Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 175 Pertunangan

Shawn menganggukkan kepalanya, "Tentu saja ingat, setelah dia bangun, aku akan memperistrinya, menjaganya sehidup semati."

Barbara terkejut, "Shawn...... Kau...... Apa yang kau katakan? Shawn, kau tidak perlu menentukan pilihan karena tekanan dari ibuku, aku tak ingin memaksamu menikahiku."

Shawn memandangi matanya, lalu menjawabnya dengan serius, "Tidak ada yang memaksaku, Barbara, aku sendiri yang ingin agar kau menjadi istriku, karena, aku mencintaimu."

Saat mengatakan kata-kata terakhir itu, hatinya bergetar, dalam benaknya terbayang lagi wajah Camile.

Mengapa wanita itu seperti lem perekat super yang tak bisa dibersihkan?

Barbara gembira bukan kepalang, ia tidak menyangka, setelah terbangun ia akan langsung mendengar kabar yang sungguh mengejutkan ini. Sudah bertahun-tahun ia mencintai Shawn, dan sekarang akhirnya mendapat balasan.

"Rawat tubuhmu baik-baik, setelah kau pulih total, kita tunangan." kata Shawn sambil menarik selimut untuk menutupi badan Barbara, lalu ia pun bangkit berdiri dan keluar dari kamar.

Setelah perwatan selama setengah bulan lebih, dokter pun mengumumkan bahwa Barbara sudah sembuh total, boleh keluar dari rumah sakit.

Shawn pun menjemput Barbara di rumah sakit dan membawanya ke suatu tempat.

Ia membawanya ke lautan bunga, sekarang ini adalah musim bunga bermekaran, mereka berdua berjalan-jalan menyusuri lautan bunga itu seperti dulu.

"Barbara, apa kau masih ingat? Dulu di sini aku pernah bilang, kelak aku akan menikahimu." Shawn berlutut sambil menggenggam tangan Barbara.

Barbara menganggukkan kepalanya, bagaimana mungkin dia lupa. Masa-masa itu adalah masa-masa terindah seumur hidupnya.

Lalu, Shawn pun mengeluarkan sebuah kotak kecil dari kantongnya, dan membukanya, di dalamnya ada sebuah cincin berlian yang indah.

"Barbara, biarkan aku menjagamu selalu, ya?" katanya sambil berlutut di depan kursi rodanya.

Air mata Barbara menetes deras, ia menganggukkan kepalanya dengan terharu.

Shawn pun memasangkan cincin itu di jari manis Barbara, "Akhir bulan ini kita tunangan, aku akan mengatur semuanya."

Setelah liburan di Swiss selama setengah bulan, Camile pun pulang.

Keluarga Song menyuruh supir untuk menjemput mereka di bandara.

"Terima kasih banyak, Clinton." Sesampainya di rumah, Camile pun berpamitan pada Clinton.

Saat membuka pintu, rumah yang kosong selama setengah bulan itu pun diselimuti debu.

Camile meletakkan dua koper besarnya di ruang tamu, lalu berbaring di atas sofa, "Duh, capek sekali!"

Meskipun Camile duduk di kursi business class yang nyaman, tapi ia tetap saja merasa lelah karena duduk di dalam pesawat semalaman.

"Mommy, kupijat ya!" Jacky berjalan ke arah sofa, lalu duduk di sebelah Camile dan memijat-mijat mommynya itu.

"Nyalakan TV nya." Camile berkata pada dirinya sendiri, lalu mengambil remote TV yang ada di atas meja dan menyalakan TV.

Acara di televisi itu sedang memutar berita harian, baru saja Camile akan mengganti channel nya, namun tiba-tiba ia menyadari kalau isi berita yang sedang disiarkan itu adalah berita tentang hotel termewah di kota ini —— Ritz-Carlton Hotel.

Camile pun meletakkan remotenya di atas meja, dan menonton berita itu, ia ingin tahu orang kaya mana yang sedang mengadakan pesta di sana.

"Akhir bulan ini, pebisnis muda terkenal di kota kita, Shawn Mu, akan bertunangan dengan pacar pertamanya Barbara An. Kali ini, Keluarga Mu akan memesan seisi Ritz-Carlton Hotel untuk acara pertunangan mereka."

"Menurut sumber, acara pertunangan ini akan dihadiri oleh banyak petinggi-petinggi dan orang-orang penting lainnya dari seluruh kota, dan kami akan menyiarkannya secara langsung, kami akan menunjukkan sebuah pesta yang termegah di kota ini......"

Apa yang dikatakan reporter setelah itu, tak masuk ke telinga Camile. Ia hanya tahu, di akhir bulan ini, Barbara dan Shawn akan tunangan.

Ternyata, dalam setengah bulan dia tak berada di sini, semua sudah berubah.

Jacky menghentikan tangannya, dan bertanya pada Camile, "Mommy, apa benar yang diberitakan di TV itu? Apa Paman Mu akan bertunangan dengan tante jahat itu?"

Camile mematikan TV nya, lalu menjawab, "Jacky, bukankah mommy sudah pernah bilang, jangan ungkit soal Paman Mu lagi? Dia sudah tidak ada hubungannya lagi dengan kita, dia mau bertunangan dengan siapa juga bukan urusan kita."

Jacky sangat sedih.

Camile juga tidak menyangka, Shawn akan secepat ini menikahi Barbara.

Sepertinya ia memang benar mencintainya, semenit saja tak mau menunggu untuk mengumumkan pada dunia bahwa Barbara An adalah wanita miliknya.

Camile, bukankah kau berjanji pada dirimu sendiri untuk tak memikirkannya lagi? Kenapa sekarang masih bingung seperti ini>

Shawn dan dirimu bukan dari dunia yang sama, sekarang dia sudah benar-benar keluar dari kehidupanmu, cepat hentikan rasa rindumu yang bodoh ini!

Tapi saat membereskan rumah, wajah Shawn selalu terbayang dalam benaknya; saat mencuci piring, bayangan yang terpantul dari air juga wajah Shawn; bahkan saat sudah tidur dan mematikan lampu, ia masih bisa merasakan kehadirannya.

Benar-benar di mana-mana!

Setelah istirahat seharian penuh, Camile pun kembali bekerja di kantor. Ia membagikan oleh-oleh yang ia beli di Swiss untuk rekan-rekan kerjanya, semua orang di departemen desain mendapat bagian.

Setelah membagikan oleh-oleh, ia kembali ke ruangannya, lalu mulai bekerja. Tapi begitu membuka komputernya, muncul sebuah berita tentang pertunangan Shawn dan Barbara lagi di halaman utamanya.

Berita seperti 'Membongkar Kisah Cinta Delapan Tahun Antara CEO Mu dan Tunangannya' lah, seperti 'Menyelidiki Keluarga Mu —— Rahasia di Balik Pernikahan Keluarga Kaya' lah, seperti 'Detail-detail yang Tidak Diketahui Tentang Pertunangan Keluarga Mu' lah, dan sebagainya dan sebagainya, judul-judul berita ini memenuhi semua halaman berita utama.

Camile sungguh merasa kesal, ia pun mematikan komputernya dan mendesain gambar dengan pensil dan kertas.

Siapa menyangka kalau setelah pulang kerja, Edward mendatanginya ke kantor.

"Camile, apa aku boleh mengajakmu makan malam?" tanya Edward dari dalam mobil roadsternya itu.

Camile tak menghiraukannya, "Tidak, aku mau pulang menjaga anakku."

Edward menghentikan mobilnya di depan Camile untuk menutupi jalannya, "Kita bisa pergi ke sekolah bersama dan menjemput Jacky, lalu kita bertiga pergi makan malam bersama."

Camile benar-benar tak bisa berbuat apa-apa pada pria tak tahu malu ini, dulu waktu chatting dengannya, ia tak pernah mengira kalau ternyata kelakuannya seperti ini.

Ia hanya menyalahkan dirinya sendiri yang tidak berhati-hati dalam memilih teman.

Setelah menjemput Jacky, mereka bertiga menuju ke restoran.

Jacky memesan sebuah paket anak-anak, Camile memesan sebuah paket regular ekstra. Ketika moodnya sedang jelek, Camile memilih makan untuk menghilangkan rasa penatnya.

Melihat Camile yang makan bak anak busung lapar, Edward agak sedikit heran.

Camile menaikkan kepalanya, "Kenapa? Kau tidak pernah lihat wanita makan?"

Edward menggelengkan kepala, "Pernah sih pernah, tapi aku tidak pernah melihat wanita yang makan seperti kau ini."

Camile membalas, "Itu karena kau tak pernah membuka matamu lebar-lebar." lalu Camile pun melanjutkan makannya.

Edward tak bisa menahan tawanya lagi.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu