Love at First Sight - Bab 87 Acara Pemberian Penghargaan

“Aku......”

Mendadak pertanyaan jatuh ke dirinya!

Air muka Ardi berubah, menatapi mikrofon yang tiba-tiba menghadapnya, ia tak tahu harus berkata apa.

Padahal awalnya dia mau melihat Silvia yang gelagapan lalu dia memanfaatkan kesempatan untuk membantu, tapi sekarang malah tidak bisa apa-apa.

Dia tertawa canggung, “Untuk sementara ini masih dirahasiakan, tidak bisa dibeberkan dulu.”

Para wartawan tersedan sejenak lalu lanjut menyerang Silvia dengan pertanyaan, karena jawab yang diberi Ardi terlalu biasa, tidak menarik.

“Nona Silvia, ada isu yang mengatakan bahwa anda diam-diam dibantu oleh seseorang yang berjabatan tinggi di dunia hiburan ini, anda punya respon apa mengenai ini?”

Mendengar pertanyaan yang sama sekali tak berdasarkan bukti, Silvia tidak menunjukkan ketidaksabarannya sedikit pun, sebaliknya ia malah dengan tenang berkata, “Aku cuma bisa katakan, setiap orang punya kebebasan untuk menyatakan pendapatnya sendiri, aku tidak akan memberi respon yang terlalu berlebihan terhadap ini, aku percaya fans yang suka dan mendukung aku bisa melihat fakta yang sebenarnya.”

“Aku adalah tokoh publik, maka aku akan bertanggung jawab atas semua perkataan dan perbuatan aku.”

“Aku berharap semuanya bisa membedakan mana yang benar dan tidak, juga berharap bisa mencurahkan semua perhatian ke Golden Film Award ini, terima kasih.”

Jawaban Silvia membuat wartawan tidak bisa mencari kesalahannya, dia tidak memilih untuk pura-pura kasihan, atau dengan terang-terangan menanyai wartawan, melainkan memilih suatu cara menjawab yang mengelakkan tanggung jawab.

Terlebih lagi ia tidak menyalahkan pendapat siapa pun yang beredar di internet, cuma kelapangaan dada seperti ini saja tidak semua orang bisa melakukannya.

Ketenangan dan kekaleman yang ia tunjukkan sudah merupakan jawaban yang terbaik, siapa pun yang melihatnya bisa merasakan pesona istimewa di dalam dirinya.

Membuat orang-orang secara tak sadar terpikat olehnya, secara kompak para wartawan itu menarik kembali mikrofon itu, kalau mereka masih tetap mempertanyakan hal ini, akan membuat mereka kelihatan sangat tidak profesional, lebih baik mengambil foto Silvia yang cantik ini.

Ardi yang di samping memandangi Silvia dengan kagum, dia memang tak salah, wanita ini lebih pintar dari Maggie, kalau bisa mendapatkan dia......Saat Silvia bertanda tangan, Ardi sudah memikirkan berbagai gambaran tentang dirinya.

“Tak kusangka kamu lebih sempurna dari yang kubayangkan.” Nafsu yang terpancar jelas dari sorot matanya sangat menjijikkan.

Dengan anggunnya Silvia menyelesaikan tanda tangannya, tanpa mengindahkan Ardi ia berjalan pergi.

Melihat dia menolak dirinya dengan dingin, Ardi berdehem sejenak, dia maju dengan melangkah cepat, “Kamu belum tahu kan, mantan kamu si Julius sudah jualin kamu ke aku, lebih baik kamu nurut, kalau tidak aku buat kamu gak punya tempat berpijak di dunia hiburan!”

Mendengar itu, Silvia menoleh menatapnya, “Pertama, aku tidak merasa Julius punya hak untuk mengatur hidup aku, kedua, apa perkataanmu tadi sungguh-sungguh?”

“Omongan apa!”

Dengan kalem Silvia mengeluarkan handphonenya dari tas, dan memutar rekaman perkataan Ardi tadi.

“Kamu merekamnya! Kasih aku!” Ardi dengan panik mau merebutnya.

Silvia mundur beberapa langkah, dan menunjukkan pergelangan tangannya yang penuh titik merah, “Kalau kamu mendekati aku lagi, aku bakal kasih rekaman ini ke wartawan, mempublikasikan niat tak baikmu itu, kita lihat siapa yang tak punya tempat berpijak lagi!”

“Kamu!”

“Tuan Ardi, tolong hati-hati.”

Silvia memalingkan muka dan tidak lagi bermaksud mengindahkannya.

Luapan emosi Ardi tidak bisa dilampiaskn, dia benar-benar tak menyangka banget Silvia bisa begitu, membuatnya tak bisa mendekati dia, padahal sudah mengeluarkan banyak usaha baru bisa dirinya menjalani karpet merah sama dia, tapi malah......

Dia tertawa dingin, “Tak apa, kita masih ada waktu kok!”

Nanti tempat duduk dia dan Silvia ada di bagian ujung dan berdekatan, emang bakal masih takut nanti dia tidak nurut?”

Namun belum sempat dia melakukan rencananya, panitias petugas datang ke hadapan Silvia, “Nona Yan, tempat duduk anda ada perubahan, silakan ikuti saya.”

“Apa? Panitia bagian mana kamu!” Melihat rencana baiknya bakal dirusak, Ardi emosi hingga menghalangi Silvia.

Petugas itu mengeluarkan kartu panitianya, “Tuan Ardi, ini pengaturannya.”

Ardi gusar sambil menggertak gigi, hanya bisa membiarkan Silvia pergi.

Sepertinya benar, Silvia ada yang membantu dari belakang, dengan kesal Ardi berdesis, “Pura-pura polos apaan coba.”

Dia pasti tidak menyangka orang yang membantu Silvia itu direktur Kingdom Entertainment, Christian Jiang. Kalau dia tahu, pasti bakal menyesal apa yang diperbuatnya malam ini.

Saat Silvia duduk, Maggie juga baru saja duduk. Dia menoleh dan melihat Silvia duduk di belakangnya, sedangkan Ardi ada di ujung sana, ia mengernyitkan dahi, apa Ardi tak sengaja buat kesalahan? Harusnya dia tak bakal menyia-nyiakan kesempatan untuk bersama Silvia.

Sekali kepikiran surat kontrak yang tak diketahui orang-orang itu, Maggie membayangkan akan melihat Silvia yang jatuh namanya, sedangkan dia akan mendapat semua cahaya kemenangan, menjadi ratu aktris baru di dunia hiburan ini.

Setengah jam lagi, dia akan menerima piala penghargaan pemeran utama wanita terbaik dari tangan Silvia.

Ini secara khusus dia meminta Ardi mengaturnya demikian, dia ingin melihat Silvia yang gagal.

Dia bisa merebut Julius, juga bisa merebut posisinya sebagai ratu aktris, sedangkan Silvia ditakdirkan untuk tak bisa mendapatkan apa pun, juga dikhianati oleh pria pernah paling ia cintai, inilah nasib mereka yang berbeda sekali.

Tidak lama kemudian, acara pemberian penghargaan itu dimulai di tengah-tengah kumpulan para artis terkenal.

“Selanjutnya, dipersilakan aktris nona Silvia Yan dan sutradara terkenal tuan Ben Lee untuk mengumumkan pemenang kepada kita!”

Silvia bangkit berdiri dengan muka tenang, berjalan menaiki panggung dengan elegan, saling menganggukkan kepala dan keduanya berdiri di depan mikrofon, berhadapan dengan semua tamu dan wartawan yang hadir.

Gaun pesta yang dipakai Silvia, yang juga merupakan design khusus dari Christian buat dirinya, begitu indah dan mempesona di bawah cahaya kristal lampu, kulitnya yang putih halus bagaikan mutiara, tampah mempesona dibandingkan dirinya yang dulu berdiri panggung ini.

Menghadapi begitu banyaknya kamera, kesadaran Silvia sangat jelas dibanding sebelumnya.

Masih ada jalan begitu panjang yang perlu ia jalani, tidak boleh kehilangan arah oleh tantangan yang ada di depannya.

“Saya sekarang masih sangat menantikan kerja sama dengan Silvia, kalau tidak saya merasa kehidupan perfilman saya belum sempurna.” Sambil setengah bercanda Ben Lee berkata, dari ucapannya bisa terlihat pengakuannya terhadap kemampuan Silvia.

“Terima kasih sutradara Lee, saya juga sangat menantikan itu.”

“Di hatiku, kamulah pemeran utama wanita terbaik di dunia hiburan ini, silakan umumkan pemenangnya.” Sutradara Lee dengan gentlenya memberikan tempat, memberikan kesempatan lebih banyak untuk Silvia tampil di depan.

Silvia jeda sejenak, “Silakan kita lihat ke layar.”

Layar persegi panjang itu muncul satu per satu cuplikan film, juga nama setiap pemeran utama wanita dan film yang mereka bintangi.

Maggie yang terduduk disitu mengangkat kepalanya dengan congak, menatapi layar dan menunggu naik ke atas untuk menerima piala, ia juga sudah menyiapkan perkataan untuk mempermalukan Silvia, tapi belum sampai dia melihat namanya sendiri, gambaran di layar itu sudah berhenti.

Yang awalnya lima orang aktris, berubah menjadi empat orang saja!

Maggie Jiang, nama dia dihapus.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu