Dipungut Oleh CEO Arogan - Chapter 192 Undangan

"Apakah kamu melihatnya, dia benar-benar jauh lebih baik dari pada kamu, tidak peduli itu desain atau sesuatu yang lain. Tidak heran kalau Shawn Mu bisa menyukainya sekarang!"

Nada Laura Su terdengar sedikit keras, Barbara An merasa bersalah.

Laura Su masih tidak membiarkannya: "Satu-satunya hal kompetitif yang kamu miliki sekarang, yaitu kamu adalah pacar Shawn Mu, selain itu, kamu sepenuhnya tidak bisa dibandingkan dengan wanita ini."

"Aku tahu, aku tahu semuanya, ibu, bisakah kamu tidak mengatakannya lagi?" Barbara An memegang dadanya, dia merasakan tempat itu seperti tempat rasa sakit dimana melukai lukanya.

Kenyataannya selalu begitu tak berdaya, orang yang dia cintai jatuh cinta dengan orang lain, tetapi dia tidak punya cara lain.

"Baiklah, selanjutnya lakukan saja seperti yang aku katakan." Laura Su yang melihatnya seperti itu, terpaksa harus mengakhiri topik pembicaraan.

Kedua mata Barbara An semuanya tampak keras kepala: "Ya, ibu, aku akan bekerja keras."

Ternyata, Laura Su mengatakan bahwa dia akan bekerja sama dengan St. Louis, juga memanggil Camile Fang ke rumahnya, hanya ingin tahu, wanita seperti apa yang bisa merebut Shawn Mu dari putrinya,sebenarnya seperti apa.

Sekarang, dia mengerti, wanita seperti Camile Fang tidak sesederhana seperti yang dia lihat.

Sangat penting untuk menemukan cara untuk membiarkan Shawn Mu melamar Barbara An sesegera mungkin, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Dua hari kemudian, Camile Fang mendapat balasan, Laura Su mengatakan bahwa ia akan mempertimbangkannya lagi, masih berpikir bahwa St. Louis tidak cocok untuk bekerja sama dengan S’s Corp.

Camile Fang merasa sangat sakit hati, demi kerja sama ini, dia secara penuh sudah menyiapkannya, dirinya sangat percaya diri, hasilnya rupanya tidak sesuai dengan yang dia pikirkan.

Ketika pulang kerja hari ini, Camile Fang yang bersiap untuk pulang, tetapi melihat orang yang tidak dia duga di pintu perusahaan.

Pengurus rumah keluarga Mu!

Pengurus rumah telah menunggu Camile Fang di pintu perusahaan dalam waktu yang lama, ketika Camile Fang keluar, dia segera menyambutnya, kemudian menyerahkan sebuah barang ditangannya kepada Camile Fang.

Itu adalah buku kecil berwarna merah yang cerah, perasaan pertama Camile Fang adalah undangan pernikahan Shawn Mu dan Barbara An, pikiran seperti ini, dia langsung merasa lemas, hampir saja tidak bisa berdiri dengan kokoh.

Pengurus rumah berkata dengan hormat: "Nona Fang, Tuan kakek sengaja mengirim saya kesini, untuk mengundang anda untuk menghadiri ulang tahunnya di bulan berikutnya."

Camile Fang terkejut dan berkata: "Ulang tahun?"

Pengurus rumah tangga menjawab: "Ya, Nona Fang, Tuan kakek Mu sengaja memerintah, harus meminta anda untuk pergi."

Karena ini adalah pesta ulang tahun Tuan kakek Mu, maka Shawn Mu dan Barbara An pasti akan ada di sana!

Camile Fang menjawab dengan sedikit canggung: "Itu... ... pengurus rumah, terima kasih padamu dan juga undangan dari Tuan kakek Mu, tapi aku benar-benar tidak terlalu nyaman."

Pengurus rumah yang melihatnya canggung, tersenyum: "Nona Fang, anda jangan khawatir, demi mencegah anda untuk bertemu dengan tuan muda dan juga nona Barbara An, Tuan dengan sengaja sudah menyiapkan ruangan VIP di lantai dua untuk anda, pasti tidak akan bertemu dengan orang-orang yang tidak ingin ditemui. Dan juga Tuan takut jika anda tidak akan pergi, jadi dia mengirim saya untuk mengundang anda secara langsung. Jika anda tidak setuju, Tuan kakek pasti akan marah kepada saya! "

Pengurus rumah mengatakannya sampai kebagian ini, Camile Fang merasa malu untuk menolak.

Selain itu, karena dia diatur di tempat di mana dia tidak bisa melihat Shawn Mu dan Barbara An, maka tidak masalah jika dia pergi.

Dia mengulurkan tangan menerima undangan itu, kemudian mengucapkan selamat tinggal kepada pengurus rumah, kemudian naik mobil pulang ke rumah.

Jacky Fang sudah dijemput oleh Clinton Song, ketika Camile Fang membuka pintu, dia melihat dia melihat Clinton Song di bawah cahaya lampu yang lembut, menemani Jacky Fang untuk membuat kerajinan tangan bersama.

Melihat Camile Fang pulang, Jacky Fang berdiri dengan gembira, membawa kerajinan tangan yang baru dibuat setengah jadi untuk diperlihatkan kepadanya, "Mommy, ini adalah lentera labu yang diminta guru untuk kami kerjakan, paman Song menemani Jacky untuk membuatnya bersama! Bagaimana, bukankah sangat bagus?”

Lampu labu ini dibuat seperti bentuk aslinya, belum dibentuk dan diwarnai, tetapi dapat dilihat bahwa dikerjakan dengan sangat hati-hati, juga sangat halus.

Camile Fang mengusap kepala Jacky Fang, tersenyum dan berkata: "Iya, Jacky Fang membuatnya dengan sangat bagus, apakah kamu sudah berterima kasih pada paman Song?"

Jacky Fang segera mengangguk, "Aku sudah mengucapkan terima kasih kepada Paman Song! Mommy, Paman Song juga membelkani mainan besar untuk Mommy hari ini!"

Setelah berbicara, dia kemudian berlari ke kamar dengan kakinya yang pendek, menarik tas hadiah yang lebih tinggi darinya, di dalamnya berisi Winnie the Pooh yang besar.

"Ini... ..." Camile Fang menatap Winnie the Pooh, wajahnya tampak sangat segan.

Dia dan Clinton Song keduanya berusia dua puluh tahunan, hadiah ini... ... memberinya Winnie the Pooh?

Clinton Song tersenyum dan berdiri, berjalan menghampirinya, kemudian memeluknya. "Jacky Fang mengatakan kepadaku, Mommy selalu menginginkan Winnie the Pooh, tetapi di masa lalu Mommy selalu menggunakan semua uangnya untuk dirinya, Jadi dia rela tidak memenuhi kebutuhannya walaupun hanya untuk sebuah Winnie the Pooh.”

Kata-kata ini membuat Camile Fang mengingat ingatan dia yang lama, hatinya merasa sakit.

Lima tahun yang lalu, setelah ia dengan susah payah melahirkan Jacky Fang di rumah sakit, ia hanya tinggal beberapa hari di rumah sakit. Karena pada saat itu, dia tidak punya uang, dia dan putranya harus berada dijalan setelah meninggalkan rumah sakit.

Meskipun ada pekerjaan kemudian, gaji bulanan hanya bisa untuk memberikan mereka ibu dan anak makan kenyang saja.

Meski begitu, Camile Fang tidak pernah membiarkan Jacky Fang menjalani kehidupan yang lebih buruk dari anak-anak lainnya, jika anak orang lain mempunyai sebuah barang, Jacky Fang juga akan memilikinya.

Tapi dia tidak pernah memuaskan keinginannya sendiri. Ketika Jacky Fang masih sangat kecil, dia menggendongnya pergi berbelanja, saat berada di depan jendela toko suvenir, dia melihat Winnie the Pooh yang besar itu untuk waktu yang lama.

Dia tidak mengira adegan ini diingat terus di dalam hati kecilnya Jacky Fang, selama bertahun-tahun dia tidak pernah melupakannya.

Sekarang, meskipun Camile Fang memiliki kemampuan untuk mewujudkan keinginannya sendiri, tetapi dia selalu sibuk dengan pekerjaannya, sibuk dengan kehidupannya, sibuk untuk mengurusi Jacky Fang, dari awal sudah meninggalkan impiannya.

Tapi Jacky Fang masih mengingat hal itu untuknya.

"Mommy, Winnie the Pooh yang diberikan paman Song kepadamu, apakah kamu suka?"

Jacky Fang bertanya dengan suara lucunya, tidak tahu entah kenapa, air mata Camile Fang mengalir keluar.

Clinton Song dengan lembut menyeka air mata dari matanya, berkata dengan lembut di atas kepalanya: "Jangan menangis lagi, semuanya akan ada aku di masa depan."

Setelah mengantarkan Clinton Song, Camile Fang kembali ke kamar tidur Jacky Fang, duduk di samping tempat tidur, menyenandungkan lagu untuknya, menidurkannya agar tidur.

Tiba-tiba, mata Jacky Fang terbuka lebar, menatapnya dengan mata polos, "Mommy, apakah kamu masih merindukan paman Mu?"

Camile Fang berusaha menyembunyikan rasa sakit di hatinya, menunjukkan sedikit senyumannya, "Tidak merindukannya, Mommy sudah melupakannya dari lama."

"Tapi Jacky Fang terkadang masih sangat merindukannya," Jacky Fang mengkedipkan matanya, berbicara dengan suara yang kecil.

Camile Fang menghela nafas, menghiburnya: "Jacky Fang, tidak lama lagi Kakek akan berulang tahun, Mommy dapat membawamu untuk mengucapkan selamat hari ulang tahun kepadanya. Tetapi kamu harus berjanji pada Mommy, tidak boleh ribut, tidak boleh membiarkan paman Mu tahu bahwa kamu ada di sana. "

Setelah berkata, Jacky Fang segera tampak bahagia, berteriak dengan gembira: "Jacky Fang merasa sudah cukup jika hanya melihat Kakek Mu! Jacky akan berjanji kepada Mommy, aku pasti tidak akan ribut!"

Ada kemuliaan di mata kecilnya, dan dia menantikan kedatangan hari itu.

Lampu kamar tidur Jacky Fang padam, Camile Fang kembali ke kamarnya dan meletakkan Winnie the Pooh di samping tempat tidur.

Dia memeluknya dengan erat, seolah-olah dia memiliki seluruh dunia ini.

Mungkin, Clinton Song benar-benar dapat memberinya seluruh dunia.

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu