Love at First Sight - Bab 89 Penghargaan Persembahan Terbaik

“Selamat malam, silakan kita lihat sebuah cuplikan film dulu.”

Kirana yang bergaun panjang kotak-kotak terlihat menonjol di antara semua aktris, sebagai direktur sebuah perusahaan entertainment, bentuk badan dan parasnya tidak kalah dengan aktris mana pun.

Dalam sekejap seluruh ruangan menjadi gelap, semua mata menuju ke layar yang menyala, termasuk Silvia.

Tapi saat ia mendengar musik latar itu, ia tercengang.

Ini lagu yang ada di film pertama yang ia bintangi, karena film itu sangat penting bagi dia, jadi dia masih ingat sampai sekarang, selanjutnya muncul film-film yang pernah ia bintangi dari dulu, dan terakhir cuplikan wawancara dia di reality show ‘Belakang Layar’.

Napas Silvia terasa berasa berhenti.

“Itu Silvia?”

“Akting dia memang bagus.”

Terdengar berbagai komentar di sekeliling.

Cahaya lampu kembali menyala.

Di tangan Kirana terdapat daftar nama, suaranya memenuhi seluruh ruangan.

“Di malam yang indah ini, banyak sekali artis hebat yang pernah berdiri di sini dan mendapat penghargaan, mendapat tepuk tangan yang tak terhingga, tapi penghargaan yang akan saya umumkan ini sangat bermakna.”

“Dia adalah aktris yang sangat profesional, peran yang ia mainkan meninggalkan kesan mendalam untuk kita, juga kembalinya dia dari vakumnya selama ini yang membuat kita melihat usaha dari seorang artis, dia adalah Silvia Yan!”

Di bawah panggung yang tadinya hening pelan-pelan terdengar bunyi tepukan tangan.

Penghargaan persembahan terbaik?

Ini tidak pernah ada dalam sejarah Golden Film.

Bisa dikatakan, Silvia memecahkan rekor, dia sangat terkejut, tiba-tiba tidak tahu harus bagaimana!

Akhirnya dengan isyarat dari petugas di samping baru ia pelan-pelan bangkit berdiri.

Ketika cahaya lampu mengarah ke dia, setiap langkahnya terasa sangat tidak nyata.

“Meskipun ia tahun ini tidak membintangi film, tapi filmnya dulu semuanya tahu, dialah yang ke internasional, mendapat pengakuan dan dukungan dari sutradara internasional, juga melalui kembalinya dia ke dunia hiburan memberi tahu kita, tabiat dan karakter apa yang harus dipunyai seorang artis! Silvia, terima kasih atas usahamu untuk perfilman selama ini, juga berharap kamu menghasilkan karya yang lebih baik lagi nantinya.”

Kirana menyodorkan mikrofon ke Silvia.

Silvia berdiri di atas panggung, gugup dan grogi meliputinya, dia tidak menyangka semua ini, lebih tidak menyangka lagi dia ada kesempatan untuk berdiri di atas sini lagi.

Hasil yang seperti ini membuatnya terharu ingin meneteskan air mata.

Ternyata panggung ini begitu dekat dengan dirinya.

Dia memandang ke kamera dan tersenyum, “Terima kasih...... kepada para juri yang memberikan penghargaan ini kepada saya, saya akan terus berusaha, menghasilkan karya yang lebih bagus lagi, juga meminjam kesempatan kali ini, untuk berterima kasih kepada semua orang yang mempercayai dan mendukung saya.”

Ingin sekali dia menyebut nama Christian Jiang ini , tapi untuk sekarang dia belum bisa berbuat demikian.

Rasa bersyukurnya tak bisa diungkap dengan kata-kata, dia ingin segera menemuinya,

Silvia terisak-isak di atas panggung, penghargaan ini bukan penghargaan paling besar yang pernah ia terima, tapi ini membuktikan usaha dan kegigihannya itu tepat, juga membuatnya mengerti siapa yang menemani dia sampai akhir.

Hanya orang yang pernah mengalami cobaan seperti ini baru bisa memahami perasaannya saat ini.

Silvia tertawa sambil menahan air mata lalu menyampaikan terima kasihnya dengan membungkukkan badan, di bawah panggung penuh dengan tepuk tangan meriah, meskipun membuat karya itu penting, tapi kalau dunia hiburan ini dibuat menjadi kacau dan kotor, maka tak pantas disebut seni.

Seiring acara yang mau hampir selesai, perasaan Silvia baru perlahan-lahan menjadi tenang kembali.

Dari tak jauh sana pandangan mata Ardi mengikutinya, di hatinya ada emosi yang tak bisa dipadamkan, kalau bukan karena Silvia bagaimana dia bisa diselidiki oleh pihak penyelenggara, melihat Silvia yang indah gemilang menyilaukan mata di atas panggung, semakin ia ingin memilikinya, kecantikan Silvia tak bisa dibandingkan dengan Maggie yang hanya artis biasa itu.

Hanya saja, untuk sekarang dia masih belum boleh melakukan apa-apa terhadap Silvia, dia baru saja mendapat penghargaan ini dan menjadi pusat perhatian orang-orang, dia berdehem dan meninggalkan tempat acara, dia mau pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Maggie, tidak boleh membiarkan dia membeberkan hubungan mereka berdua,

Setelah selesai acara, Silvia keluar lewat pintu samping, ujung gaunnya terurai di lantai, tapi ia tidak peduli, sambil memandang pria yang tak jauh sana ia tersenyum.

Dia tahu, pria itu pasti datang!

“Christian.”

Artis yang lain keluar lewat pintu utama, jadi dia tidak khawatir akan dilihat orang, tanpa bisa ditahan ia memanggil nama dia.

“Selamat......” Christian mengulurkan tangan memeluk Silvia, kedua orang itu tampak begitu mesra di tengah kegelapan.

“Aku......” Dia membuka mulut, yang ingin ia katakan sebanyak isi satu buku tebal, tapi ketika melihat wajahnya , ia menjadi tak ingin menyampaikan perasaanya lewat kata-kata.

Seolah-olah sudah mengerti maksud dia, Christian membawanya masuk ke dalam mobil, “Ayo kita pulang.”

Silvia tertawa sambil tenggelam dalam pelukannya.

“Aku kangen banget sama kamu.”

Dia berbisik di telinganya, kemudian Christian membopongnya turun dari mobil dan masuk ke dalam vila.

Dia merangkul leher Christian, memberikan bibirnya yang hangat, kedua orang itu saling berpelukan erat, dengan kehangatan yang luar biasa mengisi malam yang begitu manis dan indah ini.

Hingga tengah malam, baru mereka selesai berlarut dalam kebahagiaan, bersama-sama mereka duduk di balkon menikmati lagit malam.

“Penghargaan ini, kamu yang atur ya?” Dia mengangkat kepalanya dengan sikap curiga, dengan teliti melihat ekspresi Christian.

Bagaimana pun juga kekuatan Christian melebihi yang ia bayangkan, secara khusus membuat satu penghargaan ini bukanlah hal yang susah, tapi kalau ini berkat Christian dan relasinya dengan pihak penyelenggara, maka dia lebih baik tidak mau penghargaan ini.

“Bukan, aku tahu kamu gak suka kayak gitu.” Telapak tangan Christian mengusap-usap punggung Silvia, meskipun mereka belum lama bersama, tapi dia tahu jelas kesukaan dan wataknya yang keras pantang tunduk.

Bibirnya tersenyum, lalu lebih mendekat ke Silvia, “Malam ini kamu mau hadiah apa?”

“Hm... Apa aja boleh?” Silvia tertawa licik, lalu jarinya menunjuk wajahnya, “Aku mau pria di depan aku ini menemani aku seumur hidup.”

Christian menatapnya dalam-dalam, dari bola mata Christian terdapat bayangan wajah Silvia yang tertawa.

“Kamu sudah menyia-nyiakan satu kesempatan, karena pria ini memang sudah milik kamu.”

......

Dalam kamar pasien VIP di sebuah rumah sakit.

Maggie terbaring di atas ranjang, pelan-pelan kedua matanya terbuka, di sampingnya ada manager dia, Melvin, di luar ada wartawan yang dihalau di depan pintu,

Mereka semua berdesakan ingin mendapat informasi yang paling pertama.

“Maggie, kamu sudah sadar!” Melvin melihatnya membuka mata, segera ia berjalan ke tepi ranajng, “Bagaimana? Merasa baikan?”

Maggie memandangnya, baru ia pelan-pelan kejadian semalam, “Acaranya sudah selesai?”

“Iya, semua sudah berlalu, kamu baik-baik istirahat saja.” Melvin menghela napas, dia melihat Maggie dari awal kariernya sampai hari ini, ia juga tidak berharap dia melukai dirinya sendiri demikian.

“Aku......pada akhirnya tetap kalah sama Silvia.” Tangan Maggie gemetaran sambil menggenggam sprei, matanya penuh dengan kebencian.

“Pasti ada yang bantu dia di belakang layar, bahkan sampai memecah rekor Golden Film Award, dan dapatin penghargaan persembahan terbaik apaan gitu, emang dia ada mempersembahkan apa, itu juga hasil bayaran!”

“Apa?” Maggie langsung tersadar.

Dia sama sekali tidak menyangka Silvia......

Maggie menggertak gigi, “Atur beberapa wartawan yang kenal baik buat wawancarain aku, aku ada bukti rekaman dan foto Julius dan Ardi yang bersekongkol, Silvia bisa mendapat penghargaan ini, pasti ada hubungannya dengan Ardi, kalau pun gak ada, aku juga harus tarik dia buat jatuh bareng.”

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu