Love at First Sight - Bab 233 Apa Kau Mau Datang Denganku?

“Mengapa aku tidak menyadari kau sekejam ini?”

Christian menundukkan kepalanya, menatap seseorang di pelukannya, “Apa kau tidak suka dengan caraku?”

Silvia menggelengkan kepalanya, lalu mencium bibir Christian, “Aku mendukung keputusanmu.”

Christian merasa puas. Dia melepaskan pelukannya lalu pergi berganti baju. Di dapur, Silvia meminum supnya sambil diam-diam tersenyum.

Silvia sudah mendengar cerita lengkapnya dari Erick.

Erick bercerita mereka mengatakan hal buruk tentang Silvia di kantor, jadi mereka harus menghadapi Christian. Erick sendiri merasa harus lebih berhati-hati.

Christian tidak mengatakan sepatah kata pun pada Silvia demi melindunginya.

Silvia mencoba menempatkan dirinya di posisi Christian. Dia memegah teguh keputusannya untuk mendukung Chritian, karena jika hal yang sama terjadi pada Christian, reaksi Silvia bahkan bisa lebih menyeramkan.

Mungkin di mata orang lain, cara Christian untuk melindungi Silvia tidak sepenuhnya baik, malah bisa berbalik merepotkan Silvia sendiri.

Silvia paham dengan hal itu.

Namun, Silvia suka dicintai dan dilindungi seperti ini.

Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul di benaknya. Misal suatu saat nanti hubungannya dengan Christian memburuk, apa dia bisa menanggungnya?

“Kau sedang memikirkan apa?” tanya Christian ketika melihat raut wajah Silvia berubah. Christian memperhatikan Silvia setiap saat.

“Aku sedang berpikir jika kita tua nanti, apa kau masih mencintaiku, apa aku masih bisa bergantung padamu. Perasaan susah diprediksi. Seiring berjalannya waktu, apakah perasaan kita akan berubah?”

Christian seketika hening. Dia tidak tahu harus menjawab apa.

Dia tidak memiliki jawaban untuk hipotesis semacam itu.

“Makanlah.” Christian tiba-tiba memeluk Silvia yang baru saja menyiapkan alat makan.

Silvia terkejut. Pria ini suka sekali mengejutkannya.

“Aku tidak bisa membuktikan apa-apa padamu. Kalau ada cara untuk membuktikannya, akan kuberikan hidupku padamu.”

Christian membawanya ke kamar, lalu menghujaninya dengan ciuman.

Walau tanpa bukti dan prediksi, kedua orang itu ingin semakin mencintai satu sama lain. Atmosfer di ruangan itu menghangat. Mereka berpelukan erat hingga kelelahan.

“Bukannya kau masih harus mengurus dokumen? Apa waktunya—”

“Tidak. Kalau bisa bermesraan denganmu begini, besok diurus juga masih sempat.”

Silvia mendorong bahu Christian, dia tersipu, “Makanlah dulu.”

Setelah mandi, kedua orang itu kembali ke dapur untuk makan malam.

Mereka tidak membicarakan pekerjaan di meja makan. Suasana makan malam itu hangat. Usai makan malam, Christian duduk di sofa dan mengecek dokumennya. Silvia duduk di sampingnya, membaca majalah.

“Akhir-akhir ini jadwal akan sangat padat, aku sudah menghapus kegiatan yang tidak begitu penting untukmu. Tetapi, beberapa hari lagi akan ada Kingdom Entertainment Anniversary. Kau harus datang.”

“Aku bisa saja datang. Bagaimana denganmu?” tanya Silvia.

“Aku?”

“Apa kau akan datang sebagai agenku atau sebagai direktur Kingdom Entertainment?” bisik Silvia.

“Belum terpikirkan.” Jawab Christian sambil mengelus kepala Silvia. Christian tahu Silvia tidak menyukai acara semacam itu, “Kalau kau tidak menyukai acaranya, kau boleh pulang kapan saja.”

“Aku tidak akan pulang di tengah acara.” ujar Silvia, “Karena itu adalah acara penting bagimu.”

Tidak ada hubungannya dengan suka atau tidak.

“Karena kau hadir, aku juga harus hadir. Aku juga suka melihat pria yang paling kucintai berada di tengah-tengah sorotan.”

Mata Christian berbinar mendengar kata-kata Silvia. Diam-diam hatinya mengidolakan isterinya.

Pria akan senang jika mereka bisa diandalkan oleh orang yang paling mereka sayangi. Itu adalah cara mereka membuktikan kekuatannya.

Christian dan Silvia akan menjadi sorotan utama di acara itu nanti. Di saat yang sama, kompetisi Silvia dan Melissa Zeng juga akan mencuri perhatian orang banyak.

Ini akan menjadi kali pertama Silvia dan Melissa berada di satu panggung setelah Silvia bergabung dengan Kingdom Entertainment, juga setelah Melissa kembali dari luar negeri.

Dibanding Melissa, Silvia bersikap tenang menunggu acara tersebut. Silvia bahkan terkesan menghindar.

Sejak kembalinya Melissa dari luar negeri, jadwal dan kegiatannya sebisa mungkin terpisah dengan Melissa.

Sebab, selalu ada orang yang ingin melihat keributan.

Di internet bermunculan orang-orang yang gemar membandingkan mereka berdua, artikel, voting, juga gossip. Semua bersumber dari publik.

Yang satu adalah aktris yang baru saja bergabung dengan Kingdom Entertainment, juga dikagumi oleh direktur; yang satunya lagi adalah bintang besar yang sudah melambung di kancah internasional. Siapa yang lebih baik?

Akhir-akhir ini Silvia sedang sibuk merekam acara barunya, dia sama sekali tidak memiliki waktu untuk memperhatikan gosip-gosip itu. Selain sesekali bertemu dengan Anastasia, Silvia menggunakan sisa waktunya untuk bekerja.

Malam itu Anastasia mengunjunginya. Mereka lalu mencari kafe terdekat.

Kakak Xia mencarikannya ruangan privat supaya tidak ada yang mengganggu mereka. Kaca jendela besar di kafe itu memantulkan cahaya lampu jalan. Desain kafe itu teramat elegan.

Silvia menatap pemandangan itu, lalu menghembuskan nafas panjang. Indah sekali, batinnya.

“Silvia, aku ingin menikah.” ujar Anastasia lirih. Jemarinya sibuk menelusuri cangkir kopinya.

“Tiba-tiba sekali?” Silvia terkejut. Dia tidak menyangka Anastasia akan membicarakan hal itu.

“Aku berpikir untuk apa wanita memiliki rumah dan uang banyak. Itu semua tidak ada apa-apanya dibanding pelukan yang hangat.” ujar Anastasia sambil menertawakan dirinya sendiri, “Baru terpikirkan olehku sekarang. Belum begitu terlambat, ‘kan?”

Silvia menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak.”

Setelah mengalami hal sebelumnya, Silvia sudah memprediksi Anastasia akan berpikiran begini.

“Namun, tidak sekarang. Walaupun ada seorang pria yang mengejarku, aku akan memilih untuk tetap di sisimu dulu. Kalau aku pergi, aku takut Melissa akan melakukan hal yang keterlaluan lagi.”

Silvia merasa beruntung memiliki teman sebaik Anastasia.

“Jangan khawatir. Aku tidak takut.”

“Kau ini! Kau tidak takut, bukan berarti Direktur Jiang juga tidak takut. Dia sangat mencintaimu. Kalau kau terluka, dia akan meporak-porandakan seluruh industri hiburan.” ujar Anastasia serius, “Silvia, apa kau tahu mengapa aku baik sekali padamu? Karena kau temanku. Teman yang membantuku di situasi apapun selama bertahun-tahun.”

“Walaupun aku seorang aktris, namun aku paham tidak ada yang lebih berharga dari kesungguhan hati. Jadi, entah dimana kau nanti, juga entah dimana aku nanti, dengan satu kali telepon saja, aku akan langsung bersiap datang membantumu.”

Setelah mendengar kata-kata Anastasia, Silvia lalu memeluknya erat.

“Mengapa kau berbicara seperti sedang menyatakan perasaanmu begini? Aku paham maksudmu. Sama denganmu, entah dimana kau nanti berada, aku harap semuanya baik-baik saja.”

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu