Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 105 Kamu Tidak Punya Hak untuk Mengurusi Saya

Camile Fang membaca sekilas isu yang disebut "berita besar" oleh artikel majalah. Isu itu adalah tentang hubungan Camile Fang dan Clinton Song. Artikel ini sungguh mengada-ngada, tidak bertanggung jawab, dan tidak memiliki dasar apa pun.

Camile Fang tidak bisa menahan amarahnya. Ia merobek majalah itu lalu melemparnya ke lantai. Ia memaki: "Sialan! Semuanya omong kosong!"

Shawn Mu tersenyum datar: "Kamu jangan mengelak lagi. Aku sudah menyuruh orang untuk mengecek keaslian foto, dan hasilnya foto itu bukan editan. Itu berarti malam sebelum kita menikah kamu benar-benar sembunyi-sembunyi bertemu Clinton Song!"

"Shawn Mu, kata-katamu sungguh tidak enak! Apa maksudmu bertemu sembunyi-sembunyi? Kamu benar-benar percaya semua kata-kata di majalah itu?!" Camile Fang marah hingga air matanya nyaris keluar.

"Aku awalnya tidak percaya, tetapi kemudian di lantai bawah rumah kamu aku melihat dengan mata kepala aku sendiri Clinton Song memelukmu dan membantumu turun dari mobil. Sejak saat itu ya aku percaya!" Shawn Mu mendeham pelan.

Mengingat pemandangan Camile Fang dipeluk Clinton Song membuat kemarahan Shawn Mu benar-benar memuncak. Urat-urat di wajahnya kini terlihat jelas.

"Lantai bawah rumah aku? Kapan?" Camile Fang berusaha keras mengingat-ingat momen itu, tetapi pada hari itu ia terlalu mabuk. Ia sama sekali tidak punya bayangan tentang kejadian Clinton Fang memeluk dirinya.

Shawn Mu merasa Camile Fang tengah bersandiwara dan berusaha menipunya. Hatinya semakin marah, ia kembali berkata: "Kapan itu terjadi memangnya penting? Aku dulu masih bodoh dan percaya dengan semua kepolosan dan kebaikan hati kamu, dan sekarang aku sudah mengerti ini semua palsu. Nampaknya kesan pertama aku pada kamu benar, kamu benar-benar wanita murahan yang hobi selingkuh dan tidak mampu mengontrol diri."

Kata-kata Shawn Mu menghujam keras kehormatan diri Camile Fang. Ia sangat marah dan berteriak: "Shawn Mu, kamu punya hak apa berbicara seperti ini tentang aku! Di acara pernikahan kamu meninggalkan aku dan pergi dengan Barbara An, kamu tahu betapa sakit hati aku tidak? Jangankan kalau aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Clinton Song, kalau punya pun kamu juga tidak punya hak untuk mengurusinya!"

Shawn Mu hening beberapa detik, lalu mengangguk-angguk kencang: "Iya, aku tidak bisa mengurusinya, dan aku memang tidak mau mengurusimu. Mulai hari ini, kita tidak ada hubungan lagi. Kamu selamanya jangan muncul di hadapan aku lagi."

"Tenang saja, kalau pun kamu memohon-mohon, aku juga tidak akan mau muncul di hadapanmu lagi." Kata-kata Camile Fang terdengar seperti auman hewan buas yang sedang marah.

Pertengkaran Shawn Mu dan Camile Fang membangunkan Jacky Fang yang sedang tertidur pulas di sofa ruang tamu.

Jacky Fang masuk ke kamar Shawn Mu. Ia mengucek-ucek mata dengan tangan kecilnya, lalu bergumam: "Mami, Paman Mu, kalian berdua sedang bertengkar ya?"

Camile Fang berusaha sekuat tenaga mengelap air mata di wajahnya. Ia menatap sejenak Shawn Mu dengan marah, lalu menggandeng tangan anaknya: "Jacky Fang, ayo kita pergi!"

Ia kemudian menarik tangan Jacky Fang dan pergi tanpa menengok lagi.

Melihat bayangan tubuh dua orang pergi meninggalkannya, ditambah lagi pemandangan potongan majalah yang berserakan di lantai, Shawn Mu sangat kesal. Ia meninju tembok kencang-kencang.

Keesokan harinya, Camile Fang datang pagi-pagi ke kantor untuk mengajukan surat pengunduran diri. Shawn Mu selamanya tidak ingin melihat dirinya lagi, jadi ia harus meninggalkan perusahaan keluarga Mu.

Karena sekarang jabatan wakil kepala departemen sudah beralih dari Alfred Tang ke Barbara An, maka surat pengunduran diri Camile Fang diserahkan pada Barbara An.

Wanita itu membaca dengan seksama pengunduran diri Camile Fang. Ia bertanya tenang: "Mengapa ingin mengundurkan diri?"

Camile Fang tidak enak hati mengungkapkan yang sebenarnya. Ia hanya bisa menjawab: "Aku ingin berada di lingkungan baru."

Barbara An melepas surat penguduran diri itu dari genggamannya. Ia menggeleng sambil tersenyum kecil: "Kamu ini menyusahkan aku. Ketika aku baru mengundangmu untuk membuat desain pakaian terbaru musim ini, kamu bekerja dengan sangat baik dan rajin, dan sekarang kamu tiba-tiba ingin mengundurkan diri. Kalau kamu tidak punya alasan yang lebih kuat, aku tidak akan mensahkan pengunduran dirimu. Mengizinkanmu keluar sama saja membiarkan perusahaan melepas seorang pekerja penuh talenta begitu saja."

Camile Fang terdiam cukup lama, ia tidak bisa memikirkan alasan yang lebih kuat.

Barbara An mengembalikan surat pengunduran Camile Fang: "Karena tidak ada alasan yang lebih kuat, surat pengunduran diri ini tidak aku sahkan."

"Kepala Departemen An, tolonglah bantu aku mensahkan ini," ujar Camile Fang sambil berbatuk pelan. Ia tiba-tiba terpikirkan suatu alasan yang ia sendiri tidak tahu apakah layak disebut alasan atau tidak. "Kepala Departemen An, setelah acara pernikahan lalu, kita berdua sebagai rekan sekantor selalu digosipkan oleh orang-orang sekeliling. Kalau ini terjadi terus, tidak peduli untukmu atau untukku, ini akan tidak baik."

Barbara An mempertimbangkan sejenak alasan itu. Ia dengan pengertian menjawab: "Kalau atas dasar alasan itu, aku tidak bisa berkomentar apa-apa. Pada dasarnya aku sendiri tidak pernah mempedulikan ocehan orang-orang sekitar, tetapi aku juga tidak bisa memaksamu untuk melakukan hal serupa. Kalau kamu bersikeras ingin keluar, aku akan menyetujuinya."

Camile Fang agak terkejut, ia menatap Barbara An dengan penuh harap: "Jadi kamu mau mensahkan?"

Barbara An mengangguk: "Iya, tapi aku punya suatu syarat."

"Apa itu?" tanya Camile Fang.

Barbara An tersenyum kecil, ia menjawab: "Syaratnya adalah kamu harus membantuku menyelesaikan desain pakaian musim baru."

Camile Fang termenung. Ia protes: "Tetapi pekerjaan desain untuk musim baru baru saja dimulai, setidaknya masih butuh kira-kira satu bulan lagi untuk diselesaikan!"

"Memang betul, jadi kalau kamu mau cepat-cepat keluar dari perusahaan, kamu harus bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan ini secepat mungkin!" Barbara An tersenyum. Ia setengah bercanda sekaligus setengah serius menyemangati Camile Fang.

Camile Fang agak keberatan, tetapi ia tidak punya cara lain. Ya sudahlah, satu bulan lagi ia bisa keluar dari perusahaan. Itu jauh lebih baik daripada surat pengunduran dirinya tidak disahkan.

Ia dengan terpaksa menjawab: "Baik, ya sudah kalau maunya seperti ini."

Camile Fang kembali ke ruang kerjanya. Ia melempar surat pengunduran diri yang tadi dikembalikan Barbara An ke tong sampah.

Hari-hari berikutnya, Camile Fang benar-benar mendedikasikan semua waktunya untuk bekerja. Ia hanya berhenti ketika pergi ke taman bermain untuk menjemput Jacky Fang. Bahkan setiap malam sesudah anaknya itu tidur ia masih lanjut bekerja.

Suatu hari, ketika ia sedang fokus bekerja, Barbara An datang ke ruang kerjanya untuk membicarakan sesuatu.

Melihat kantong mata Camile Fang yang semakin lama semakin parah, Barbara An bersimpati: "Aku sangat puas dengan hasil dan kemajuan kerja kamu, tetapi caramu ini terlalu berlebihan, tubuhmu bisa tidak tahan tahu."

Camile Fang memijit-mijit pelipis matanya yang kelewat lelah, ia berpura-pura rileks: "Tidak apa-apa, aku tidak masalah jika aku harus kelelahan asalkan bisa menyelesaikan rancangan ini secepat mungkin."

Ketika mereka sedang mengobrol, seseorang tiba-tiba mengetok pintu dan masuk.

Yang masuk adalah rekan sekantor. Ia mencari Barbara An dan memberitahukannya bahwa Shawn Mu sebentar lagi datang.

Barbara An mengangguk: "Baik, terima kasih."

Rekan sekantor itu pada dasarnya memang mengerjakan tugasnya, jadi ia merasa tidak enak hati menerima ucapan terima kasih Barbara An. Ia berkata: "Kepala Departemen An tidak perlu sungkan, ini memang apa yang seharusnya aku kerjakan."

Ia kemudian keluar sambil tersenyum.

Melihat ekspresi rekan sekantornya itu, Camile Fang teringat masa ketika Barbara An baru masuk ke kantor dan langsung dijadikan kepala departemen. Keputusan ini saat itu menuai banyak kontroversi.

Tetapi seiring mereka mengenal Barbara An, mereka semua perlahan memiliki kesan yang positif terhadap wanita ini. Tidak peduli dalam aspek kemampuan bekerja atau aspek kemampuan bersosialisasi, Barbara An sangat hebat. Di dalam hati rekan-rekan kerjanya ia bahkan dipandang lebih tinggi daripada kepala departemen yang sesungguhnya.

Kalau Shawn Mu sekarang mau mempromosikan Barbara An menjadi kepala departemen nampaknya tidak akan ada orang yang komplain.

Camile Fang tertawa, ia tiba-tiba kaget dengan lamunannya sendiri.

Bagaimana mungkin ia kembali memikirkan Shawn Mu. Ia benar-benar bodoh!

Barbara An dengan sedikit tidak enak hati pamit pada Camile Fang: "Draf rancangan ini kita bicarakan nanti lagi ya, aku pergi dulu."

Camile Fang berusaha menampilkan senyum yang natural, "Tidak masalah, silahkan urus urusanmu dulu!"

Setelah Barbara An pergi, Camile Fang kehilangan semangatnya untuk bekerja.

Ia sudah mendedikasikan semua tenaganya untuk bekerja, tetapi sekali teringat Shawn Mu ia akan kesulitan mengembalikan fokusnya.

Ia tiba-tiba teringat kata-kata Shawn Mu malam itu—— Kamu selamanya jangan muncul di hadapan aku lagi.

Tubuh Camile Fang gemetar.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu