Love at First Sight - Bab 225 Serangan dari orang yang EQ-nya rendah itu lebih kuat

Lisa Xia masuk sambil mengernyitkan dahi, didorongnya Albert dan beres-beres sambil mengomel, “Ini tidak boleh simpan di sini, gampang kena dorong dan jatuh, dan makanan harus simpan di sini......sudah ingat?”

Albert membalikkan badan mengambil duplikat kunci rumahnya dan diletakkannya ke tangan Lisa, “Aku mungkin tidak bakal bisa ingat, kamu boleh sering-sering datang tidak?”

“Ha? Bukannya ini hanya masalah keseharian yang sepele sekali, kamu asisten manajer Jiang, kayak begitu saja tidak bisa ingat?”

“Aku mungkin perlu kamu datang beberapa kali.”

Albert mengucapkan perkataan ini setelah lama dia pendam dalam hati.

Sebenarnya dia bukannya tidak bisa urusan rumah tangga, melainkan dia ingin Lisa sering-sering datang, tadi dia memikirkan berbagai cara demi ini, dan akhirnya merasa cara ini paling tepat.

Dia ingin Lisa sering-sering datang ke sini?

Lisa tercengang, kemudian Albert pelan-pelan mendekatinya.

Lisa melihat sayur yang sudah dipotong itu, “Kamu bukannya sudah lapar? Masih tidak masak juga?”

Albert menatapnya agak lama, kemudian baru bertanya, “Kamu lapar?”

Lisa menatap Albert, hatinya dag dig dug sekali, apa hanya dia sendiri yang berpikir terlalu berlebihan! Dia sudah berdiri terlalu dekat!

“Aku Cuma bisa masak mie, soal potong-potong tidak bisa cepat, mungkin kamu harus tunggu sebentar, tunggu aku sudah lakukan beberapa kali pasti jadi bisa kok.” Sambil berkata demikian, Albert mengambil satu piring dari belakang Lisa.

Lisa merasa suasanyanya jadi canggung sekali, “Aku lanjut beres-beres.”

Melihat dia pergi dengan tergsa-gesa, bibirnya melayangkan senyuman lagi, Lisa mengambil kunci itu.

Seperti yang Lisa pikirkan, Albert jarang membawa teman ke rumah, apalagi teman cewek, semua perlengkapan rumahnya Cuma untuk satu orang dengan berhias warna abu-abu muda, diberesin dengan sederhana saja langsung kelihatan rapi, tapi memberikan rasa kesepian yang mendalam.

Setelah Lisa selesai, mendadak dia ada satu niat untuk bertanya ke Albert, dia membawa dirinya datang hanya karena ajakan sederhana atau......

Dia menundukkan kepala melihat kunci yang ada di tasnya, bukankah hanya antara sesama pacar baru bakal beri kunci rumah?

Sekarang kalau dipikir-pikir, Albert ada kunci dia, dan dia juga ada kunci Albert.

Sedangkan Albert yang saat ini lagi di dapur berkali-kali melihat jam, ingin mencari cara untuk mengulur waktu, dengan begitu mungkin Lisa akan menginap.

“Belum selesaikah?” Lisa bertanya.

“Sebentar lagi!”Albert mengernyitkan alis, sambil menuang mie yang dari tadi sudah matang.

Sepuluh menit kemudian, Albert menghidangkan dua mangkok mie panas dengan beberapa piring kecil berisi sayur, lalu berteriak, “Ayo makan.”

Mencium wangi masakan itu Lisa makan dengan lahap sekali, “Tak disangka masakanmu enak juga!”

“Kalau kamu suka, setiap hari aku masakin.”

Lisa yang lagi memakan mie langsung tersedak, dia membelalakkan mata melihat Albert, itu......

Apakah dia tahu perkataan seperti ini tidak boleh sembarangan dikatakan ke seorang cewek!

“Kenapa kamu kasih aku kunci rumahmu, terus kenapa mau masak buat aku?” Dengan susah payah Lisa akhirnya menanyakan ini, kalau tidak dikeluarkan lagi mungkin dia akan mati penasaran.

“Kamu bukannya calon istri aku? Wajar saja punya kunci rumahku.”

Ya ampun!

Siapa yang mengajarkan dia perkataan ini!

Lisa merasa wajahnya sudah mau menggosong karena malu, karena suasana seperti ini......

Belum selesai perkataan Lisa, Albert mendekat ke dia lagi, sangat dekat sekali!

Kemudian sebelum Lisa sempat memberi respon apa pun, bibirnya dikecup dengan pelan.

Hanya satu tindakan yang sederhana ini berhasil membuat Lisa tercengang, dilihatnya Albert dengan panik, “Kamu.....Kamu......”

“Jadi cewek aku, aku berikan hati dan kunciku ke kamu.”

Dalam hati Lisa penuh dengan kegirangan, dia tidak mundur ataupun mendorong Albert menjauh, melainkan inisiatif memeluk Albert, “Kamu tidak keberatan?”

Sepertinya kecemasan kecil dia bukanlah halangan antara mereka berdua.

“Aku......tidak ingin melewatkan.” Kata Albert sambil menundukkan kepala, hatinya juga ketak ketuk tak karuan, benar-benar butuh keberanian besar bagi dia yang selama ini selalu malu-malu itu bisa melakukan tindakan seperti hari ini.

Lisa bersandar di dadanya, lalu mendengar Albert bertanya dengan suara kecil, “Malam ini tidak pulang boleh?”

“Tidak bisa!” Lisa langsung duduk tegak dan menatap Albert dengan gugup sambil tidak berhentinya menggeleng, “Aku tidak akan ngapa-ngapain sebelum nikah, ini adalah soal prinsip!”

Albert termangu.

“Maksud aku, kamu nginap, jagain aku, kayak waktu aku sakit, aku ingin lebih menghabiskan waktu lebih lama lagi sama kamu.” Albert menjelaskan.

“Oh......” Lisa baru sadar dia terlalu berimajinasi.

Dengan muka merah dia lanjut menghabiskan mie di mangkoknya, lalu melihat Albert membereskan piring dan dapur, kemudian keduanya ke ruang tamu sambil bergandeng tangan.

Malam ini adalah malam Lisa tidur paling nyenyak dan paling bahagia.

Dia memimpikan sebuah mimpi yang panjang sekali, dalam mimpi itu dia dan Albert......

Keesokan paginya, Lisa dan Albert muncul bersama di depan Silvia.

Silvia langsung menyadari ada yang berbeda dari mereka, wajah tersipu malu Lisa juga menjelaskan semuanya, “Cepat juga perkembangan kalian!”

“Aku datang lapor dulu sama kamu.” Kata Lisa sambil duduk dengan muka berseri-seri.

“Sudah pasti dia?” Silvia memahami Lisa, kalau bukan seratus persen yakin, dia tidak akan mengambil langkah ini.

Lisa mengangguk, “Jujur saja, aku tahu ketemu sama orang yang benar-benar cocok itu tidak gampang, aku tidak ingin menyia-nyiakan dia, walaupun aku masih ada sedikit tidak percaya diri.

“Umur, atau?” Silvia mengerjapkan mata.

Lisa mengangguk, “Body aku......”

“Ini sih gampang, ikut aku olahraga, aku jamin kamu akan cantik sampai kamu sendiri juga kaget!”

Lisa teringat makanan bergizi yang Silvia makan demi mejaga tubuhnya itu, sambil menggertakkan gigi dia mengangguk, “Iya, aku akan berusaha.”

Saat ini Albert sudah ke ruangan Christian untuk melapor pekerjaan, “Ini 3 acara wawancara hasil seleksi dari manajer Erick.”

Demi membiarkan Silvia baik-baik berkembang di Kingdom Entertainment, dia secara khusus mempersiapkan dia untuk ikut acara wawancara di saat ini.

Dia melihat detail-detail acara itu dengan teliti, sampai akhirnya dia memilih satu acara yang benar-benar resmi dan terkenal.

“Kasih jawaban ke mereka, Silvia akan hadir di acara ‘The artist is coming” sabtu depan.” Kata Christian.

Berdasarkan perkiraan waktu, harusnya pada saat itu kesehatan Silvia sudah memulih, dan acara ini adalah acara TV top 1 di kota ini, bisa memberikan fondasi yang kuat untuk posisi Silvia dia dunia akting dan perfilman.

Kali ini Silvia bisa mendapang undangan dari mereka, juga membuktikan Silvia sudah cukup mempunyai nama, bahkan bisa dibandingkan dengan ratu perfilman yang sekarang lagi terkenal sekali.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu