Love at First Sight - Bab 257 Kita Menang

Gaya ini..........

Mereka memang selalu begitu dirumah, tapi ditempan umun seperti ini, Silvia Yan merasa sedikit tidak nyaman.

Christian Jiang menjulurkan tangannya dan memeluk Silvia Yan, "Sudah mau mulai."

"Ah, sekarang pelukan dulu, nanti kalau aku sudah menang, tidak ada kesempatan seperti ini." Harley menyisyaratkan pelayan untuk mengeluarkan kartu.

Cara mainnya adalah Poker, lalu diikuti oleh bunga, empat ketupat dan terus seperti ini.

Harley bukan tidak pernah bertarung dengan perempuan, tetapi tidak pernah kalah ditangan perempuan, seorang artis yang biasa-biasa saja, ia sama sekali tidak memandangnya.

Pelayan itu pun mengeluarkan kartu dan setiap orang mengambil dua kartu.

Silvia Yan mendapatkan A merah, Q hitam, Harley dapat sepasang 10.

Kartu yang didapat mereka masing-masing ada kelebihannya.

Harley menyuruh pelayan itu unutk membagikan kartu lagi, karena semua ini sudah dibilang baik-baik tadi.

Selanjutnya kartu umum, K merah, ketupat 5, dan bunga 10.

Apakah Silvia Yan sudah dapat kartunya? Atau, Harley mungkin sudah dapat 3 lembar 10, sudah menang, nasib itu sangat penting, tapi skill juga sangat penting.

Christian Jiang hanya memeluk Silvia Yan, setelah melihat kartu itu, ia juga tidak ad ekspresi apa-apa, ia terus melihat Silvia Yan, ternyata ia sangat mahir dalam bermain kartu, apa mungkin ia bermain dengan Bayu?

Berpikir seperti ini, ia sedikit merasa tidak enak.

Tapi Silvia Yan sudah bilang, malam ini ia bermain demi dirinya, ia juga tidak mau ambil pusing.

Selanjutnya, 4 kartu umum, A hitam.

Harley masih seperti sebelumnya, ditangan Silvia Yan sudah ada sepasang A, kalau kartu terakhirnya bukan J, Silvia Yan sudah kalah.

Harley tersenyum, dan berkata dengan puas, "Aku kasih kamu kesempatan untuk ngaku kalah, tinggal satu kartu saja."

Christian Jiang meletakkan tangannya dimeja, "Kartu terakhir, biar aku yang lihat."

"Kalau menang, ini hitung punya aku atau kamu?"

"Kamu."

Silvia Yan menganggukkan kepalanya, langsung tidak memedulikan perkataan Harley dan membiarkan pelayan itu membagikan kartu.

Kartu terakhirnya adalah persegi 3, buat mereka berdua sama-sama tidak ada keuntungan apa-apa.

Tangan Silvia Yan sedikit berkeringat, dia sedang gugup, masih belum ada kartu yang bagus, ia pasti bisa menang, tapi........

Harley tersenyum dan membalikkan kartunya, 3 lembar 10.

Silvia Yan menggenggam erat kartu yang ada ditangannya, ketika ia hendak membalikkan kepalanya dan melihat Christian Jiang, tangan Christian Jiang pun diletakkan dibahunya, "Percaya sama aku, buka kartu."

Silvia Yan jelas-jelas tahu ditangannya cumana ada sepasang A, ia pasti kalah, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa.

"Laki-laki kan, harus berani ngaku kalah, Direktur Christian Jiang, kamu bisa main tidak?" Melihat ekspresi mereka, Harley merasa ia pasti sudah menang, ia menepuk tangannya, "Sepertinya, malam ini mau buka kamar presiden."

"Tidak usah mimpi........."

Christian Jiang mengisyaratkan Silvia Yan untuk membuka kartu, tangan kanan Silvia Yan membalik kartunya, kartu yang tadinya berubah menjadi J dan Q.

Kenapa kartu dia yang tadinya A berubah menjadi J!

Kalau bukan Christian Jiang, masih ada orang kedua?"

"Harley, sudah menang."

Harley melihat mereka dengan perasaan tidak percaya, lalu ia sangat terkejut, raut mukanya berubah menjadi sangat tidak enak dilihat, dengan marah ia membanting meja itu, ia tidak percaya dengan apa yang terjadi.

"Mohon Direktur Harley melakukan apa yang sudah dijanjikan, menghadap ke para reporter dan mengatakan bahwa anda tidak bagus dibidang tiu dan sengaja menghancurkan orang lain."

Harley marah sampai membanting kursi yang ada disana, dan pergi bersama dengan ayahnya.

Pelayan itu berkata, "Setiap bermain kartu, Harley paling sedikit bisa bertarung seribuan.??

"Kelihatan, dia sudah ahli." Christian Jiang menjawabnya dengan tenang.

"Jadi kamu?" Silvia Yan berbalik dan melihatnya.

"Direktur Christian Jiang hanya ingin memberinya pelajaran, kalau Direktur Christian Jiang ingin menang, kartu apa pun pasti bisa didapatkannya." Pelayan itu melanjutkan.

"Kalian, kenal? Silvia Yan sangat terkejut dan bertanya.

Christian Jiang menganggukkan kepalanya dan membawa Silvia Yan pergi, "Kadang-kadang didunia bisnis memang seperti ini, semuanya harus dipelajari dikit, supaya tidak merugikan diri sendiri."

Setelah mendengar apa yang dikatakan Christian Jiang, Silvia Yan menyadari hari ini ia sudah tahu lebih banyak hal dari Christian Jiang, tetapi Christian Jiang merasa masih banyak hal yang harus ditingkatkan oleh Silvia Yan.

"Tapi, kartu kamu memang lebih bagus darinya, jadi kamu menang."

Silvia Yan menggelengkna kepalanya, tiba-tiba ia merasa sepertinya ia hanya tahu sedikit tentang Christian Jiang, ia ternyata lebih hebat dari kelihatannya.

Pada saat itu, Jansen Jiang pun masuk dari luar,lalu berteriak, "Baru dimulai saja udah selesai?"

Setelah Christian Jiang melihat Silvia Yan, ia pun menarik tangannya dan berjalan kedepan Jansen Jiang dan dengan sangat santai memperkenalkan Silvia Yan kepadanya, "Ini adalah paman aku, tadi sudah tidak sempat memperkenalkannya denganmu."

Jansen Jiang tidak memberikan kesempatan kepada Silvia Yan untuk berbicara, tetapi malah menarik Christian Jiang kesamping, "Kamu tahu kamu sedang ngapain tidak? Artis? Orang tua kamu........"

"Paman merasa tidak bagus?"

"Bagus, tentunya bagus! Aku rasa boleh juga, cuman saja orang tua kamu sana, bagusan kamu lebih cepat memberitahukan mereka."

"Sekarang masih belum waktunya, jadi mohon paman bantu kita jaga rahasia ini." Pastinya Christian Jiang ada rencananya sendiri.

"Kamu ini, sementang sudah mendapatkan kepercayaan dari keluarga kami sekarang sudah berani main rahasia- rahasiaan." Jansen Jiang melambai-lambaikan tangannya, "Aku sudah tua, males mengurus urusan anak muda seperti kalian, tapi kita sudah bilang baik-baik makan malam hari ini adalah untuk rekonsiliasi, kamu ini sudah terlalu berlebihan, nanti apakah keluarga kami masih bisa menghadapi orang-orang?"

"Paman, jelas-jelas kamu tadi juga sangat menikmati proses ini......"

"Ehm, aku cuman tidak mau menghalangimu." Jansen Jiang tertawa sambil berjalan pergi, "Tadi semuanya dibuat rusuh oleh mereka sampai-sampai aku pun belum makan, aku jalan dulu, aku mau cari tempat lain untuk makan."

Ketika ia sudah keluar dari tempat itu, Jansen Jiang baru terpikir, "Masalah kalian, apakah aku orang pertama yang tahu?"

"Dari awal kakek sudah tahu kalau aku sudah menikah, hanya saja ia tidak tahu aku menikah dengan siapa."

"Me.....nikah?" Jansen Jiang terkejut dan melihat kearah mereka, lalu berkata, "Anak ini cepat juga yah!"

Dia pikir mereka hanya berpacaran.

"Aku sudah putuskan, malam ini aku traktir kalian makan besar!"

Christian Jiang merangkul bahu Silvia Yan, "Malam ini paman aku yang mentraktir kita makan, kamu pengen makan apa?"

"Apapun boleh, yang paling penting adalah kita makan bersama."

Setelah mendengar jawaban dari Silvia Yan yang sangat dan sopan, Jansen Jiang semakin menyukainya, dan memaksa Christian Jiang untuk segera membawanya ke keluarganya.

Ketika diperjalanan, Jansen Jiang melihat sikap Christian Jiang yang begitu memanjakan Silvia Yan lalu berkata, "Kamu tahu tidak, kamu itu adalah pria yang paling mencintai istrinya di keluarga kita!"

"Aku belajar dari paman." Christian Jiang langsung menjawabnya.

"Kamu belajar apa dari aku, saat aku seumuran kamu, aku sudah punya tiga anak, kamu?"

"Masih dalam proses perencanaan." Christian Jiang hanya menjawab empat kata ini.

Silvia Yan yang duduk disamping melihat mereka berdua yang terus beradu mulut, dia merasa ada yang special didalam hatinya, ternyata orang-orang dikeluarga Christian Jiang seperti ini, ketika bertemu dengan mereka ternyata mereka tidak seperti apa yang dibayangkan Silvia Yan.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu