Love at First Sight - Bab 407 Cemburu Itu Membuat Orang Menjadi Gila

Sebenarnya ia juga ingin Silvia Yan berada disampingnya, tetapi kesadarannya memberitahukannya, membiarkan dia memulai membuat film dengan orang lain bersamaan adalah pilihan yang paling baik.

Silvia Yan duduk didalam mobil, dan melihat bayangan laki-laki yang ada dibelakang itu semakin lama semakin menjauh........

Dia harus lebih giat lagi agar film ini cepat selesai dan ia bisa cepat kembali dan menemaninya disampingnya.

Christian Jiang itu seperti udara untuk dia bisa tetap bertahan hidup, setiap kali meninggalkannya, ia merasa sangat tidak tenang.

Malam itu, ia dan asistennya Goldie pun memasuki hotel yang sudah disiapkan oleh mereka, semalaman itu, ia terus berpikir tentang hadiah yang harus diberikannya kepada Christian Jiang, jadi kalau dilihat suasana hatinya tidak begitu bagus.

"Kak Silvia Yan, mau jalan-jalan di taman bunga tidak?" Goldie melihat suasana hatinya tidak begitu bagus lalu mengajaknya keluar.

Silvia Yan menganggukkan kepalanya, keluar dan cari udara mungkin adalah sebuah pilihan yang bagus.

Ketika mereka baru saja keluar dari kamar, mereka melihat ada dua orang yang baru keluar dari lift, walaupun mereka tidak melihat wajah orang itu secara persis, tapi.....orang itu sangat mirip dengan orang yang pernah mereka lihat, terlebih lagi mereka berdua kelihatan sangat mesra.

"Kak Silvia Yan, apakah itu mereka? Aku pergi dengar-dengar?" Goldie bertanya dengan nada yang waspadah.

"Tidak usah." Silvia Yan menekan tombol lift, "Jarak mereka juga lumayan jauh dan cahaya lampu juga remang-remang, bisa jadi mereka salah melihat, sebelum mereka bisa memastikannya, bagusan jangan membahas masalah ini dengan orang lain dulu."

Goldie pun emndengar sambil menganggukkan kepalanya, "Aku tahu, Kak."

Tadi Silvia Yan dan Goldie berjalan agak lambat, jadi Taufik dan Aboby tidak melihat mereka, mereka juga sama sekali tidak menyangkah ada orang yang melihat bereka berdua sedang bermesraan.

Walaupun Silvia Yan tidak menyuruh Goldie untuk mencari info, tetapi didalam hatinya ia juga sedikit merasa curiga.

Kalau saja Taufik dan Aboby punya hubungan sedekat itu, atau mereka sedang pacaran, ia merasa itu akan susah buat dia berperan menjadi pemeran utama wanita di film ini.

"Besok, adegan pertama ia harus syuting dengan Taufik, Kak Silvia Yan, kamu harus hati-hati." Sebelum mereka berangkat, Christian Jiang sudah sengaja meningatkannya, jadi Goldie meningatkan Silvia Yan lagi dan dia juga akan lebih memperhatikan keadaan disana.

"Baik." Silvia Yan melihat sekilas apa yang ada dilantai satu, tiba-tiba ia tidak ingin pergi jalan-jalan lagi, "Kita balik saja."

Mereka berdua pun kembali kekamar, Silvia Yan tidak menyangkah keadaannya akan menjadi seperti ini, tadi saat Christian Jiang menyuruhnya untuk hati-hati, ia masih merasa Christian Jiang terlalu membesar-besarkan masalah.........

Setelah berpikir sesaat, Silvia Yan pun menghubungi Christian Jiang.

"Sudah makan malam?" Suara Christian Jiang yang lembuat itu pun terdengar olehnya.

"Sudah, Tadi Goldie sudah mendapat daftar syuting besok, besok pagi aku ada adegan aksi dengan Taufik." Silvia Yan tidak memberitahukannya kejadian yang baru ia lihat tadi, tetapi ia malah berkata, "Aku tidak tahu kapan kamu punya waktu ke sini?"

"Ada, aku akan siapkan semua pekerjaan aku lebih dulu, sampai jumpa besok." Christian Jiang menutup teleponnya lalu didalam kepalanya ia membayangkan ekspresi muka Taufik pada saat acara pembukaan itu, apa yang ia prediksikan sepertinya sangat tepat.

Setelah itu ia langsug menghubungi Albert Qin dan kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum diselesaikannya, demi besok ia bis alebih cepat ke lokasi syuting.

Dan ia juga memprediksikan, setelah Silvia Yan sampai ke hotel ada kejadian apa yang terjadi, suaranya sedikit berbeda dengan suara ia pada biasanya.

Tetapi Silvia Yan tidak mengatakan apa-apa, jadi ia percaya Silvia Yan pasti bisa menanganinya sendiri.

Tengah malam jam satu.

Di kamar nomor 708 hotel ini, dua orang ini baru saja selesai bermesraan dan saling berpelukan........

"Aboby, besok ada adegan aku dengan Silvia Yan, aku pikir, biar aku yang turun tangan." Taufik berkata.

"Jangan, tidak cocok, kalau saja ketahuan sama orang lain mau bagaimana?" Aboby mematikan rokok yang ada ditangannya.

"Tidak mungkin diragukan orang lain! Pas sekali besok itu adegan aksi, aku hanya perlu sedikit teknik, dia pasti akan terluka." Taufik menarik selimut itu dan duduk, "Aku tidak bisa menunggunya lagi."

"Bukannya kita sudah sepakat dari awal, nanti waktu aku ada adegan aksi dengannya baru bergerak?" Aboby menariknya, "Kenapa kamu tiba-tiba........"

Taufik membalikkan badannya, lalu lari kedalam pelukannya dengan matanya yang memerah, "Aku sudah tidak bisa melihatnya lagi, jelas-jelas ia menggunakna cara licik untuk mendapatkan peran itu, tapi aku masih harus menunggu begitu lama............"

"Aboby, aku tidak mau menyiakan kesempatan besok, kamu percaya padaku yah? Aku hanya menambah tenaga aku sedikit buat dia terluka, tidak akan ada orang yang tahu."

Walupun Taufik sudah berkata seperti ini, tetapi Aboby maish tidak mengizinkannya.

"Kamu tunggu saja, halk sepert ini biar aku yang selesaikan, kamu tenang saja, sudah lumayan malam, kamu istirahat dulu." Dia memeluk Taufik dan menidurkannya, ia tidak ingin membahas masalah itu lagi.

Kamar itu pun kembali menjadi hening.

Berbaring didalam pelukan Aboby, Taufik malah sama sekali tidak merasa ngantuk, ia masih terus memikirkan apa yang terjadi pada saat acara pembukaan itu dan apa yang ditanyakan oleh wartawan itu.

Dia tidak bisa menahan emosi ini, dan tidak bisa menanti sampai kesempatan baik yang Aboby katakan, ia hanya ingin balas dendam dengan Silvia Yan.

Setelah membuat ia terluka, ia akan pergi dengan sendirinya!

Sampai saat itu, mungkin Cristo akan memanggilnya untuk menggantikan Silvia Yan, ini barulah cara yang paling tepat.

Keesokan paginya, semua petugas perfilman sudah menyiapkannya.

Karena hari ini bukan hanya ada adegen pemeran wanita utama, tetapi ada pemeran wanita ketiga juga, ditambah lagi adalah hari pertama mereka mulai syuting, jadi semua orang sangat memperhatikan hari ini.

Setelah Silvia Yan sampai ke lokasi syuting, ia sudah selesai make-up, lalu ia duduk di ruang istirahat dan membaca naskahnya.

Disebelah ruangan istirahatnya ada Taufik yang terus mempertimbangkan apakah mau melukainya atau tidak?

Petugas yang berjalan diluar sambil memindahkan barang sambil membahas, "Silvia Yan tadi menyapa aku, dia ramah sekali!"

"Benar, dan lagi badannya bagus sekali, setelah memakai baju pemeran utama wanita itu ia tampak begitu berkharisma."

Kata-kata ini terdnegar oleh Taufik dan ia pun menjadi tambah emosi!

Orang yang seharusnya diperlatikan orang lain itu adalah dia......karena kata-kata ini, Taufik pun memutuskan apa yang ia pikirkan, ia mau Silvia Yan menghilang dari hadapannya.

Beberapa saat kemudian, waktu mereka syuting pun sudah dimulai.

Ketika mereka berdiri didepan lokasi syuting, Cristo mengambil naskah dan berkata: "Adegan ini adalah adegan setelah ada kesalah pahaman diantara kalian berdua, jadi gerakan kalian harus ada tenaga, tapi tatapan mata kalian harus ragu-ragu karena Fitry dan Veronica adalah dua sahabat baik.........terus saat kamu memukul Silvia Yan sampai ke jendela itu, kalian harus hati-hati, walaupun itu adalah pedang palsu, tapi pedang itu lumayan tajam, kalian sudah boleh siap-siap."

"Baik, sutradara Yu."

Taufik menjawab iya, lalu ketika ia melihat Silvia Yan yang kembali melihat naskah itu dengan serius, ia pun mengepalkan tangannya, ini adalah kesempatan baik untuknya!

"Sutradara Yu, bagaimana kalau kita pake cermin, dengan begitu kemungkinan ada yang terluka lebih kecil, mereka berdua adalah artis yang terkenal, kalau ada yang terluka bagaimana." Sekertaris sutradara itu memberikan saran.

Taufik melihat kebawah dan berpikir didalam hatinya, kalau saja mereka menggunakna cara ini, dia tidak ada kesempatan untuk melukai Silvia Yan lagi.

Hanya saja........

Silvia Yan melihat mata Taufik lalu berkata, "Tidak usah, aku rasa pakai cara yang awal itu lebih bagus, terlebih lagi Taufik bergitu berpengalaman, dia pasti bisa menjagaku, benarkan?"

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu