Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 82 Bertanggung Jawab Pada Anak Di Perutnya

Tongkat Audrey memukul bagian belakang tamu yang tiba-tiba muncul dengan keras.

Tanpa diduga pukulan tersebut tidak menghantamnya, Camile membuka matanya, wajah Shawn terlihat.

Wajahnya yang tampan dan luar biasa, tetapi terlihat menyimpan rasa sakit.

Pada saat bersamaan,Camile dan Audrey berseru: "Shawn ?!"

Audrey memandang Shawn dengan kecewa dan berkata: "Shawn, bagaimana bisa kamu?!"

Audrey buru-buru menjatuhkan tongkat baseball dari tangannya, seperti melemparkan kentang panas.

Meskipun punggung Shawn dipukuli, tetapi dari kecil dia sudah belajar latihan bela diri, sehingga tingkat serangan ini tidak benar-benar menyakitinya.

Shawn diam dan berdiri, menundukkan kepala dan berjalan ke arah Audrey dengan kecepatan lambat perlahan yang membuat Audrey gelisah.

Dalam pendekatan Shawn, dia tanpa sadar melangkah mundur, sampai mencapai dinding dan tidak bisa mundur lagi.

Shawn berjalan ke Audrey, mencekik tenggorokannya, dan melekatkannya di dinding. Dia berkata dengan emosi dingin: "Kamu telah melakukan begitu banyak kesalahan, Aku telah menyelamatkan hidupmu. Karena kamu tidak tahu bertobat, maka aku tidak perlu memberimu kesempatan untuk hidup lagi."

Kekuatan di tangannya perlahan-lahan meningkat.

Wajah Audrey memerah, tangannya meraih Shawn untuk memegang tangannya dan berusaha melepaskan diri, tapi dia bukan lawan Shawn sama sekali, tidak peduli seberapa keras dia berusaha semuanya sia-sia, hanya bisa menonton pria yang dia sukai perlahan membunuh dirinya sendiri.

Audrey kekurangan oksigen di otak, tangannya menggantung,tanpa sadar meraih dinding di belakangnya,berjuang dalam sekarat.

Camile yang jatuh ke tanah, melihat adegan di depan matanya, dia melihat ujung jari Audrey mencengkram dinding, darahnya mengalir keluar. Dindingnya penuh dengan jejak berdarah dan mengerikan.

Camile tidak tahan lagi, dia tidak tahan orang hidup disiksa sampai mati di depan matanya sendiri.

Dia berjuang untuk menghampiri Shawn, menghabiskan kekuatan terakhirnya untuk memegang kakinya yang panjang dan memohon: "Shawn lepaskan dia."

Shawn tidak melepaskannya, diam-diam mengertakkan giginya, tatapannya dipenuhi dengan es dingin dan masih mencengkram leher Audrey.

Bagaimana dia bisa melepaskan orang yang melukai Camile!

Dia ingin melindungi wanita yang dia cintai. Ketika dia kecil, dia terlalu lemah dan tidak bisa melindungi ibunya. Itu telah menjadi rasa sakit dalam hidupnya. Sekarang dia bersumpah untuk melindungi Camile, dan harus melakukannya.

Melihat gerakan tangan Audrey yang melambat di dinding,Camile bahkan lebih cemas dan memohon dengan antusias: "Aku mohon padamu lepaskan dia."

Kekuatan terakhir Camile habis, tangannya tidak bisa menopangnya, matanya tertutup dan jatuh.

Shawn akhirnya menatap Camile. Dia terdiam beberapa detik dan akhirnya melepaskan tangannya.

Begitu tangan Shawn lepas, Audrey meluncur ke bawah dinding dan terjatuh ke tanah, terbatuk dengan keras.

Shawn tidak melihat Audrey karena takut mengotori matanya sendiri, dia membungkuk, dengan lembut menggendong Camile, berjalan ke luar gang, setelah berjalan dua langkah jauhnya, kakinya dipeluk oleh Audrey.

Audrey yang baru saja mengalami sesak nafas belum pulih seperti biasanya, menguatkan lengannya untuk memeluk kakinya dan berteriak: "Shawn,jangan pergi, jangan tinggalkan aku!"

Shawn tidak menundukkan kepalanya,kakinya yang panjang menendang Audrey ke samping.

Audrey seperti seseorang yang menderita penyakit mental, dengan cepat bangkit kembali, memeluk kakinya lagi dan menangis dengan liar, "Aku mohon, jangan tinggalkan aku, aku mencintaimu, aku tidak mempunyai apapun lagi sekarang, aku hanya memilikimu, tolong jangan tinggalkan aku! "

Shawn sangat membenci tindakan dan perkataan Audrey, menendangnya dengan keras seperti menendang sampah di sisi jalan. Dia berkata dengan dingin, "Audrey, kamu tidak pernah memiliki aku."

Ketika kata-kata itu jatuh, Shawn melangkah pergi.

Kamu tidak pernah memilikiku.

Kalimat ini diucapkan dari mulut Shawn seperti pisau tajam yang masuk ke hati Audrey. Dia tidak lagi menangis, menatap Shawn yang pergi dengan air mata di wajahnya, sampai sosok belakangnya menghilang.

Di tengah malam gang, angin dingin berhembus, dan sosok Audrey di tanah saja tampaknya canggung.

Shawn segera membawa Camile ke Rumah Sakit Elizabeth, dan di sepanjang jalan, darah terus-menerus mengalir keluar dari tubuh bagian bawahnya.

Camile yang pingsan dikirim ke ruang gawat darurat.Rumah sakit juga mengatur dokter ahli yang paling otoritatif di rumah sakit untuk melihat Camile, dan Shawn tertinggal di luar ruang gawat darurat.

Pada satu sudut aula rumah sakit,ada seseorang yang memandang Camile dari jauh, mencoba mencari tahu apa yang telah terjadi, dan wajahnya penuh kekhawatiran.

Shawn bersandar di dinding dingin ruang gawat darurat dan diam-diam mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya.

Wajahnya yang selalu tenang juga mulai terlihat gelisah.

Ini adalah ponsel Camile, saat dia keluar tertinggal di rumah Shawn,dia keluar untuk mengembalikan ponsel, tetapi melihat semua adegan yang terjadi tadi.

Dia menyesal tidak seharusnya membiarkan Camile pergi sendirian, membenci dirinya semdiri mengapa tidak bersikeras mengirimnya kembali, dia benar-benar membenci dirinya sendiri sekarang ini!

Shawn menunduk ke bawah dan menemukan ada beberapa noda darah di tangannya, itu adalah jejak darah saat menggendong Camile tadi. Dia mengepalkan tinjuannya dan mulai berdoa untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia berdoa agar wanita yang paling dia cintai aman dan selamat.

"Apa gunanya mengeluarkan ekspresi penyesalan sekarang ini!”

Suara terdengar di sekitar Shawn yang merupakan suara Clinton.

Dulunya Shawn sangat jijik dengannya, tetapi sekarang dia tidak memiliki emosi lain selain rasa kegelisahan pada Camile.

Oleh karena itu, Shawn tidak berbicara, menatap Clinton dengan dingin dan mengabaikannya.

Clinton datang ke rumah sakit untuk mencari teman sekolah kedokterannya yang dulu. Teman sekelasnya sekarang adalah seorang dokter di Rumah Sakit Elizabeth, tidak kepikiran menemukan Camile yang dikirim ke ruang gawat darurat. Dia bertanya pada dokter dan barusan mengetahui bahwa hal tersebut terjadi disebabkan oleh serangan orang lain.

Sama seperti harta berharga yang diserahkan, tetapi tidak menghargainya. Clinton dengan marah menuduh Shawn dan berkata: "Aku melamarnya untuk menikahinya tetapi dia menolak, karena dia hanya mencintaimu, selama dia bahagia, aku bersedia untuk memberikannya padamu, tapi ini merupakan caramu memperlakukannya?! Bagaimana dia bisa terluka?! "

Shawn mengangkat tangannya dan wajahnya dipenuhi dengan ekspresi menyesal: "Audrey melarikan diri dari rumah sakit jiwa dan menyerangnya barusan."

"Audrey? Mantan tunanganmu?" Clinton bahkan lebih marah. Dia mengubah penampilannya dan bergegas ke arahnya dan meraih kerah Shawn serta berkata, "Shawn jika kamu ingin melindunginya, silakan bersihkan keuntungan dengan wanita busuk itu, jangan menyakitinya, bahkan jika kamu tidak mencintainya lagi, setidaknya perlu bertanggung jawab pada anak di perutnya! "

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu