Love at First Sight - Bab 198 Sudah Diputuskan

Christian memeluknya, "Sudah dipikrkan baik-baik?"

"Ya, setelah dua bulan, kita akan publikasikan! Aku tidak ingin melewati hari-hari seperti ini lagi. Aku ingin memberitahu dunia bahwa kamulah suamiku, orang yang sangat kucintai."

Christian tidak berkata-kata dan memeluk Silvia lebih erat lagi. Dia menundukkan kepalanya dan mencium leher Silvia dan mencium bibirnya.

Saat sudah dipublikasikan, urusan mereka akan semakin banyak....

Dua orang itu terdiam cukup lama, barulah Christian melonggarkan pelukannya, "Apa masih ada yang ingin kamu beritahukan kepadaku?"

Silvia mengedip-ngedipkan matanya, sepertinya semua pikiran Silvia tidak dapat menghindari tatapan Christian.

"Akhir-akhir ini aku memikirkan hubungan kakak Xia dengan Albert. Albert adalah asistenmu, kamu lebih mengerti tentangnya. Apakah dia bilang bahwa dia suka pada kakak Xia?"

"Sepertinya kamu harus bertanya kepada orangnya langsung."

Silvia berpikir sejenak. Apa yang dikatakan Christian benar. Perasaan tidak dapat di tebak. Harus orang itu sendiri yang berkata dengan perasaannya. Hanya saja kepekaan Albert perlu dikhawatirkan.

"Albert hari ini izin bekerja, dia berkata bahwa dia sedang sakit."

"Aku ingin memberitahu kakak Xia tentang hal ini."

"Dan juga bisa membuat kesempatan untuk kakak Xia pergi ke tempat Albert untuk menjenguknya."

Christian memberikan handphonenya kepada Silvia, setelah itu dia masuk ke dalam ruang kerja dan membereskan beberapa dokumen.

Silvia tertawa kecil, namun saat melihat Christian mendorong pintu untuk masuk ke dalam ruang kerja, tiba-tiba Silvia berkata, "Aku sudah bertanya kepada Erick, dia bilang bahwa managerku sekarang sedang berada di Perancis. Sebenarnya siapakah dia?"

"Kalau sekarang dia ada di Perancis, kamu akan tahu saat pergi kesana."

Silvia tidak bertanya lagi dan menelpon nomor kakak Xia.

Saat Silvia memberitahu kakak Xia bahwa Albert sedang sakit, dia tidak sengaja melebih-lebihkannya.

Saat kakak Xia mendengar hal ini, dia langsung menyetir ke apartemen Albert. Dia menyetir dengan kecepatan tinggi, tidak sampai 10 menit dia sudah sampai di apartemen Albert penuh dengan keringat.

Setelah mengetuk beberapa saat, Albert akhirnya membukakan pintu, "Bagaimana kamu bisa datang?"

"Apakah kamu sudah makan obat? Apa kata dokter? Ayo kita pergi ke rumah sakit!"

Albert demam dan dia masih tidak begitu sadar, dia ingin untuk tidur sebentar lagi. Kata-kata kakak Xia sudah tidak terdengar jelas.

Kakak Xia melihat Albert dengan pasrah. Dia melihat termometer yang ada di kotak obat. Dia demam sampai 40 derajat!

"Aku akan mengantarmu pergi ke rumah sakit! Ini sudah terlalu tinggi!"

"Aku tidak ingin pergi..."

"Harus!"

"Kalau begitu aku tidak ingin naik mobil. Aku takut muntah, kamu topang aku."

Kakak Xia menghela napas, "Baiklah, asalakan kamu mau pergi."

Kakak Xia mencari baju yang tahan dingin, memakaikan Albert syal, masker dan topi. Tidak membiarkan Albert terkena angin.

Kakak Xia berkata kepada Albert, "Kita jalan sebentar, lalu kita naik mobil. Begini lebih cepat. Kalau kamu merasa tidak nyaman, kita berhenti kapan saja, ok?"

Kakak Xia terlihat seperti sedang memarahi anak kecil

Albert sudah demam terlalu tinggi sehingga tidak dapat berpikir lagi. Dia hanya memegang erat tangan kakak Xia dengan patuh, "Baik...."

Kakak Xia berusaha keras untuk memegang Albert yang sudah hampir tertidur. Dengan perlahan-lahan turun kebawah. Melihat Albert yang sedang demam sampai seperti ini, dia merasa sakit hati.

Untung saja di dekat rumah Albert ada rumah sakit. Melihat Albert yang sedang di dorong masuk ke dalam ruang UGD, hati kakak Xia terasa sakit.

Dia tidak berani untuk pergi setengah langkahpun. Dia berada di ruang rawat menunggu sekitar 5 jam.

Albert sudah minum obat, maka dari itu dia tidur untuk waktu yang lama. Saat dia bangun, dia melihat kakak Xia yang sedang tidur di kursi.

"Hei...."

Baru saja dia mengeluarkan suara, kakak Xia bangun dari tidurnya dan memegang tangannya, "Bagaimana? Bagian mana yang tidak nyaman? Dokter! Suster!"

Karena dia sangat khawatir kepada Albert, gerakan kecil saja dapat membuatnya panik.

Albert terkejut, semua pasien yang ada di ruangan melihat kearahnya, dia batuk dengan pelan, "Aku takut kamu terjatuh saat tidur di kursi. Aku tdak kenapa-napa, ayo kita pergi."

Kakak Xia menghela napas lega. Kakak Xia memegang dahi Albert dan memegang dahinya sendiri, "Sepertinya demamnya sudah turun."

Albert memegang tangan kakak Xia, kakak Xia melihat ke arah Albert, "Ada apa?"

Apakah dia benar-benar membawanya ke rumah sakit? Jalan kaki?

Albert tiba-tiba merasa bahwa di jaga oleh seseorang sangatlah enak.

"Ayo kita pulang." Albert mengibaskan selimut dan turun dari ranjang.

Kakak Xia membantunya untuk bangun, namun karena tadi dia tidur sambil duduk, sekarang kakinya kesemutan. Baru saja berdiri, tubuhnya terjatuh dan mendorong Albert. Wajah kedua orang ini sangat dekat.

"Aku.. uhuk uhuk."

Wajah kakak Xia seketika memerah, "Jangan mendongak, kakiku kesemutan."

"Sekarang gantian aku yang menopangmu."

Karena Albert tidak ingin naik mobil, kakak Xia memarkirkan mobilnya di depan apartemen Albert. Sekarang saat balik, gantian Albert yang menopangnya.

"Aku akan memanggil mobil untuk pulang." Kakak Xia melihat Albert yang sedang meopangnya dan juga melihat tatapan orang-orang yang lewat, mereka seperti seorang pasangan baiasa yang saling menjaga satu sama lain dan saling menopang satu sama lain.

Kalau saja sekarang Silvia dan Christian lah yang berjalan seperti ini, pastilah mereka sudah dikelilingi oleh orang-orang.

Orang-orang biasa seperti mereka tidak akan mendapat perhatian semua orang. Yang menjadi penghalang adalah kerendahan diri kakak Xia.

Tapi, seperti sekarang ini saja sudah bagus.

"Sudah hampir jam 11, kamu tidur di rumahku dulu saja. " Albert takut kalau kakak Xia menolak dan menambahkan satu kalimat, "Sofa di ruang tamu sangatlah nyaman."

Kakak Xia hanya berkata oh dan tidak berkata lagi.

Awalnya kakak Xia berencana untuk tidur satu malam di sofa dan lihat besok apakah Albert sudah lebih baik apa belum. Kalau sudah, dia baru merasa tenang. Lagipula Albert juga tidak melihatnya sebagai perempuan, tidak akan ada hal yang terjadi. Kalaupun terjadi sesuatu, dia juga...

Namun saat dia kembali, Albert memaksa dirinya untuk tidur di ranjang, "Aku adalah orang yang sakit, dengarkan aku!"

Kakak Xia berpikir sejenak, "Baiklah, kalau begitu kamu minum obat dulu, setelah itu tidur."

Obat flu bisa membuat orang mengantuk. Setelah Albert minum obat, dia mulai mengantuk. Kakak Xia melihat Albert tertidur dan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dan terus berada di sampingnya dan melihatnya.

Walaupun dia tetap tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya, dia tidak menyesal.

Bisa menemani seseorang yang dia sukai saja sudah sangat bersyukur.

Tidak tahu kapan, kakak Xia juga tertidur. Saat Albert terbangun, dia melihat posisi tidur kakak Xia dan menggelengkan kepalanya. Dia berdiri dan menyelimuti kakak Xia.

.....

Saat Silvia sedang membereskan kopernya, dia mendapat telepon dari Erick yang memberitahunya untuk mengikuti satu perkumpulan artis, yang di hadiri oleh semua penyanyi dan pemain film Kingdom Entertainment.

Hal ini sudah disetujui oleh direktur....

Sebenarnya Silvia ingin menolak, tapi karena kebaikan Erick dan juga persetujuan dari Christian, dia tidak memiliki alasan untuk menolak, maka dari itu dia menyetujuinya.

Inilah saatnya untuk Silvia berteman dengan orang-orang.

Ada beberapa perkumpulan yang harus dia masuki.

Maka dari itu dia datang tepat waktu ke klub yang mewah bersama dengan kakak Xia.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu