Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 299 Shawn Mu, Terima Kasih

Ia menyesal karena di dalam ruangan itu ada setidaknya sepuluh pria kekar. Mereka semua terlihat seperti preman, dan wanita yang barusan berteriak kini terbaring di sofa dengan kondisi pakaian penuh sobekan. Rambut wanita itu pun sangat berantakan.

Dan di atas tubuh wanita itu juga ada seorang pria paruh baya yang terlihat cabul.

Pria paruh baya itu bangkit berdiri lalu bertanya kasar: “Apa urusanmu? Kamu ingin cari mati?”

Belasan pria kekar barusan ikut mengerubunginya. CEO Zhang sangat takut hingga mundur beberapa langkah.

“Maksudku...... Itu...... Kalian orangnya banyak ya? Aku...... Aku juga bisa panggil orang! Kalian tunggu sebentar!”

CEO Zhang bersiap kabur.

Keriuhan barusan membuat orang-orang dari ruang karaoke CEO Zhang ikut menghampiri. Orang-orang ini mayoritas ada CEO-CEO yang sama tambunnya dengan CEO Zhang. Kalau sampai ribut, kekuatan mereka jelas tidak ada apa-apanya dibanding para pria kekar ini.

Salah satu CEO berteriak melihat wanita yang terbaring di atas sofa tadi.

“Coba kalian lihat, itu Barbara An bukan?”

“Siapa Barbara An?”

“Kamu tidak tahu ini? Ia mantan kekasih CEO Mu, mereka bahkan sudah pernah tunangan dan ia nyaris menikahi CEO Mu!”

Shawn Mu tinggal sendirian di ruang karaoke CEO Zhang. Ketika sekilas mendengar kata “Barbara An”, ia langsung dihinggapi rasa penasaran. Ia pun menyusul ke ruang karaoke sebelah.

Wanita yang terbaring di sofa itu memang benar Barbara An! Pakaiannya berantakan, ekspresinya menderita, dan matanya bahkan agak berkaca-kaca.

Shawn Mu buru-buru mendekati Barbara An. Ia kemudian membuat pria paruh baya barusan jatuh terkapar hanya dengan satu tendangan!

Pria paruh baya itu memanggil pengawal pribadinya!

Para pengawal pribadi itu seketika langsung mengerumuni Shawn Mu……

Lima menit kemudian.

Belasan pengawal pribadi itu terbaring di lantai menahan sakit.

Shawn Mu merapikan kemejanya yang acak-acakan, lalu mendekati Barbara An.

Sekelompok CEO tambun yang dari tadi menonton di depan pintu bertepuk tangan memuji kehebatan bela diri Shawn Mu.

Ketika melewati pria cabul, Shawn Mu menatapnya garang.

Pria cabul itu seketika bangkit berdiri: “Kamu...... Kamu tunggu saja! Ada masalah apa berikan alamatmu padaku, aku akan kirim orang untuk menghabisimu!”

Shawn Mu menjawab dingin: “Shawn Mu dari Century's Corp, minggir!”

Mendengar nama dan perusahaan barusan, sekujur tubuh pria cabul itu lemas. Ia jatuh. Beberapa saat kemudian ia mengumpulkan kembali kesadarannya: “Ma...... Maaf CEO Mu, aku benar-benar tidak menyangka ini Anda. Aku salah paham!”

Pria cabul itu kemudian menendangi pengawal pribadinya yang masih terkapar satu per satu. Mereka pun keluar dari ruangan itu.

Shawn Mu memberikan jaketnya pada Barbara An: “Tidak apa-apa kan?”

“Huhuhu......” Barbara An menangis dalam dekapannya.

Shawn Mu mengernyitkan alis. Ia refleks ingin melepaskannya, tetapi ketika merasa bahu wanita itu bergetar hebat, tangannya langsung kaku.

Sudahlah, biarlah ia bersandar di bahuku sejenak!

Barbara An masih tetap menangis hebat meski waktu sudah berlalu cukup lama.

Shawn Mu mencoba bersikap ramah: “Jalan yuk, aku antar kamu pulang.”

Barbara An mengangguk. Ia berdiri dari sofa, namun beberapa lama kemudian kembali terduduk.

“Ada apa?” tanya Shawn Mu bingung.

“Tadi tidak sengaja keseleo.” Barusan, ketika meronta-ronta melawan pria cabul, kaki Barbara An tidak sengaja keseleo. Ia kini tidak bisa berjalan.

Shawn Mu membuang nafas panjang: “Aku bopong kamu kalau begitu.”

Barbara An lagi-lagi mengangguk. Ia membiarkan Shawn Mu membopongnya ke mobil.

Ketika Shawn Mu bilang ingin mengantarnya ke rumah, Barbara An langsung geleng-geleng: “Aku tidak pulang ke rumah, antar aku ke hotel.”

Shawn Mu mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut.

Sesampainya di hotel, Shawn Mu membantu Barbara An memesan kamar. Ia kemudian menidurkan wanita itu di ranjang dan bersiap pergi.

Barbara An tanpa disangka menarik bajunya sambil menangis tersedu-sedu: “Shawn Mu...... Aku masih ketakutan...... Kamu jangan pergi dulu oke? Aku mohon......”

Shawn Mu mengernyitkan dahi dan melepaskan tangan wanita itu: “Kamu sudah aman di sini. Maaf, aku harus segera pulang.”

Camile Fang dan Jacky Fang menunggunya di rumah.

“Huhuhu......”

Tangis Camile Fang semakin parah. Wanita itu kini memedamkan kepalanya di antara kedua lutut.

Shawn Mu akhirnya luluh juga. Ia duduk di sofa samping jendela, lalu berkata pelan: “Sudah sudah jangan menangis, aku temani kamu sebentar kalau begitu. Kamu tidurlah.”

Barbara An mengelap air mata: “Oke, terima kasih......”

“Kamu mengapa bisa ada di situ?” Shawn Mu akhirnya mengungkapkan kebingungannya.

“Aku...... Aku......” Barbara An kesulitan melanjutkan kalimatnya: “Aku......”

Ia harus bilang apa? Masak iya harus bilang ibunya memaksanya menemani para pria minum bir?

Ia benar-benar tidak tahu pria-pria itu akan memperlakukannya begitu. Kalau ia tahu, ia jelas tidak akan mau pergi ke sana.

“Sudahlah, jangan menangis lagi, cepat tidur!” Shawn Mu menyelimutinya lalu kembali duduk diam.

Ia kurang lebih bisa menebak mengapa Barbara An bisa ada di tempat seperti itu, tetapi alasan spesifiknya ia memutuskan tidak bertanya lebih lanjut lagi.

Toh sekarang ia dan Barbara An tidak ada hubungan spesial apa-apa lagi.

“Shawn Mu, untung tadi ada kamu, kalau tidak...... Kalau tidak...... Shawn Mu......”

Suara Barbara An masih lembut seperti biasanya. Kalau pria lain yang mendengarnya, pria itu pasti akan langsung terpesona. Tetapi Shawn Mu beda, di hatinya kini tidak ada wanita lain selain Camile Fang.

“Iya, sudahlah jangan menangis lagi biar aku bisa cepat pulang oke?” Nada bicara Shawn Mu agak tidak sabaran. Ia hari ini menolong wanita itu semata-mata karena kasihan saja, tidak lebih.

Mereka toh pernah saling mencintai, jadi tidak peduli seberapa kejamnya ia, ia tidak boleh membiarkan wanita itu diperlakukan seganas itu oleh pria lain.

“Baik.” Barbara An kemudian tidur. Beberapa saat kemudian, mendengar nafasnya sudah stabil, Shawn Mu tahu wanita itu sudah terlelap.

Ia bangkit berdiri dan keluar dari kamar hotel. Yang ia pikirkan saat ini hanya dua orang yang menunggunya di rumah, jadi ia buru-buru bergegas ke mobil.

Sesampainya di rumah, lampu ruang utama masih menyala seolah menunggu kepulangannya. Tetapi di ruang utama itu tidak ada orang sama sekali. Camile Fang dan Jacky Fang nampaknya sudah masuk kamar.

Shawn Mu masuk kamar, ternyata Camile Fang belum tidur. Wanita itu duduk di ranjang sambil menutupi wajah dengan kedua tangan dan memedamkannya di antara kedua lutut. Wajahnya tidak terlihat sama sekali.

Camile Fang…… marah lagi?

Shawn Mu agak ingin tertawa, tetapi ia bisa menahannya.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu