Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 298 Jadi Pahlawan Kesiangan

Sesampainya di rumah, Camile Fang masih terus menerka-nerka apa hubungan Stephanie Wen dan Joey Wen.

Shawn Mu tiba-tiba membuka pintu kamarnya. Ini mengagetkan setengah mati Camile Fang, yang tengah berpikir keras.

Camile Fang protes: “Kamu mengapa tidak mengetuk dulu?”

Shawn Mu tersenyum lalu berkata pelan: “Ini rumahku, memang aku harus ketok dulu? Kecuali kalau istriku di dalam sedang melakukan sesuatu yang tidak boleh diliat orang lain. Kalau itu benar-benar terjadi, maka aku akan meminta maaf padamu. Maaf, aku sudah mengganggu privasimu.”

Camile Fang tidak begitu suka dibercandai seperti ini.

Ia menyergap: “Iya iya, sudahlahlah, kamu jangan bercanda. Aku juga tidak melakukan apa-apa. Maksudku, setiap hari diam di rumah membuatku nyaris sakit jiwa!”

Shawn Mu duduk di samping Camile Fang, lalu memeluk wanita itu dan meletakan dagu di atas jidatnya. Ia kemudian bertanya: “Kalau begitu kamu mau bekerja tidak?”

Camile Fang mengangguk kencang: “Jelas mau! Tetapi aku sekarang menyandang status “istri CEO”, perusahaan mana yang mau menerimaku? Semua ini salahmu!”

Wah, hal sesimpel ini saja ia dikambinghitamkan. Shawn Mu berusaha keras menahan tawa: “Kemarin aku sudah berdiskusi dengan Branson Liang. Kamu ini seorang desainer yang sangat berbakat, kalau kamu terus-terusan menjadi ibu rumah tangga penuh bakatmu akan tersia-siakan. Jadi, aku setuju mengizinkanmu kerja lagi. Kalau masalah kerja apa......”

Ia tiba-tiba berhenti berbicara dan menunjuk-nunjuk pipinya sendiri: “Cium dulu sekali, nanti aku beritahu.”

“Kamu...... Tidak tahu malu!” Meski protes, Camile Fang tetap mengecup pipinya dengan malas, “Sudah, sekarang bisa beritahu aku dong?”

Shawn Mu puas. Ia menundukkan, lalu mengecup leher wanita itu: “Kamu boleh coba melatih para desainer Miranda's Design Comp., latihlah mereka menjadi desainer yang sama berbakatnya dengan kamu.”

Benar juga! Mengapa ia tidak kepikiran! Melatih para desainer baru yang potensial pasti jauh lebih menarik daripada sekadar mendesain pakaian!

“Sungguh-sungguh boleh nih?” Camile Fang seolah tidak percaya.

“Tentunya.” Shawn Mu bernafas di dekat leher wanita itu. Ini membuatnya agak geli.

“Yes! Terima kasih!” Camile Fang langsung memeluk Shawn Mu dan kembali mengecup pipinya sekali lagi.

“Hanya bilang terima kasih saja tidak cukup......”

Shawn Mu lalu tersenyum licik dan menggendong Camile Fang masuk ke kamar……

Shawn Mu subuh-subuh langsung bangun dan berangkat kerja dengan hati ceria. Ia selama ini terus menahan nafsu saking sibuknya, dan kepuasan yang ia dapatkan semalam sungguh membuatnya jauh lebih rileks.

Camile Fang bangun pagi dengan wajah lemas dan rambut acak-acakan. Setelah mandi, ia berangkat ke kantor barunya.

Ia sudah beli mobil sendiri menggunakan uang hadiah.

Ia kurang suka menyetir Maserati dan Ferrari milik Shawn Mu. Ia suka kesederhanaan, jadi ia kurang tertarik dengan mobil-mobil mewah.

Ia sangat puas dengan Volkswagen barunya. Mobil itu lebar dan nyaman, setirnya juga sangat enak dikendalikan.

Sesampainya di kantor Miranda’s Design Comp, Camile Fang langsung disambut Branson Liang dengan antusias. Ia bahkan sedikit tidak enak hati.

Branson Liang sudah menyiapkan segala sesuatu untuknya dari awal. Kantor barunya, ruang pelatihannya, dan semua perlengkapan kantornya semuanya ada.

Branson Liang tertawa-tawa sendiri: “Kakak ipar, kalau kamu benar-benar bersedia melatih para desainer perusahaan kami agar bisa sehebat kamu, aku sungguh sangat berterimakasih!”

Camile Fang menatap pria itu: “Ada apa, kamu meragukan kemampuanku?”

Branson Liang buru-buru menggeleng: “Eh tidak tidak, bagaimana mungkin aku meragukanmu! Kakak iparku adalah yang paling hebat!”

Camile Fang masuk ke ruang pelatihan. Para desainer muda sudah menunggunya dari tadi.

Mereka semua adalah desainer berbakat yang sudah dipilih Branson Liang dari total ribuan desainer. Yang perlu dilakukan Camile Fang adalah membuat mereka menjadi semakin hebat lagi dan melatih mereka menciptakan tren baru.

Industri desain pakaian memang seperti ini. Semakin inovatif desainnya, maka semakin banyak orang yang naksir. Jadi, semakin beda pakaian itu dari pakaian-pakaian lain, maka tingkat kesukaan konsumen juga akan semakin tinggi.

Satu hari yang sibuk akhirnya berlalu. Camile Fang membereskan barang-barangnya dan bersiap pulang kerja. Ia menelepon Shawn Mu, namun yang menjawabnya adalah suara mesin.

Ia tidak begitu peduli, toh ia sudah punya mobil dan bisa pulang sendiri.

Dan toh Jacky Fang pasti baik-baik saja di rumah. Anak itu pasti sekarang sangat bosan, ia harus buru-buru pulang menemaninya.

Di gedung Century’s Corp, Shawn Mu juga membereskan barang-barangnya dan bersiap pulang. Ketika mengecek ponselnya ia baru sadar ponselnya kehabisan baterai.

Itu bukan masalah besar, jadi ia langsung memasukkan ponselnya ke saku. Ketika bersiap keluar dari ruang kerja, Jim Lu tiba-tiba masuk.

Melihat Shawn Mu bersiap pulang, Jim Lu seakan tidak percaya: “CEO Mu, Anda ingin pergi ke mana?”

Shawn Mu membalas tatapannya garang: “Sejak kapan aku ingin pergi ke mana juga harus dilaporkan padamu?”

Jim Lu melambai-lambaikan tangan: “Bukan begitu, bukan begitu, CEO Mu salah paham. Aku tidak ada maksud seperti itu!”

Shawn Mu lalu bertanya: “Kalau begitu apa maksudmu?”

Tahu tidak ini sudah jam pulang kerja? Ia punya anak dan istri, ia ingin buru-buru pulang dan menemani mereka!

Jim Lu buru-buru menjawab: “CEO Mu, nampaknya Anda lupa Anda sudah janji dengan CEO Zhang's Corp untuk makan malam bersama hari ini?”

Shawn Mu baru ingat, ia nampaknya memang pernah menjanjikan ini. Kalau begitu ia hari ini tidak bisa pulang lebih awal.

Sebenarnya janji ini bukan janji yang begitu penting, tetapi ia dari dulu berkomitmen menepati segala sesuatu yang ia ucapkan. Tiba-tiba sepihak membatalkan janji dengan orang sama sekali bukan gayanya.

Jadi ia tidak punya pilihan lain selain pergi ke tempat parkir bersama Jim Lu. Setelah mesin mobil dinyalakan, mereka langsung bergegas ke hotel tempat pertemuan.

CEO Zhang sudah tiba di hotel itu dari tadi. Melihat Shawn Mu, ia agak merinding. Setelah semuanya mengambil tempat duduk, mereka mulai makan.

Setelah makan kenyang, CEO Zhang mengajak Shawn Mu “main-main bersama”.

Shawn Mu awalnya ingin menolak, tetapi tidak enak hati, jadi ia setuju ikut pergi karaoke.

Suara CEO Zhang yang sumbang memenuhi seluruh sudut ruang privat karaoke yang mewah. Mendengar nyanyian pria itu, Shawn Mu merasa pusing dan ingin buru-buru pulang ke rumah dan menikmati malam bersama Camile Fang.

Tanpa disangka-sangka CEO Zhang kemudian memanggil sekelompok orang datang. Kedatangan mereka membuat suasana ruangan menjadi riuh. Sesi minum bir dimulai.

Shawn Mu sudah lama tidak minum bir, jadi ketika baru minum sedikit kepalanya langsung pening.

Tiba-tiba dari ruang sebelah terdengar suara teriakan. Teriakan ini mirip teriakan wanita yang sedang memberontak.

Shawn Mu mengernyitkan alis. Ia dari dulu tidak pernah mengurusi hal remeh-temeh seperti itu, apalagi di tempat seperti ini.

Tetapi CEO Zhang beda. Ia senang ikut campur urusan orang lain dan jadi pahlawan kesiangan.

Ia berdiri lalu melangkahkan kaki ke kamar sebelah sambil memegang birnya. Ia kemudian berteriak: “Sedang ribut-ribut apa? Kalian ingin menghabisi seorang wanita di sini?”

CEO Zhang kemudian langsung menyesali tindakannya.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu