Love at First Sight - Bab 402 Silvia Yan Sampai Tepat Waktu

"Dia itu adalah artis papan atas di dalam negeri, dia adalah pemeran wanita yang paling hebat!"

"Aku dengan Silvia Yan dari Kingdom Entertainment juga akan datang, tetapi sampai saat ini masih belum melihatnya."

"Kamu bilang, diantara mereka berdua siapa lebih hebat?"

Disuasana yang genting seperti ini, memang bergosip bisa menenangkan suasana.

Asisten Cristo sudah berjalan beberapa kali didalam kerumunan orang, tetapi ia memastikan ia tidak melihat bayangan Silvia Yan sama sekali, lalu ia pun pergi memberitahukan pada Silvia Yan.

"Sudah tahu, jangan buat apa-apa dulu, masuk sesuai urutan saja."

Petugas Perfilman itu pun sesuai urutan menjerit nama Silvia Yan, ia tidak muncul, itu menandakan ia sudah menolaknya, dengan begitu secara bersamaan ia juga sudah menyelesaikan perintah dari Kakek Jiang.

Pada saat itu, Kakek Jiang menggunakan kacamata hitam dan duduk di bagian tepi belakang, setelah menilat jamnya beberapa saat, ia pun menghela nafas.

"Benar-benar tidak dipikirkan? Tidak bisa cari informasi yang lebih jelas!" Didalam hatinya ia merasa sedikit tidak puas.

Dia sebenarnya ingin menggunakan bantuan Cristo untuk memberi pelajaran pada Silvia Yan, tapi kalau saja Silvia Yan tidak bisa melewati pelajaran dari mereka, dan ia benar-benar ditolak, orang yang paling senang kemungkinan besar adalah Cristo, karena urutan pertama yang ada didalam hatinya adalah Taufik bukan Silvia Yan.

Kesempatan yang diberikan Kakek Jiang kepadanya secara bersamaan memberikan kesempatan kepada dia untuk menyelakahkan Kingdom Entertainment.

Ketika sampai urutan Taufik, semua orang melihatnya masuk keruangan ujian dengan pandangan kagum, walaupun tidak bisa melihat situasi yang ada didalam ruang ujian tetapi ia adalah orang yang menghabiskan waktu paling panjang didalam ruangan!

Itu menandakan, para sutradara terus melihat peran yang sudah disiapkannya sampai habis.

Ketika para peserta lain masih menunggu gilirannya, peran ini sepetinya sudah diberikan kepada Taufik.

Para sutradara itu sudah berdiskusi, dan rata-rata semua sutradara itu setuju untuk memberikan peran ini kepada Taufik.

"Sutradara Yu, masih mau melanjutkannya?"

"Peserta selanjutnya itu siapa?"

"Silvia Yan." Asistennya melihat daftar nama dan memberitahukannya.

"Lanjutkan." Cristo menjawabnya dengan perasaan datar, hanya saja kalau orangnya tidak hadir, tentunya ia akan denga gampang memberikan kabar baik kepada Kakek Jiang.

Ketika asistennya baru keluar beberapa saat, diantara kerumunan orang itu, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri, dengan perlahan ia berjalan menurunin tangga lalu ketika didepan asistennya ia melepaskan topinya dan memperlihatkan wajahnya.

Orang yang tadinya duduk disampingnya itu semuanya terkejut, ternyata dari tadi Silvia Yan sudah sampai! Dan terlebih lagi dari tadi ia sedang serius menghafal naskahnya!

Asisten Cristo terkejut, kali ini ia harus bagaimana memberitahukan sutradaranya? Ia jelas-jelas sudah memberitahukannya kalau tempat ujian ini dipindahkan ke Teater Bulan Merah ! Siapa yang bisa memberinya jawaban, Silvia Yan kenapa bisa ada disini?

Orang yang ada disana semuanya mulai membicarakan ekspresi asisten itu yang sangat aneh.........

Sambil memikul beban yang berat, asisten itu mengantarkan Silvia Yan ke ruangan ujian, ketika Silvia Yan sampai ditempat ujian itu, Cristo sangat emosi dan menggenggam erat pen yang ada ditangannya.

"Halo para sutradara, saya Silvia Yan."

Dandanan Silvia Yan hari ini sangat santai, ia memakai baju jeans dan celana putih, ia memberikan kesan bahwa ia sudah berlatih keras, dandanannya yang sekarang ini sangat cocok untuk menjadi pemeran utama itu.

Kecuali Cristo, sutradara yang lainnya itu menunjukkan ekspresi sedikit terkejut.

Meskipun Silvia Yan masih belum memulai aktingnya, menurut dia gaya dan dandanan dia sebagai artis harus mengikuti peran yang akan dia mainkan, tidak bisa dipungkiri, perisapan Silvia Yan yang seperti ini membuat para sutrada itu merasa ia sangat serius mempersiapkan peran ini, dan kenyataannya memang demikian.

Ketika Kakak Jiang sudah beriap-siap untuk meninggalkan tempat itu, ia terhentikakn dan didalam mulutnya ia berguram, "Ternyata menantu keluarga Jiang kita."

Sekarang Cristo sedikit pusing, awalnya ia sudah memutuskan untuk tidak menggunakan Silvia Yan, tetapi sekarang ia tiba-tiba muncul, ia menghancurkan semua rencananya, sebagai seorang sutradara, Cristo merasa ia mendapatkan masalah yang sangat besar.

Penampilan Taufik tadi sudah sangat bagus, sekarang Silvia Yan tiba-tiba muncul, ini membuat ia berasa sangat tidak senang.

Tetapi Silvia Yan orang yang sudah menghancurkan rencananya sudah berdiri didepan, dan ia harus melihat penampilannya sampai habis, urursan mau tidak mau menggunakanny, keputusan itu masih ada ditangannya.

Tentunya ia tidak mau menggunakan artis yang tidak disukainya.

"Mulai lah." Cristo menganggukkan kepalanya kepada asistennya.

Tetapi pada saat ini, Silvia Yan yang seharusnya memulai penampilannya tidak bergerak sama sekali, dan ia langsung berkata: "Peran saya ini butuh seorang lawan main, aku ingin sutradara Yu yang menjadi lawan mainku, apakah boleh?"

Suara ia itu mengelilingi seluruh ruangan dan membuat semua orang terdiam kaku, Silvia Yan ternyata memang sangat percaya diri seperti yang orang-orang katakan, dia berani langsung mengundang sutradara Yu.

Pada saat itu, Cristo menaikkan alisnya, ia merasa permainan ini mulai menarik, lalu ia pun beranjak berdiri dan melihat ke arah Silvia Yan, "Boleh, kamu mau perankan siapa?"

Ketika ia beradu akting dengan Silvia Yan, ia bisa meliaht ekspresi wajah Silvia Yan dengan sangat jelas, setiap gerakan yang ia buat juga akan sangat jelas dimata Silvia Yan, kalau bukan saja ia sudah sangat yakin dengan aktingnya, bagaimana bisa ia meminta permintaan seperti ini?

Sebenarnya, apa hebatnya dia!

"Part kelima, ketika pemeran laki-laki itu menyerang mata-mata lainnya dan semua itu ketahuan sama pemeran wanitanya......."

Peran wanita dan laki-laki di part itu menunjukkan perasaan mereka yang sangat hangat dan dalam, dan karena masing-masing dari mereka mempunyai pemikiran sendiri, jadi mereka harus menentukan sebuah pilihan yang sangat penting, ketika pemeran wanita itu mengetahui kalau pria ini adalah laki-laki yang ingin dicarinya, ada goncangan sangat besar didalam perasaannya, lalu mereka berdua berkondrontasi di balkon! Ini adalah salah satu agedan yang sangat menarik.

Pemeran wanita iatu harus bersiap-siap untuk menghentikan pemeran laki-laki ketika ia hendak meluncurkan tembakannya!

Cristo menyipirkan matanya, ia merasa Silvia Yan memilih sebuah adegan yang tidak bisa diselesaikan!

Dia berjalan sampai ke depan Silvia Yan, "Sekarang kalau kamu mau ganti masih sempat."

Ia merasa peran Silvia Yan adalah peran yang sangat mengutamakan perasaan, dan bukannya peran ini yang membutukan gerakan intens dan tatapan mata seperti ini.

"Aku sangat yakin dengan apa yang aku pilih." Silvia Yan menjawabnya dengan sangat yakin.

Cristo mengambil naskah yang dipasingkan oleh asistennya, lalu menganggukkan kepalanya, "Kamu akan menyesal."

Dia juga terlihat sagat bertekad, Silvia Yan juga tidak bisa melakukan apa-apa......

Setelah ia sudah lacar dengan naskahnya, Cristo jongkok di samping alat peraga, adegan ini akan segera dimulai....

Silvia Yan membalikkan badannya, lalu berjalan dua langkah kesamping, para sutradara itu mengira ia merasa gelisa, ternyata tidak disangkah, ia lalu membalikkan badannya dengan ekspresi dan tatapan matanya yang tajam dan penuh dengan amarah itu langusng berjalan ke arahnya.

Pada saat itu, ia benar-benar berada didalam adegan itu.

Para sutrada itu terkejut melihatnya dan langsung melihat ke arahanya.

"Kenapa.......kenapa kamu ada disini! Bukannya kamu seharusnya......." Ketika ia baru berkata sampai setengah ia terhentikan dan dari matanya keluar air matanya yang mengalir, ia menunjukkan ekspresinya yang sanagt marah dan menghapus air matanya dengan sangat bertenagah.

Lalu ia mengangkat pedangnya sambil mengeluarkan suara tangisannya yang sangat mendalam, ekspresinya sangat cocok untuk memerankan agedan ini, "Kali ini, ayo kita lihat siapa lebih hebat!"

Ekpresi yang ditunjukkan oleh Silvia Yan membaut peran adegan wanita ini menjadi begitu hidup.

"Setelah membunuhmu, aku bisa langsung lompat dari sini dan menyelesaikan semuanya."

Setiap kata-kata yang dikatakan oleh Silvia Yan itu penuh dengan perasaan, pemeran wanita itu bukan tidak mau mencintai, tetapi tidak bisa mencintai! Jadi ia rela menggunakan hidupnya untuk menggantikannya.

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu