu ia yang meminumnya, mungkin lelaki yang tadi bersamanya yang telah meminumnya.

Julius membawa kunci cadangan di tangannya, mungkin Maggie sudah lupa, ia melihat wanita yang ada di atas ranjang, raut wajahnya berubah, kesabarannya sudah habis

Tapi Maggie tidak bisa kembali lagi, bahkan mereka berdua tidak bisa kembali seperti dahulu, karena itu jangan menyalahkan perbuatan Julius yang berubah menjadi kejam terhadap Maggie.

Ia membuka handphone Maggie, lalu mencatat nomor handphone Ardi.

Meskipun setiap kali menghubungi Ardi ia selalu berhati-hati dan segera menghapus jejaknya, tapi selalu saja ada celah.

Julius menyuruh orang untuk melacak identitas Ardi, barulah ia tahu bahwa Ardi hanyalah seorang kaya yang berada di dalam dunia hiburan, tapi di dalam dunia yang memungkinkan orang kaya untuk bisa melakukan apa saja ini, pengaruhnya di dunia hiburan menjadi sangat besar.

Hanya saja, sebagai sesama lelaki, Julius mengetahui maksud Ardi, ia pasti tidak benar-benar mencintai Maggie, ia hanya menyukai tubuhnya saja, bila Julius dapat memberikannya wanita yang lebih cantik...

"Aku tahu urusanmu dengan Maggie, aku ingin bertemu denganmu, di tanganku sudah ada bukti kalian berselingkuhm kalau kalian tidak ingin seluruh dunia tahu akan masalah ini, lebih baik kamu bekerja sama denganku.

"Atas dasar apa aku harus memercayaimu? aku berani meniduri pacarmu, dan tidak takut ketahuan, oh aku hampir lupa, kalau dia masih mengandung anakmu...." kata Ardi sambil tertawa jahat di telepon, lalu ia menyalakan rokok dan berkata "Sebarkan saja berita itu, biarkan seluruh wartawan tahu bagaimana kamu diselingkuhi."

Julius menjadi geram, hatinya seperti dilubangi oleh seseorang, rasa dari pengkhianatan itu membuatnya merasa lebih baik untuk mati.

"Kamu yang berikan syarat, aku tidak membutuhkan Maggie lagi, setelah ini kamu bebas menidurinya, aku hanya memiliki syarat, aku ingin kamu menjadi tameng bagi Champion Entertainment, tapi tidak mengharuskanmu untuk berada di Entertainment ini."

Ardi lalu tertawa "Atas dasar apa kamu berani memberiku syarat seperti ini!"

"Kamu tidak setuju?" kata Julius mengerutkan alisnya, kalau begitu, dia akan kehilangan dominasinya.

"Aku setuju, tapi aku masih ingin satu orang, Silvia. asalkan kamu bisa membawanya ke ranjangku, aku jamin akan membuatmu mendapat keuntungan yang memuaskan."