Love at First Sight - Bab 204 Masih Belum Ingin Menyerah

Aku masih ingin menghubungi kepala penanggung jawab itu. Silvia Yan tidak ingin menerima begitu saja.

Erick memandangi Silvia Yan cukup lama, tidak bisa dipungkiri, ia masih bisa bertahan hingga saat ini, memang membuat orang tidak bisa menolak.

Baiklah, aku kan mengkomunikasikannya sekali lagi.

Kemampuan menyelesaikan masalah Erick cukup cepat, tapi bukan sembarang orang bisa mendapatkan kontak Charlie Qiao, ia menghabiskan hampir dua jam, akhirnya bisa menghubungi kepala penanggung jawab ini.

Waktumu tidak lama, gunakan dengan baik.

Ia memberikan ponselnya pada Silvia Yan.

Silvia Yan yakin dan serius sembari mengambil ponsel itu, halo, tuan Charlie Qiao, saya Silvia Yan, mohon maaf menganggu anda di malam hari.

Halo, ada masalah apa?

Saya …… memberanikan diri untuk bertanya pada anda, mengenai ambasador Unic kali ini, apakah saya benar-benar tidak memiliki kesempatan? Sebenarnya saya sangat ingin belajar, tekun, semoga anda bisa memikirkannya lagi.

Charlie terkejut.

Perintahnya sudah ia sampaikan, tidak mungkin hingga kini masih belum mendapatkan informasi, kecuali jika terjadi kesalahan ditengah-tengah.

Tapi, saat ini, ia malah tiba-tiba ingin mendengar penjelasan langsung dari Silvia Yan.

Ini ……

Suaranya terdengar bimbang, Silvia Yan langsung menjawab dengan cerdas, saya tahu mungkin dari ketenaran, saya masih memiliki ruang berkembang yang cukup luas, tapi ketika bertemu Unic saya langsung bisa menyambungkannya dengan diri sendiri, visi merek ini membuat saya melihat apa itu bertahan dan kepercayaan, saya juga yakin, bisa menjadi ambasador yang unggul.

Charlie tersenyum tipis, hatinya memiliki perasaan yang sama.

Kesempatan ini sepertinya sudah dipersiapkan Tuhan untuk Silvia Yan, selain dirinya, tidak ada orang yang lebih cocok.

Nona Yan, sebenarnya hasil pemilihan di sore hari sudah keluar, pilihan terakhir ambasador Unic adalah anda, sepertinya ketika menyampaikan perintah terjadi sedikit kesalahan kecil, saya mohon maaf.

Sekarang saya menyampaikan dengan resmi pada anda, besok pagi datanglah ke Unic untuk menandatangani kontrak.

Silvia Yan terpaku.

Ia berhasil?

Kurasa kau sangat unik, manajermu juga unik, jika bukan karena kata-katanya, mungkin kami sudah melewatkanmu.

Semoga kerja sama ini berhasil, sampai bertemu besok.

Sampai bertemu besok!

Setelah memberikan teleponnya kepada Erick, dibalik kebahagiaannya terbesit sedikit kecurigaan.

Setelah mengetahui hasil, Lisa dan Erick sangat gembira, Lisa langsung bertepuk tangan, sungguh bagus, aku tahu kau tidak mungkin kalah!

Erick, apakah kau menelepon Charlie menyuruhnya untuk mempertimbangkan lagi?

Jika tidak, siapa lagi selain dia yang menyebut dirinya manajer.

Erick menggeleng, bicara jujur, jika aku memiliki kemampuan seperti itu, kita tidak usah khawatir sekian lama, kau tenang saja, manajermu sungguh hebat.

Siapa sebenarnya?

Ini …… Kau otomatis akan mengetahuinya jika sudah tiba waktunya, sekarang ada pekerjaan yang menundanya, seharusnya ia akan muncul sebentar lagi! Erick menjelaskan dengan malu.

Kalian cepatlah beristirahat, besok aku akan mengantar kalian. Erick cepat-cepat pergi, jika diteruskan, ia takut tidak bisa menahan pertanyaan Lisa dan Silvia Yan.

Bisa mendapatkan ambasador kali ini, Silvia Yan menghela napas lega, ia memang sangat menyukai visi Unic, ada saatnya, ketika bisa menjadi ambasador dari merek yang disukai, akan menjadi kesenangan paling besar seseorang.

Silvia Yan sangat ingin menyampaikan kabar ini langsung pada Christian, tapi karena perbedaan waktu, seharusnya sekarang ia sedang beristirahat.

Tapi tidak disangka, Christian mengirimkannya pesan.

Adakah berita baik yang ingin kau sampaikan padaku?

Tahu ia belum tidur, Silvia Yan berbegas mengubunginya, aku baru saja pergi ke luar negeri, kau langsung bekerja hingga begadang?

Tidak …… Hanya saja cukup merindukanmu. Christian membenarkan posisi duduknya, memang ia sedang di ranjang rumahnya, bersiap istirahat.

Silvia Yan tersenyum manis, Christian, aku berhasil!

Aku tahu, kau pasti bisa. Christian menjawab sambil tersenyum, ia mengetahui sifat Silvia Yan, hanya jika ia tekun memperjuangkan, baru saja keberhasilan bisa membuatnya puas.

Saat itu ketika ia memikirkan ambasador merek ini untuk Silvia Yan, juga karena ia tahu Silvia Yan pasti menyukainya, segala yang diperbuatnya adalah untuk kebaikan Silvia Yan, jika tidak tidak akan ia sengaja menelepon Charlie memperjuangkan kesempatan.

Christian …… jika kau di sisiku pasti akan lebih baik.

Silvia Yan terlalu mengantuk dan kelelahan, ia tertidur sambil memegangi ponselnya.

Christian memandangi wajahnya yang tertidur, mengeluarkan senyuman penuh cinta, ia sedang memikirkan memeluk Silvia Yan, memberinya pelukan terhangat, tapi masalah kerjasama dengan perusahaan Tang‘s masih belum terselesaikan, ia tidak bisa kemana-mana.

Lisa tidur di kamar di sebelah Silvia Yan, ia kesulitan untuk tidur, melihat Silvia Yan dan Christian begitu romantis, tidak kuasa ia mulai memikirkan seseorang di dalam hatinya.

Namun saat ini, seharusnya Albert sudah tidur?

Lisa bimbang cukup lama, lalu tetap menghubungi nomor Albert, diluar dugaannya, teleponnya terhubung dengan cepat, bahkan suara Albert terdengar sangat jernih.

Halo?

Hm, aku …… Mengapa kau belum tidur? Tiba-tiba Lisa tidak tahu apa yang harus ia ucapkan, suaranya bahkan sedikit bergetar.

Ada sedikit dokumen yang harus diselesaikan, lembur sebentar, kalian disana baik-baik saja? Albert duduk di hadapan meja kerjanya, memijit keningnya.

Hubungan mereka akhir-akhir ini, sepertinya Albert dan Lisa bertambah dekat dengan pesat.

Lisa menyampaikan cerita hari ini dengan gembira, aku tahu Silvia pasti berhasil!

Hm ……

Tiba-tiba Lisa menyadari, selain masalah ini, sepertinya tidak ada yang lain yang ingin ia ucapkan pada Albert, baru saja ingin berbicara, ia mendengar suara Albert, kalau begitu kau cepatlah istirahat, kontrak besok hari diskusikan dengan baik.

Pasti, kau juga tidur.

Setelah menutup telepon, perasaannya campur aduk, sepertinya Albert sedang sibuk, tapi ia malahan menganggunya dan mengobrol cukup lama.

Tiba-tiba bersin dengan keras, Lisa baru saja sadar ia sudah melamun selama setengah jam.

Di sisi lain, setelah Albert menyelesaikan pekerjaannya, ia meletakan ponselnya di pinggir ranjang.

Akhirnya di sisinya ada seseorang yang mungkin saja bisa meneleponnya sewaktu-waktu, kehidupannya tidak hanya sekedar bekerja, membayangkan Lisa yang gembira di telepon tadi, tanpa disadari ia tersenyum.

Jika di saat lembur ada orang lain yang meneleponnya, ia pasti sangat tidak senang, tapi Lisa ……

Ini adalah hal lain.

Karena saat malam hari Lisa tidur larut malam, pakaiannya juga tipis, hari kedua ia memasuki kamar Silvia Yan sembari terus bersin, ia menggunakan masker, wajahnya terlihat kusam.

Silvia Yan menanyakan dengan penuh perhatian, flu?

Lisa mengangguk, lalu mundur beberapa langkah, suaranya serak, jangan sampai menular padamu.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu