Love at First Sight - Bab 263 Jika Kamu Tidak Risih Dengan Aku

Selesai mengatakan ini, Anastasia berbalik dan pergi, tetapi Erick tiba-tiba berdiri dan berkata, "Kamu sudah bersusah payah keluar dari masa-masa suram, mendingan jalani hari dengan baik saja, jika kamu sampai menjadi ibu tiri orang, bagaimana respon media-media di luar sana?"

Ingin menjadi seorang aktris internasional, atau menjadi bahan lelucon dunia perfilman?

Anastasia balik bertanya, "Aku sudah dikomentari media berkali-kali, sekali lagi pun aku tidak peduli, tetapi jika kamu keberatan dengan masa lalu aku??."

Anastasia tersenyum dengan wajah yang menyedihkan, dia sungguh mengerti bagaimana bebannya jika sampai menjadi pembicaraan massa.

Erick melihat ekspresinya, dia tidak mampu menghindari lagi, ada beberapa hal yang memang harus diperjelas.

Oleh karena itu dia berdiri, menarik Anastasia ke dalam kamar lalu mengunci pintu.

Dengan serius dia berkata kepada Anastasia, "Aku punya seorang anak, aku harus menafkahinya."

"Sungguh hal kecil jika kamu ingin menafkahi seorang anak dengan keberadaanmu sekarang." Anastasia sama sekali tidak merasa ini akan mencemarkan nama baiknya.

Erick menarik nafas panjang, dia tahu Anastasia sudah memutuskan pilihan ini, bukanlah jiwa seorang laki-laki jika dia masih malu dan bimbang!

Erick terdiam sejenak, kemudian duduk di samping Anastasia dan berkata, "Sebenarnya Victor adalah keponakan aku, dulu aku memang punya seorang pacar yang hampir menikah denganku, tetapi beberapa tahun yang lalu dia meninggal di sebuah kecelakaan pesawat."

"Saat masih muda, adik aku punya seorang putra di luar nikah, tetapi dia tidak ingin bertanggung jawab, makanya membuang Victor begitu saja, dan aku yang memutuskan mengasuh anak ini, tetapi aku juga tidak ingin orang-orang banyak berkomentar, jadi mengajarkan dia memanggil aku Ayah, dan mendidiknya seperti anak aku sendiri."

Erick menggunakan caa ini untuk melindungi Victor.

"Aku sudah mengasuhnya begitu lama, perasaan aku kepadanya pun sudah sangat dekat, tidak mungkin meninggalkannya lagi, makanya??."

Anastasia tersenyum kepadanya, "Aku memang tidak salah melihat, kamu memang hebat, kamu sangat baik, tetapi jika dibandingkan denganmu, aku??."

"Kamu tidak melakukan kesalahan apa-apa, soal timbulnya masalah itu, kamu juga korban disini, jadi aku tidak pernah risih terhadapmu karena masalah itu." Erick mengatakannya dengan sangat serius, "Malah aku cemas jika kamu bersama aku nanti, akan lebih kesulitan saat mendengar isu dan gosip yang tidak benar."

"Aku tidak takut susah." Anastasia mengangkat kepala dan berkata dengan tegas, "Meskipun aku tidak sepintar Silvia Yan, tetapi aku tidak akan mundur jika soal perasaan, aku tahu apa yang aku mau."

"Asalkan kamu tidak keberatan dengan masa lalu aku, aku bersedia mendekat denganmu, bersedia percaya bahwa masih ada cinta di dunia ini."

Erick tidak ragu-ragu lagi, segera memeluk Anastasia dengan seerat-seratnya.

Erick tidak seharusnya memendam begitu lama, karena Anastasia sangat sadar dengan semua ini, apapun yang telah terjadi, dia tetap masih teguh mengejar apa yang diinginkan.

"Selama belum sampai ke titik akhir, kamu tidak punya ruang untuk menyesal."

"Apakah Ayah Ibumu tahu soal Victor?"

"Aku tidak pernah memberitahu mereka, jadi saat tahu aku punya seorang anak, mereka langsung tidak mau menemuiku."

Ternyata, Erick sudah berjalan sampai ke titik buntu, tetapi masih akan terus bertahan.

"Untuk hari-hari yang akan datang, kita jalani bersama."

????

Anastasia ingin segera memberi tahu Silvia Yan tentang dia dan Erick, tetapi saat ini di Paris sudah tengah malam, saat menelepon kesana, malah Christian Jiang yang mengangkatnya.

"Masalah apa?"

"Direktur Christian Jiang?" Anastasia melihat kembali nomor yang dipanggil, mengira dirinya telah salah menekan nomor, "Silvia Yan dimana?"

"Dia sudah tidur, ada pesan apa biar nanti aku sampaikan." Christian Jiang tetap kalem.

Masalah seperti ini mana mungkin minta disampaikan olehnya?

Lebih baik lain kali saja, Anastasia pun menutup telponnya.

Saat ini Christian Jiang sedang duduk di sofa ruang tamu, sedangkan Silvia Yan sedang tidur di ranjang besar dalam kamar, Christian Jiang masih membahas naskah film bersama sekretaris Henry Kenji.

Tidak lama kemudian, Erick menelepon dan melaporkan masalah kantor Parallel.

"Direktur, aku sudah mendapatkan informasi tentang semua karyawan di kantor Studio Abadi, saat mereka pergi, kantor sudah dikosongin semua, tetapi kami masih menemukan potongan foto di tempat sampah, dapat dipastikan ini adalah foto Silvia Yan berciuman, masalah ini sungguh dibeberkan di kantor Studio Abadi."

"Cari orangnya sampai ketemu??" Suara Christian Jiang sangat dingin, terdiam sejenak, kemudian lanjut berkata, "Tapi, mereka mungkin saja terus mengikuti kita??."

"Aku rasa mungkin kali ini hanya kecelakaan yang tidak disengaja, kalau tidak pasti mereka masih ada jurus selanjutnya." Erick mencoba menganalisa, "Aku dan Albert Qin akan terus mencari tahu tentang mereka."

"Apapun yang ingin mereka lakukan, kita jangan terlalu cepat keluar, lihat dulu ada seberapa banyak orang yang ikutan, baru tangkap semuanya sama-sama??. Satu lagi, aku ingin tahu apa lagi yang ada di tangan orang-orang itu."

Christian Jiang tidak takut orang-orang itu membuat isu, karena dia tahu dengan jelas, dua orang dalam foto itu adalah pasangan suami istri.

Biarpun studio abadi menggunakan segala jenis air kotor untuk mencemari Silvia Yan, mereka tetap bisa menangkisnya satu persatu.

Hanya saja kelihatannya, banyak rencana yang harus dipercepat, entah Silvia Yan akan marah kepadanya atau tidak.

Setelah menyampaikan laporan kepada Christian Jiang, Erick langsung berdiri dan berjalan keluar dari ruang kerja, terlihat Anastasia sedang bermain dengan Victor di ruang tamu.

Hubungan mereka saat ini sudah berbeda, dari rekan kerja yang biasa menjadi pasangan pacaran, maka dari itu Anastasia pun punya alasan untuk menetap di rumah Erick.

"Tidak ganti baju?" Erick bersandar di pintu dan bertanya.

Anastasia menjawab sambil bermain rumah-rumahan, "Aku takut ada wartawan diluar, tunggu agak malam saja baru pergi."

Erick tersenyum, dia tahu sebenarnya Anastasia ingin menemani Victor lebih lama, "Baiklah, hari ini aku juga istirahat??.."

Anastasia mengangkat kepala, mengedipkan mata, dalam mata yang jernih itu terlintas rasa kecewa, tadinya dia berencana mencari tempat untuk menjalin perasaan dengan Erick, tetapi dilihat dari keadaan sekarang, dan hubungan mereka berdua, rasanya sungguh ribet.

Mending jangan repot-repot, biarkan Erick rileks saja.

Pikirannya ini sama sekali tidak bisa disembunyikan dari Erick, "Tunggu Bibi datang menjaga Victor, kamu cari aku di ruangan kerja."

"Kenapa memangnya?"

"Kali ini masalahnya cukup besar, agen kamu harus bertanggung jawab atas itu! Memangnya ingin kejadian ini terulang lagi?"

Hanya saja, karir Fich tidak ada hubungannya dengan sang agen, jadi dia tetap harus bertanggung jawab.

Dia ingin melanjutkan perjalanan lebih awal, sungguh buru-buru??. Tetapi ini semua dilakukannya demi seseorang!

Anastasia menggigit bibir, berkata dengan wajah memelas, "Direktur Erick, bisakah kamu kasihani agen aku?"

"Tidak bisa, karena aku bukan hanya Direktur Seniman kamu!"

Erick juga adalah pacarnya, jadi jauh lebih perduli terhadapnya

Satu kalimat Erick membuat wajah Anastasia menjadi merah, kekuatan dari kalimat ini sungguh-sungguh besar.

Terasa sesuatu yang sangat manis dalam hatinya??.

Untung saja, mereka tidak bimbang dan ragu lagi, untung saja, dia sudah melangkah ke tahap ini!

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu