Love at First Sight - Bab 401 Sebuah Masalah Kecil

Jadi, sepertinya laki-laki yang bernama Taufik itu lebih memiliki pengalaman dalam drama dan aksi.

Cristo berpikir sejenak dan ia berpikir dengan menggunakan Taufik, kemungkinan ia menang akan sangat besar, jadi dia pun dengan santai mengiyakan Kakak Jiang, "Baik, biar aku yang urus dan memuaskan Kakek Jiang."

"Serius sedikit, kalau tidak nanati kamu akan susah menjelaskannya dengan Christian Jiang."

"Aku pikir Direktur Jiang seharusnya bukan mencari aku karena masalah ini?" Cristo meminum kopinya, dan tersenyum.

Kakek Jiang mengalihkan pandangannya yang melihat ke arah jauh dan tidak mengatakan apa-apa.

Dia juga sangat jelas dengan emosi Christian Jiang, mau bilang laki-laki itu akan menerobos ke siapa, sepertinya pasti Silvia Yan! Ini adalah kelemahan laki-laki keluarga Jiang, takut sama istri, sama sekali tidak bisa melihat istirnya susah sedikitpun.

Kalau tidak hanya dengan ada orang yang meragukan Silvia Yan, dia langsung membeli

Waktu diluar negeri Kakak Jiang sudah meneliti semua kejadian ini, semua masalah Christian Jiang hanya ada satu alasan, alasannya adalah Silvia Yan.

Kali ini Kakek Jiang keluar dari cafe lagi dan ia mau melihat bagaimana Silvia Yan meminta bantuan kepada Christian Jiang, atau, bagaimana Silvia Yan menghadapinya?

........

Sangat cepat, Goldie sudah mendapat kabar dari kru film, semestara ini tampat uji coba film dipindahkan ke Teater Bulan Merah di Nan Cheng.

"Kenapa tiba-tiba ada perubahan sebesar ini?" Silvia Yan bertanya.

Ada begitu banyak orang yang akan mencoba, terlebih lagi ada banyak perlengkapan syuting yang harus disiapkan dan masih harus mengatur waktu antara persiapan kendaraan dan grup sutradara, hal ini tidak bisa dihindari..........

"Kru film awalnya bilang tahap uji coba ini dilaksanakan di Fakultas Perfilman, tapi pas waktu itu ada seminar di sana, jadi mereka mengganti tempatnya.

Setelah mendengar itu, Silvia Yan menganggukkan kepalanya, "Aku sudah tahu, kalian pulang dulu."

"Baik, Nona Silvia Yan, besok biar aku yang datang menjemputmu."

Teater Bulan Merah?

Silvia Yan mengeluarkan handphonenya dan mencari informasi tentang tempat itu, jarak antara dua tempat percobaan itu ada sepuluh kilometer, kalau saja tiba-tiba terjadi apa-apa, dalam waktu yang genting mau mengganti rutenya dan tepat waktu sampai di tempat itu sama sekali tidak mungkin, pengalaman dia dibidang ini memberitahukannya kalau hal ini tidak segampang yang ia kira.

Sebuah perubahan ini sepertinya sangat kebetulan, setelah berpikir sedikit tentang itu, ia meenghubungi Kak Lisa dan memintanya untuk mengecek keadaan pembuat film besok, apakah di Fakultas Perfilm benar-benar ada seminar.

"Aku segera mencari informasi dan melaporkannya kepadamu, tapi, Silvia Yan, sepertinya sekarang kamu sudah lebih hati-hati dari sebelumnya." Kak Lisa berkata.

"Karena aku sudah dijebak berkali-kali oleh orang lain."

Kak Lisa menganggukkan kepalanya, dan mengerti kalau Silvia Yan sangat menantikan peran ini, sumber dara untuk film

Silvia Yan tidak akan mencelakahkan orang lain, tetapi ia juga tidak polos sampai tidak bisa menjaga diri sendiri.

"Tunggu kabar dari aku!"

Silvia Yan menutup teleponnya, lalu mengambil naskah itu dan mulai mempersiapkannya, Christian Jiang yang membantunya agar bisa bemain di film ini, jadi kali ini ia harus memerankannya dengan baik!

Christian Jiang sudah selesai meeting dan kembali ke rumah, sesampainya dirumah, ia pun ditarik Silvia Yan untuk menemaninya latihan tinju dan berperan menjadi lawan mainnya untuk berlatih.

Setelah sudah sampai tengah malam dan Silvia Yan sudah siap dengan apa yang akan diperankannya, ia baru bersiap-siap untuk tidur.

Dia membalikkan badannya, dan pada saat itu Christian Jiang melihat memar yang ada di tubuhnya, agar bisa mendapatkan kembali menjadi peran utama wanita, ia sudah berusaha keras untuk bisa mendapatkan peran ini.

Christian Jiang sangat sedih melihatnya dan langsung menariknya dan memeluknya, lalu dengan sepenuh hati ia membantunya mengoleskan obatnya, sebagai seorang artis itu memang sudah kewajibannya, tetapi sebagai seorang istri, Christian Jiang merasa sedih melihat istrinya yang seperti ini.

Christian Jiang merasa bangga memiliki Silvia Yan sebagai istrinya, ketekunan dan ketahanannya membuat ia terlihat sangat hebat.

Sangat cepat, Silvia Yan sudah mendapatkan kabar dari Kak Lisa.

"Aku tidak salah menduga, ternyata benar-benar ada yang mengganggu, aku sudah mencari orang untuk membantu bertanya dan ternyata tidak ada seminar di di Fakultas Perfilman, dan aku juga sudah nanya orang yang menyusun persiapan perfilm, ternyata tidak ada tempat yang berubah, emangnya karena kamu yang jadi pemeran utama jadi mereka menyewa tempat syuting yang lain lagi khusus untuk kamu?"

Silvia Yan menyipitkan matanya dan berpikir, lalu berusaha untuk mengontrol perasaannya, lalu ia menjawab Kak Lisa, "Aku sudah tahu."

"Silvia Yan, apakah benar ada orang yang ingin menjatuhkanmu dibelakangmu?"

"Masih belum pasti, aku akan berusaha untuk mencarinya."

"Aku tentunya tahu kamu sangat pintar, tetapi orang itu sedang diam-diam ingin menghancurkanmu, kamu harus jaga dirimu baik-baik." Apa yang bisa dikatakan Kak Lisa juga cuman ini saja, karena masih dalam masa persiapan hamil, jadi ia tidak bisa mengikuti ujian didalam perusahaan Kingdom Entertainment, ia hanya bisa bekerja ke perusahaan Kingdom Entertainment sesuai dengan penilaian dan permintaan departemen personalia.

Setelah ia Silvia Yan langsung menghubungi Goldie, dan menyuruhnya untuk mengantarkannya ke Fakultas Perfilman sesuai dengan rencana awal.

"Tetapi, bukannya mereka bilang sudah ganti tempat?" Goldie masih tidah mengerti.

Jelas-jelas sudah ganti tempat, kenapa Silvia Yan masih saja mau pergi kesana?

"Kerjakan sesuai yang aku katakan, aku sudah selesai, kamu sudah boleh datang menjemputku."

"Baik, aku segera sampai."

Di Fakultas Perfilman ada percobaan syuting, jadi dia boleh pergi kesana, kalau saja pemeran utama wanita tidak ada disana, ia masih bisa menyuruh pegawainya untuk menjamin kalau dia ada akan hadir, setelah itu baru ia memberitahukan direktur Luo masih sempat, tapi kalau ia pergi ke Teater Bulan Merah seperti yang disampaikan, maka ia tidak akan mendapatkan pekerjaan ini.

Itu sama dengan ia menolak tawaran yang diberikan kepada dia.

Ini semua harus ia sendiri yang tanggung.

..........

Pas siang hari, dilantai satu Fakultas Perfilman itu dipenuli oleh orang-orang yang mau interview.

Orang yang duduk dibarisan pertama adalah Taufik, ia sedang bersandar dikursi dan sangat percaya diri kalau ia akan memenangkan peran ini, dan juga ia memang belajar di jalur artis, ia pernah bekerja dengan sutradara opera dan ia sangat mengerti tentang dasar-sdasar dialong dan banyak film aksi yang diproduksi di dalam negeri akan memprioritaskannya.

Karena kalau ingin melatih seorang artis aksi yang tidak bisa banting tulang itu akan sangat sulit untuk tim sutradara.

Silvia Yan mencari sebuah tempat duduk yang tidak begitu diperhatikan orang lain, ia memakai topi dan menundukkan kepalanya dan melihat naskah yang ada ditangannya. Karena ia memakai jaket jeans dan celana putih yang sangat longgar jadi keliatannya ia sangat santai, sangat berbeda dengan style dia biasanya, terlebih lagi ia tidak membiarkan asistennya berada disampingnya, jadi tidak ada yang tahu siapa dia, ia hanya berperan sebagai orang biasa yang datang untuk interview.

Karena artis yang ada asisten disampingnya semua duduk dibarisan tiga pertama.

Di depan hall ada petugas dari team perfilman yang memberitahukan orang selanjutnya yang akan masuk untuk interview, orang yang namanya terpanggil akan meninggalkan hall itu dan masuk ke dalam ruangan ujian.

Karena orang yang daftar sangat banyak, jadi waktu ujiannya tidak begitu adil, ada orang yang menghabiskan waktu sangat lama didalam ada yang hanya sebentar saja sudah ditolak oleh sutradara yang ada didalam.

Ini adalah pertarungan didalam dunia perfilman.....

Nasib hidup kamu ditentukan didalam waktu beberapa menit ini.

Tidak tahu siapa yang tiba-tiba berkata, "Aku melihat Taufik didepan! Ia benar-benar terlihat hebat sekali!"

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu