Love at First Sight - Bab 403 Pemeran Wanita Itu Bukan Dia

Cristo meliaht ekpresi Silvia Yan dan lupa dengan naskah yang harus dikatakannya, karena jarak antara dia dengan Silvia Yan sangat dekat, ia tidak menyangkah Silvia Yan bisa berakting dengan begitu dalam dan detail! Ia sama sekali tidak bisa menemukan kekurangan didalam aktingnya

Cristo memperlihatkan ekspresi ragu, "Sekali lagi!"

Silvia Yan mengedipkan matanya, lalu menurunkan tangannya dan berjalan mundur dua langkah, dan kembali ke posisi awalnya, ia hanya membutuhkan waktu dua detik untuk kembali menjadi dirinya sendiri, ia kembali menjadi dingin dan ekspresi pemeran utama yang ada didalam naskah itu pun sudah tidak ada lagi.

Cristo melihat peran Silvia Yan dan ia mengakui kalau ia sangat terpukau dengan aktingnya.

Dia harus lebih serius dan jangan meremehkan Silvia Yan.

Disaat asistennya mengatakan mulai, Silvia Yan pun kembali menjadi wanita yang ada didapam film itu, hanya saja ia tidak mengulangnya dari awal, ia mengulangnya dari adegan yang penuh dengan perasaan itu.

"Ayo bunuh aku!"

"Bukannya kamu merasa kamu adalah yang paling hebat ? Kamu takut apa............"

"Tidak, aku salah, bagaimana kamu bisa takut? Kamu sudah menutupinya selama bertahun-tahun dariku, dan sama sekali tidak takut aku tahu dengan identitas kamu yang sebenarnya, masih ada hal apa yang kamu takuti di dunia ini?"

Surara Silvia Yan makin lama terasa makin berat, disaat perasaannya membeludak, ia malah tidak mengeluarkan air mata, karena karakter pemeran utama wanita ini sangat tegar, jadi ia harus menahannya!

Pada saat ini, seorang juri wanita yang ada disana itu terharu sampai matanya memerah.

Cristo melihatnya dengan tatapan yang lici, "Karena kamu sudah tahu yang sebenarnya, aku juga tidak usah mengatakan apa-apa lagi."

Silvia Yan mengigit bibirnya, lalu menundukkan kepalanya dan tersenyum, "Awalnya kita sudah berjanji akan ada orang yang mengalah......"

Setelah selesai mengatakan ini, Silvia Yan langsung menyerangnya, ia menggunakan gerakan yang paling simpel untuk merebut pedang yang ada di tangan Cristo, tatapan matanya dan gerakan tangannya itu menusuk ke arah Cristo sekaligus. Ketika pedang itu hampir mengenai Cristo, ia pun segera merespon.

Saat itu, Silvia Yan tidak mencari kesemptan untuk melukainya, tetapi ia menggunakan lengannya untuk mengikat leher Cristo, gerakan yang dibuatnya itu terlihat sangat profesional........

Pada saat itu Cristo benar-benar merasa ia sedang berada diambang kematian, terlebih lagi, yang membuat ia lebih terkejut lagi adalah gerakan tangan Silvia Yan yang sangat cepat, dan dengan kemampuannya itu, ia pantas untuk bertarung dengan Taufik.

Yang lebih penting adalah, ia menang di tatapan matanya!

Pada saat pedang itu dirampas olehnya, Cristo melihat tatapan matanya yang menjadi lebih lega, itu adalah kesedihan dari kesendirian yang dirasakan oleh pemeran utama wanita itu.

Ketika ia didorong oleh Silvia Yan, ia benar-benar tidak bisa melupakan tatapan mata Silvia Yan pada saat itu.

Ia begitu tegar dan juga membaut oorang merasa ibah kepadanya.

Di dunia ini, benar-benar ada wanita seperti itu.

Ketika Silvia Yan memmbalikkan badannya, ketika ia selesai mengatakan kalimat terakhirnya, semua orang yang melihat adegan ini menahan nafas mereka, beberapa sutradarai yang ada disana itu merasa tangang sampai mengepalkan tangannya dan tidak berani mengatakan apa-apa.

Cristo juga masih terkejut di tempatnya itu selama beberapa saat, setelah itu ia baru sadar kalau ini hanyalah sebuah adegan syuting.

Adegan yang dibuat Silvia Yan terasa sangat nyata, ia membuat orang salah prasangkah dan merasa bahwa ia benar-benar adalah pemeran wanita utama itu.

Cristo menghentikan gerakannya, lalu menarik nafas dalam-dalam lalu dengan sangat serius dia berkata, "Kalau kamu yang memerankan peran ini, apakah kamu membutuhkan peran pengganti?"

Kalau saja benar-benar mau memerankan emosi dan perasaan itu, menggunakan peran pengganti akan sangat tidak nyata.

"Sampai sekarang, aku masih belum pernah menggunakan pemeran pengganti, kedepan aku juga tidak ada rencana menggunakan pemeran pengganti, aku bisa mempelajarinya."

Cristo mengganggukkan kepalanya, lalu berjalan ke tempat duduknya, seolah ia sudah membuat sebah keputusan yang sangat besar, "Kamu yang perankan pemeran utama wanita ini! Tidak usah lihat orang lain lagi!"

Tidak perlu?

Tidak menyangakah seorang sutradara yang sangat pemilih ini bisa memberikan penilaian yang setinggi ini kepada Silvia Yan, seolah acara yang mereka lakukan hari ini adalah untuk mencari Silvia Yan.

Lalu asisten Cristo berkata, "Apakah boleh disebarkan, akhirnya Silvia Yan yang memerankannya."

"Terima kasih sutradara Yu." Silvia Yan langsung berterima kasih kepadanya denga sangat hormat.

Ketika Silvia Yan bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu, Cristo memaggilnya, "Masih ada yang ingin aku tanyakan padamu, jelas-jelas tim perfilman sudah memberitahukan kamu kalau tempat syutingnya sudah diubah, kenapa kamu masih bisa datang tepat waktu sampai kesini." Ternyata Silvia Yan bisa hadir ditempat ini bisa membuktikan kalau dia sangat pintar, saat menghadapi orang yang pintar, boleh lebih terus terang.

"Karena aku benar-benar sangat menginginkan peran ini, jadi tidak peduli sesulit apapun itu, aku akan berusaha sebisaku."

Silvia Yan tidak langsung menghakimi Cristo, ia menggunakan berbagai macam cara untuk menunjukkan rasa hormatnya kepadanya, demi peran ini, ia sudah melakukan beberapa pencarian dan persiapan, makanya ia bisa sampai tepat waktu disini.

Ia pun mempersilahkan Cristo turun tangga, tetapi ia tidak menyangkah Cristo langsung memberitahukannya, "Aku yang menuruh orang utnuk memberitahukan kamu alamat yang salah."

"Tetapi, setelah itu aku harus menambahkan, kalau kamu benar-benar adalah artis yang berbakat, urusan kontrak aku akan menghubungi agensi kamu, sampai jumpah lagi."

"Baik." Silvia Yan tersenyum lembut, lalu berjalan keluar dari ruangan ujian itu.

Lalu para sutradara dan tim perfilamn yang melihat dia pergi pun langsung menghela nafas, dan berkata, "Aku belum pernah bertemu dengan artis wanita yang begitu hebat, tadi aku sampai berinding."

"Aku juga tidak menyangkah dia bisa mempersiapkannya sebagus ini, dan kelihatan ia sudah berusaha keras untuk bisa memerankan adegan aksi ini, peran ini ia dapatkan karena bakatnya."

"Ternyata, sampai sutradara Yu juga tidak ada alasan untuk menolaknya!"

"Tetapi sebenarnya bagaimana dia bisa sampai ke level ini?"

"Sepertinya bakat dia ditambah dengan ketekunannya"

Masih banyak artis yang berbakat, tetapi artis yang benar-benar berusaha banting tulang untuk maju ke level ini masih sangat sedikit.

Ketika berlawan main dengan Silvia Yan, Cristo melihat memar yang ada ditangannya, ia benar-benar sangat hebat.

Pada saat ini, Kakek Jiang sudah meninggalkan Fakultas Perfilman, dia duduk didalam mobil dan terus membayangkan ekspresi Silvia Yan, ia tiba-tiba tersenyum, bagus, menantu perempuanku sudah melewati ujian pertamaku.

........

"Sudah memesan Silvia Yan?"

"Jadi artis lain yang suah mendaftar? Tidak dilihat lagi?"

"Iya, Sutradara Yu yang bilang sendiri, selain Silvia Yan, tidak ada lagi yang pantas!"

"Ai! Jangan bilang lagi, Taufik masih ada disini!"

Sekarang orang yang masih tersisa disana adalah orang yang mau mendaftar menjadi pemeran sampingan, yang mendaftar untuk menjadi pemeran utama wanita semuanya sudah meninggalkan tempat itu, awalnya semua orang mengira peran itu pasti akan dimenangkan oleh Taufik, tapi.........

Agency Taufik pergi untuk mencari informasi, "Sekarang keputusan ini masih belum pasti, kita pulang dan tunggu kabar selanjutnya."

Masalah sampai hari ini, apakah masih ada cara lain? Taufik masih menunggu sedikit harapan, asalkan pemeran pemeran utama wanita itu masih belum dipublikasikan secara resmi, itu tandanya ia masih ada kesempatan.

Tetapi siapa sangka, malam itu juga agencynya sudah mendapatkan kabar bahwa Cristo sudah memutuskan untuk menggunakan Silvia Yan, mereka ingin bertanya kepada Taufik apakah ia mau menjadi pemeran wanita ketiga, berperan sebagai pasangan Silvia Yan.

"Kingdom Entertainment bayar berapa?" Taufik melipat kedua tangannya dan berkata tanpa sungkan, "Aku awalnya mengira Cristo adalah sutradara yang tidak menerima suap, siap sangka ternyata ada orang yang pakai cara licik."

"Kak Taufik, aku lihat peran ini bagus juga, perannya sangat lurus dan jujur, bagaimana kalau kita terima peran ini saja? Terlebih lagi kita bisa menggunakan kesempatan ini unutk memberitahukan banyak orang kalau kamu lebih hebat dari Silvia Yan!"

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu