Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 36 Godaan Inisiatif

Setelah beradu dengan pikirannya, Camile akhirnya memutuskan untuk menjadi seseorang yang membalas budi.

Dia dengan berani berkata: "Baik, aku akan membantumu mandi!"

Shawn terkejut dan kemudian sudut mulutnya mengeluarkan senyuman yang bermaksud.

Camile memasukkan air ke dalam bak mandi, siap untuk keluar dan memanggil Shawn untuk masuk.

Shawn sedikit menekuk lengannya dan perlahan-lahan berjalan ke kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi.

Ketika pintu ditutup, suara renyah terdengar, dan Camile tiba tiba terkejut.

“Lepaskan bajumu,” Dia masih memunggungi pintu, berpura-pura menyesuaikan suhu air.

Setelah waktu yang lama, Camile masih tidak mendengar gerakan di belakangnya. Dia sedikit ketakutan dan diam-diam berbalik, hanya ke wajah Shawn yang ingin bermain.

Dia sangat terkejut dengan cepat berbalik dan berteriak: "Kenapa kamu masih berdiri dan tidak melepaskan baju, apa kamu berencana untuk mandi dengan pakaianmu?"

"Kemarilah, bantu aku buka baju," perintah Shawn dengan suara sedikit serak.

“Masih perlu aku melepaskan pakaianmu?!” Camile sedikit bergetaran.

“Jika tidak, apa kamu ingin melihatku membuka baju dengan satu tangan?” Shawn melangkah maju, dan suara itu masuk ke telinga Camile.

Camile menjadi panas terdiam sementara waktu, perlahan berbalik dan berjalan mendekatinya, menundukkan kepala dan mulai membuka kancing kemejanya yang putih.

Dia sangat malu, saat proses membuka baju tidak berani melihat Shawn, diam-diam menundukkan kepalanya dan memperlambat gerakannya.

Satu ... dua ... tiga ...

Saat kancingnya dilepas, kulit gandum di dalam kemeja Shawn perlahan-lahan terlihat, otot-otot dada yang seksi serta otot-otot perut ditampilkan di depan matanya.

Camile pertama kali membantu seorang pria membuka baju, wajahnya merah memadam, dia merasa pipinya sangat panas sekali sampai bisa digoreng telur.

Dia tidak ingin Shawn melihat rasa malunya, dia membenamkan kepalanya, dan gerakan di tangannya masih melanjutkannya.

Akhirnya, kancing baju dilepas dengan lancar.

Dia menaruh pakaian di satu sisi dan kembali ke hadapan Shawn.

Dia ragu-ragu untuk sementara waktu, perlahan jongkok dan mulai membuka tali pinggang di celananya, tetapi matanya tidak berani melihatnya.

Semua ini terlihat oleh Shawn. Wajah wanita di depan matanya menunduk. Dia tidak bisa melihat ekspresinya, tetapi telinganya merah, bisa ditebak bahwa Camile sangat malu saat ini.

Gerakan lambat Camile menjadi semacam desahan di mata Shawn, matanya berangsur-angsur menjadi panas, terutama ketika Camile mulai membuka ikat pinggangnya, tangan kecil tanpa sadar menyentuh tempat terpanas yang ada di tubuhnya.

Tenggorokan Shawn berguling sementara waktu.

“Keluar!” Shawn tiba-tiba menghentikan gerakannya dan mencegahnya untuk melanjutkan.

Jika diteruskan, Shawn takut dia akan melakukan sesuatu padanya tanpa terkendali.

Camile mendongak menatapnya bertanya,”Kenapa ?"

Shawn semakin merasa panas oleh tatapannya yang terlihat bodoh, dia mencoba menyembunyikan keinginannya, dengan suara rendah berkata: "Gerakanmu terlalu lambat, aku tidak menyukainya."

Camile sedikit marah, dia jelas telah berusaha untuk melakukannya, masih mengeluhnya terlalu lambat, heh, lebih baik jangan menyuruhnya untuk memandikannya!

Dia memberikan jawaban "oh" dan dengan cepat berjalan keluar dari kamar mandi, karena takut dia tiba-tiba berubah pikiran dan akan memanggilnya untuk masuk kembali lagi.

Jantung Camile berdetak dan berdiri di luar untuk sementara waktu, dia bisa mendengar suara derai air di dalam pintu itu, dan pikirannya tiba-tiba terlintas tubuh atas Shawn yang terlanjang...

Dia tidak berani berpikir lagi, dia cepat-cepat berlari ke bawah dan menyambut kepala pembantu memintanya untuk merawat Shawn dan meninggalkan rumahnya dengan wajah merah.

Setelah Shawn mandi selesai, dia berjalan keluar dengan handuk mandi abu-abu biru dan melihat kamarnya kosong. Wanita itu tidak lagi di sana, dan dia merasakan kekosongan.

Apakah wanita ini telah dikejutkan olehnya?

Dari penampilan wanita pemalu itu, tampaknya tidak terbuka untuk masalah pria dan wanita seperti yang ia pikirkan.

Seluruh pikirannya dipenuhi oleh wajah wanita itu yang memerah dan matanya yang berkedip.

Dia sedikit gelisah, berbaring di tempat tidur, mencoba untuk melepaskan seluruh pikiran tentang Camile, tidak asal memikirkannya, tetapi dia merasa bahwa wajah wanita itu selalu muncul di pikirannya dan tidak bisa dilepas.

Ketika pikirannya sedang kacau, pembantu rumah tangga mengetuk pintu untuk masuk.

"Ada masalah apa?" Shawn merasa tidak puas diganggu.

“Tuan muda, Nona Audrey telah datang.” Kepala pelayan itu memberikannya hormat.

"Katakan aku tidak disini." Shawn tidak ingin menemuinya.

Pelayan tua itu mengalami kesulitan: " Nona Audrey telah masuk."

Shawn menghela nafas dan menutup matanya dengan tidak sabar, berkata: "Biarkan dia menunggu, setelah berpakaian selesai aku akan turun."

"Baik," jawab pelayan tua itu.

"Tidak perlu lagi!"

Pelayan tua yang sedang ingin keluar untuk menyampaikan pesan tersebut tiba tiba mendengarkan suara wanita yang tajam, Audrey memakai sepatu hak tinggi dan memasuki ke ruang Shawn.

Dia mendengar bahwa Shawn terluka dan sengaja bergegas kemari untuk melihat apakah dia cukup beruntung untuk merawatnya agar bisa meningkatkan perasaan di antara mereka.

Ketika melihat Shawn, dia tersenyum dan melambaikan tangannya kepada pembantu rumah tangga tua: "Tidak ada urusanmu lagi, turun."

Nada bicara Audrey seperti sedang merendahkan seseorang, dan tidak ada penghargaan minimum untuk pelayan lama yang setia.

Pengurus rumah tangga tua itu melihat sekilas,wajahnya berubah lalu keluar dari kamar itu ,dia mulai sedikit khawatir, apakah putri Audrey benar-benar merupakan kandidat istri yang baik untuk Shawn?

Shawn melihat gerakannya, tatapannya mendalam: "Apa ada masalah?"

"Shawn aku telah memikirkanmu jadi datang menemuimu," kata Audrey sambil tersenyum.

Shawn bangkit dengan diam-diam, mengenakan jubah tidurnya, dan berkata kepada Audrey: "Jika ada masalah bicarakan di ruang tamu, aku tidak suka orang lain memasuki kamar tidurku."

Audrey terpana oleh gerakan Shawn yang memakai jubah tidur dan otot-otot dada yang terlihat membuatnya merasa berdetakan. Ini adalah pertama kalinya dia melihat sosok Shawn yang ramping, dan dia tidak akan menyerah dengan begitu mudah.

Dia menutup pintu dengan ringan, matanya terpesona, dan tersenyum menawan, perlahan mendekati Shawn.

"Shawn aku bukan orang lain, aku adalah calon istrimu, aku cepat lambat akan memasuki kamarmu,jika begitu, kita bisa lebih cepat mengenal satu sama lain duluan.~"

Dia berjalan sambil melepaskan jaket pendeknya dan melemparkannya ke lantai, memperlihatkan rok sling berpotongan rendah di dalamnya.

Dia berjalan ke hadapan Shawn, matanya mengalir pada wajahnya yang tampan dan sempurna, dengan api membara menggoda pria di depannya datang untuk menikmati dirinya.

Dia melihat penampilan Shawn tidak berubah, tidak seperti jijik padanya.

Audrey merasa bahwa dia sepertinya disemangati,mengulurkan tangannya dan ingin memanjati pundak Shawn.

Tanpa terduga, tanggannya dicegat oleh Shawn.

Dia terkejut dan mengerutkan alisnya, menatap Shawn tanpa alasan, tidak mengerti mengapa dia sangat tak acuh terhadap godaannya itu.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu