Love at First Sight - Bab 53 Serangan Balik

Kakak Xia mengerutkan alisnya, ia menghampiri rak baju itu dan melihat-lihat sekilas, ia begitu marah, baju-baju ini begitu norak, akan membuat orang tidak terlihat bergairah di dalam kamera, Maggie sengaja melakukannya kan? Aku akan pergi mencarinya!

Kakak Xia, tidak usah. Dengan suara lembut Silvia memanggilnya kembali, lalu menghampirinya dan menggeleng-gelengkan kepalanya, saat ini kita berada di luar negeri, jangan sampai merepotkan tim yang bertugas, kulihat set baju yang ini lumayan juga.

Ia menunjuk ke salah satu dress yang berwarna biru air, rancangan yang sederhana di bagian pinggang lebih dapat menonjolkan kharisma seseorang.

Kostum ini yakin bisa kau kenakan kah? Walaupun Kakak Xia marah, tetapi ia menghargai pilihan Silvia, lagipula Silvia bertindak seperti ini, pasti ia sudah memiliki rencananya sendiri!

Oleh karenanya Kakak Xia melambaikan tangannya, menyuruh petugas itu untuk pergi.

Acara (Behind The Scenes) ini bukan diadakan untuk menampilkan sisi cantik seseorang, melainkan untuk menunjukan tingkat kemampuan yang dimiliki di bidang ini, kostum yang mewah hanya akan membuat orang merasa tidak suka, tolong penata rias bantu aku untuk mengganti model rambutku.

Karena memang Maggie mau membuat dirinya seperti seekor burung merak yang mewah, kalau begitu ia membuat dirinya berbeda dengan yang lain, ini bukan acara karpet merah, kostum hanya menjadi sebuah properti saja.

Begitu mendengar perkataan Silvia, Kakak Xia dan Caroline juga setuju dengan pendapatnya.

Sebelum pengambilan gambar bagian kedua dimulai, Maggie mengenakan sebuah dress yang berekor panjang, di kepalanya ia mengenakan perhiasan berlian, seperti ini penampilannya, cukup meriah, tetapi malahan membuat beberapa sutradara merasa tidak puas

Mereka saling bercakap-cakap menggunakan bahasa inggris, dia mengenakan kostum apa ini? Apakah ia sedang bercanda.

Apakah tidak ada orang yang memberitahukan kepadanya lokasi pengambilan gambarnya di area terbuka? Ini …. Apakah kondisi tubuhnya bisa ia pertahankan dengan mengenakan sepatu yang haknya tinggi begini?

Jason menggeleng-gelengkan kepalanya, tepat saat itu, Silvia berjalan menghampiri, ia mengenakan kostum yang disediakan oleh tim di tubuhnya, rambutnya hanya di konde sederhana, wajahnya bersih dan tampak begitu natural, senyumannya begitu hangat, membuat orang yang melihatnya merasakan sesuatu yang baru dan cantik, dibandingkan dengan Maggie yang berdandan begitu berlebihan yang berada di sebelahnya, menjadikan dirinya terlihat bagaikan sebuah mutiara yang putih bersih tanpa noda.

Para sutradara sedikit menganggukan kepalanya, tidak banyak membicarakan hal yang lain.

Maggie masih mengira gaya dirinya menutupi Silvia, dengan begitu arogannya ia mendongakkan kepalanya dan berjalan keluar.

Karena lokasi pengambilan gambar diatur di area terbuka, setelah berjalan sepuluh menit, Maggie kemudian menunjukan sikap lelahnya, ia melihat pemandangan tumpukan yang ada di atas tanah, lalu ia mengerutkan alisnya, disini pengambilan gambarnya?

Jason melihatnya sekilas, tidak menjawabnya.

Rencana pengambilan gambar dari awal sudah diberikan kepada mereka, seorang artis yang profesional tidak mungkin menanyakan hal bodoh seperti ini ketika sudah tiba di lokasi.

Kalian berdua bersiap-siaplah, akan diberikan dua naskah yang berbeda, kita coba dulu satu kali, pengambilan gambar keseluruhan saat proses kalian mempelajari naskah, kemudian ganti kostum yang sesuai seperti di dalam naskah, lalu baru pengambilan gambar yang sesungguhnya satu kali.

Satu kali? Maggie mengecap-ngecap bibirnya, ia menunjukan ekspresi yang tidak senang.

Tim yang bertugas menggeleng-gelengkan kepala mereka, membalikkan badan kemudian meninggalkannya.

Kau berperan sebagai apa? Maggie melihat-lihat naskah yang ada di tangannya, dan ternyata peran yang diberikan kepadanya adalah bibi dari tokoh utama! Tokoh yang begitu tua ia pasti tidak mau memerankannya.

Tokoh utamanya Shella.

Kita tukar! Maggie tidak menunggu Silvia menolak, ia langsung merebut naskah yang ada di tangan Silvia, berjalan ke bawah pohon kemudian mulai menghafalnya.

Silvia dengan tenang tersenyum, dari awal saat tim yang bertugas memberikan naskah kepada mereka, sudah ada kamera yang tidak terlihat mulai merekam, sepertinya Maggie tidak melihat rencana pengambilan gambarnya, ia juga tidak mengetahui ekspresinya itu akan direkam apa adanya oleh kamera.

Kata-katanya tidak banyak, tetapi peran ini agak sulit diperankan, ini adalah sebuah cuplikan yang diambil dari film klasik, peran bibi itu namanya Rainie, demi tokoh utama Shella dapat hidup bahagia, ia mengorbankan semua yang dimilikinya, bahkan ia juga menanggung hutang yang begitu besar, begitu tokoh utama mengetahuinya, ia sangat berterima kasih kepada bibinya, kemudian ia membawa bibinya untuk hidup bersamanya, dan membuatnya hidup tenang di masa tuanya.

Silvia merasa peran ini sungguh memiliki tantangan, hingga saat sutradara menginstruksikan mulai, dirinya sudah begitu menjiwai ke dalam peran itu.

Begitu kamera dinyalakan, Maggie dengan kostumnya itu berjalan keluar, setelah melihat Silvia, matanya tidak memancarkan sama sekali ekspresi yang seharusnya dimunculkan, bibi…

Tapi Silvia berjalan ke arah depan beberapa langkah, ekspresi tokoh yang seolah mau mulai berbicara diperankannya dengan begitu sempurna, yang terpenting adalah pandangan keraguan yang ada di matanya.

Shella, bagaimana kau bisa datang kesini?

Para sutradara menatapi layar, menantikan penampilan dari Maggie, karena dirinya adalah artis yang sedang dipromosikan oleh Champion Entertainment, dan akan mengikuti kompetisi setelah layar emasnya, kemampuannya seharusnya tidak boleh dianggap remeh.

Kemudian….

Maggie tidak sepenuhnya masuk ke dalam perannya, dan ia juga memperlakukan Silvia seperti musuhnya sendiri, saat mengatakan naskahnya ia terdengar begitu kaku, membuat para sutradara terus-menerus mengerutkan alisnya.

Yang seperti ini juga bisa disebut sebagai sebuah sandiwara?

Hanya saja memang karakter dari tokoh utama ini sulit untuk diperankan, sepertinya Maggie belum menyiapkan kondisi dirinya, tetapi mereka pun tidak menghentikan pengambilan gambar.

Maggie sama sekali tidak menyadari permasalahan yang ada pada dirinya, ia menghafal naskahnya lagi saat di depan kamera, ada beberapa bagian bermasalah karena ia tidak memikirkan posisinya, ia hanya peduli untuk menunjukan kecantikannya saja.

Memang ia berdandan begitu cantik, , tetapi ini adalah sandiwara, bukan jalan di karpet merah, bagaikan sebuah pot bunga yang hanya tampak menarik saja.

Sebaliknya kalau melihat Silvia, tidak hanya ekspresi dari tokoh yang diperankannya begitu sempurna, ia pun menambahkan improvisasi dari dirinya sendiri, setiap sikap sandiwaranya sungguh membuat penonton terpesona.

Ia mengenakan kostum seperti apa sesungguhnya sama sekali tidak penting, pandangan matanya dengan sempurna memaparkan jiwa dari tokoh ini.

Ini barulah seorang artis yang sesungguhnya.

Bahkan pernafasannya saja ia atur dengan begitu baik, pada saat ia membalikan badannya, air mata pun mengalir.

Begitu kamera didorong ke arah depan, mengambil gambar air mata Silvia, kemudian dengan cepat kamera mengarah ke Maggie, saat ini seharusnya Maggie memberikan respon yang sesuai, tetapi ia malah tercengang, di wajahnya terlihat mencemooh, begitu ia menyadari kamera sedang mengarah kepadanya, barulah ia dengan perlahan-lahan mengucapkan naskahnya.

Saat ini, ekspresi para sutradara sudah sangat jelek.

Jason kemudian melihat sekilas naskahnya, dua tiga menit di bagian belakang semuanya adalah bagian Maggie, para sutradara itu pun sudah tidak tertarik untuk melihatnya lagi.

Yang terpenting dari seorang artis bukanlah tokoh apa yang ia perankan, melainkan harus membuat dirinya berubah menjadi seperti air dan tanah liat, membentuk jiwa tokoh yang ada di dalam naskah, Maggie mengira dirinya memilih tokoh yang bagus, tetapi ia malah mengabaikan hal besar lainnya, benar-benar seperti menempatkan dirinya sebagai seorang pemeran pembantu.

Dan pada saat Maggie mengucapkan naskahnya, Silvia tetap mempertahankan kondisi dirinya, tidak ada keraguan sedikitpun, kapanpun kamera mengarah kepadanya, ia akan tetap sebagai seorang Bibi Rainie yang ada di dalam naskah.

Sikap dan ekspresi itu diperankannya dengan begitu sempurna.

Silvia yang sudah beberapa tahun tidak bermain di layar kaca, tetapi hal ini tidak mempengaruhi dirinya, sebaliknya semakin membuat sandiwaranya semakin nyata lagi dan juga murni.

Baiklah! Artis berganti kostum.

Setelah para sutradara mengatakan kalimat itu, Silvia sedikit membungkukan badannya ke juru kamera dan para sutradara, kemudian ia menyampaikan kalian sudah bekerja keras kepada mereka, kemudian ia baru membalikan badannya menerima segelas air yang dibawakan Kakak Xia, sedangkan Maggie seketika itu bersantai, dengan arogan ia berjalan menuju ke ruang istirahat sambil menggoyang-goyangkan kipasnya .

Saat mereka berganti kostum, kamera mulai mengambil gambar para sutradara yang sedang memberikan penilaian terhadap kedua artis itu, diluar kontrak kerjasama, para sutradara hanya dengan sederhana membahas kemampuan sandiwara Maggie yang begitu buruknya, saat memberikan penilaian terhadap Silvia, mereka begitu sangat serius membahasnya.

Penampilannya diluar dugaan saya, saya sangat menantikan penampilan selanjutnya.

Di saat Silvia memainkan perannya, aku sepertinya melihat sebuah peri yang terjatuh ke dunia, dia sangat memiliki kemampuan membentuk diri dan keunikan diri yang begitu tinggi, dan lagi ia mampu menjiwai dengan penuh ke dalam tokoh yang diperankannya, ia adalah seorang artis yang hebat dan jarang ditemui, aku yakin jalannya di industri hiburan ini semakin ia jalani akan semakin panjang.

Bisa mendapatkan komentar yang tinggi seperti ini dari para sutradara, adalah yang pertama kali dalam sejarah program acara ini.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu