Love at First Sight - Bab 370 Mengejar Perempuan Sungguh Susah

Dia selalu tidak menyukai tempat yang banyak orang, tidak suka tempat yang belokan, tidak suka tinggal dalam kota, tidak suka sarapan pagi tepat waktu??

Tapi demi Lynn agar tinggal disampingnya, semuanya dia tahan, dan lagi demi dia mengubah semuanya.

JIka begini masih tidak berhasil, dia sungguh curiga dengan dirinya sendiri.

"Mulai dari mana?" Lynn sudah meyerah rasa ingin pulang, duduk di depan Oscar berdialog.

Oscar mengerut alisnya, dia tiba-tiba sedikit khawatir, jika suatu har Lynn tahu semua yang dilakukannya hari ini semuanya demi dia, dia akan respon seperti apa?

Dilihat seperti itu oleh Oscar, Lynn sekali lagi menundukkan kepalanya.

Oscar tiba-tiba berkata, "Aku ingin mengejar kamu."

"Apa?" Mata Lynn terbelalak, napas hampir tersedak, "Kamu bercandakan!"

Tatapan mata Oscar bergerak. "Ehm. Ini adalah naskah dialog." Nada dia bicara didalam seperti ada rasa gagal.

Mendengar dia bicara, Lynn lansung lega menghela napas, hanya butuh 1 detik, tanpa sungkan langsung memukul Oscar. "Jangan bercanda seperti ini!"

Oscar pasrah menggaruk-garuk kepalanya, perempuan kenapa kadang pintar kadang bodoh sih?

"Mulai ya." Dia mengangkat naskah.

"Ehm??" Lynn menunjuk ekspresi seperti ksatria yang gugur.

"Oh iya, aku kapan sudah bisa melepaskan balut?"

"Sebelum masuk ke dalam tim." Lynn membalikkan naskah, beberapa hari sebelumnya dia sudah melihat beberapa adegan, sekarang melihat secara rinci, sangat cepat tertarik ke dalam tokoh adegan.

Jika Oscar dan Silvia Yan memerankan ini, pasti akan sangat bagus!

Dia sekarang mulai tidak sabaran melihat film tayang di bioskop.

Dan lagi dia mereasa Christian Jiang mencari Oscar untuk memerankan tokoh ini masih ada alasan yang lebih penting, yaitu Oscar orangnya dengan kehidupan dan kebiasaan tokoh utama pria sangat mirip.

"Aku hanya tidak suka berhubungan dengan orang lain, tidak berarti aku ada kebiasaan yang aneh, mungkin karena lebih suka hidup yang lebih tenang." Tak berapa lama, Oscar baru mengatakan kalimat ini.

Dia selalu mencari cara untuk menjelaskan ke Lynn tentang kesalah pahaman, gadis ini selamanya akan takut dengan dia, bagaimana dia melangkah ke langkah selanjutnya?

"Dalam gossip dalam dunia akting yang tersebar mengenau akulah, yang membuar kamu begitu takut denga aku."

Lynn mendengar ini, mengedip-kedipkan matanya.

Dalam waktu ni, dia memang merasa Oscar tidak seperti pada petermuan awal yang membuat orang buat merasa takut.

------------------------

Ibu Yan beberapa malam membereskan baranngnya sendiri, justru tidak bisa mengelak dari bapak Yan.

"Kenapa membereskan barang-barang ini?"

"Hah, ada teman lama, anak perempuannya menikah, pasti akan mengundang aku, mungkin aku akan keluar kota beberapa hari." Kata ibu Yan tanpa membalikkan badan, seperti biasa, dengan tenang berbicara.

Bapak Yan menganggukkan kepala. "Baik, jika perlu sesuatu minta pengurus rumah bantu kamu, nikmati perjalanan."

Di kantor masih banyak hal yang harus diurus, bapak Yan tentu tidak bisa pergi.

"Oh iya, aku dengar dari pembantu Selina datang melabrak kamu lagi, dia barusan mendapatkan telepon dari kantor, suasana hatinya susah untuk tidak tergetarjab, aku akan mengurus dia secara baik-baik, kamu jangan masukkan ke dalam hati ya."

Mengurus?

Ibu Yan telinga mendengar hal tersebut tersenyum hanya mengatakan tidak apa-apa.

Karena kata-katanya ini dia sudah mendengarnya bertahun-tahun, pertama kali seperti ini, ke 100 kali juga seperti ini, kelakuan Selina sama sekali tidak bisa dikontrol sedikit, sedangkan dia tidak sabar dia akan terkikis hilang karena waktu,

Kehidupan dia di dalam posisi keluar Yan, di mata nona besar atau nona kecil keberadaannya sangat rendah.

Kenapa dia harus hidup sangat rendah!

"Pergi mandi gih, supaya tidak capek." Ibu Yan mendorong bapak Yan ke kamar mandi, lalu di berdiri sendirian di dekat jendela, melihat bintang di langit.

Termasuk bapak Yan, seluruh keluarga Yan tidak menyadari ibu Yan tidak seperti biasanya, masih saja di hari kedua Imran, melihat air muka ibu Yan tidak begitu baik, "tante, kamu kenapa?"

"Aku tidak apa-apa, mungkin kemarin tidak bisa tidur." Ibu Yan mengambil air minum, minum beberapa tegukkan. "Tidak apa, istirahat sebentar sudah baik."

Imran menganggukkan kepalanya. "Jika tidak enak badan langsung telepon dokter ke rumah periksa."

"Aku tahu, hari ini aku akan keluar jauh, jika di rumah ada masalah apa, kamu banyak-banyak bantu papamu."

Imran mengangguk-anggukkan kepala, hanya begitu saja dia melihat ibu Yan menarik koper menuju pintu rumah.

Siapapun tidak akan menyangka ke belakang akan menghadapi perubahaan yang sangat besar.

Saat ini, Silvia Yan juga menemani Christian Jiang keperusahaan, mungkin saja di dalam hatinya yang terdalam, sudah dari awal tidak membenci ibu Yan, terhadap kehidupan ibunya sedikit menyedihkan, dibandingkan siapapun dia lebih mencintainya.

Tapi justru tidak bisa melakukan apapun.

"Direktur, tante sudah sampai." Yulianto mengetuk pintu, dengan suara kecil berkata.

Christian Jiang dan Silvia Yan langsung saling menatap, bersamaan berdiri, menuju ke ruang lobi.

Sekali masuk, Silvia Yan menyadari hari ini ibu Yan sepertinya lebih tidak baik, keseluruhan terlihat sangat kesepian.

"Silvia Yan??" ibu Yan melihat mereka masuk ke dalam, bibirnya langsung tersenyum.

"Christian Jiang, kamu sibuk dulu." Kata Silvia Yan.

Lagipula ini urusan mereka, dia tidak ingin Christian Jiang terpaksa merasakan hubungan ibu dan anak yang kikuk, Christian Jiang mengerti, lalu mengajak Albert Qin untuk pergi juga.

"Ada apa mencari aku?" Silvia Yan duduk didepannya, dalam nada bicara terdengar sedikit dingin.

Ibu Yan dari awal sudah terbiasa, dia tersenyum, dari koper mengeluar kotak perhiasan antik berukir bunga. "Saat kamu menikah, mama tidak memberikan kamu seserahan apapun, beberapa barang ini, adalah niat hatiku, aku tahu kamu menikah sangat baik, tidak kekurangan apapun, barang-barang ini adalah doa untukmu saat itu"

Ibu Yan menaruh kotak perhiasan ke depannya. "Beberapa waktu lalu, aku melihat berita kamu terluka, bagaimana? Luka di mana?"

"Hanya terjatuh saja, tidak mengapa." Jawab Silvia Yan sangat dingin.

"Baik kalau begitu?? semua karena Selina keterlaluan!" Ibu Yan ingin duduk lebih dekat dengan Silvia Yan, menarik Silvia Yan ingin berkata beberapa kalimat, tapi gerakkannya yang kaku sehingga dia terhenti. "Mama datang ke sini ingin melihat kamu, nanti, kamu harus hidup baik-baik, semakin hari semakin bahagia, mama pergi dulu."

Silvia Yan tidak menahan dia, melainkan melihat dia pergi begitu saja, perasaannya selama sangat sensitif, kali ini, dia merasa ibu Yan berubah tidak seperti biasa, tidak seperti dulu begitu bersandar dengan dia.

Bertahun-tahun, mereka berdua ibu dan anak sebenarnya karena apa sehingga bisa terpisah seperti ini?

Silvia Yan melihat kotak perhiasan, dan terdiam, dalam hati tidak merasa begitu tidak nyaman, karena benci keluarga Yan, dia terus tidak mengurusi kehidupan ibunya, jika ibu Yan meninggalkan keluarga Yan, mereka berdua apakan bisa seperti dulu lagi teringat sekali lagi, ibu Yan bagaimana mungkin bisa menyerahkan identitas nyonya Yan?

Jadi, dia hanya bisa melihat dia pergi.

Christian Jiang datang ke sampingnya setelah kepergian ibu Yan. "Masih baik sajakah?"

Silvia Yan mengangkat kepalanya, tatapannya sedikit bergetar, dengan suara kecil berkata, "Tidak begitu baik."

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu