Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 83 Kenapa Tidak Memberitahuku?

"Anak? Anak apa?" Perasaan Shawn yang rendah tiba-tiba terangkat, alisnya berkerut, dengan bingung bertanya kepada Clinton.

Clinton berpikir bahwa Shawn berpura -pura bodoh dan berkata dengan amarah: "Jangan berpura-pura bodoh, dia mengandung anakmu, apakah kamu tidak mengetahuinya?!"

Shawn benar-benar terkejut, mengingat seluruh pembicaraannya dengan Camile dalam benaknya, tetapi dia tidak menemukan kata-kata yang mengatakan dia hamil. Dia terkejut dan menatap Clinton, sedang bersiap untuk menanyakan sesuatu tetapi pintu ruang gawat darurat dibuka.

Clinton melihat dokter keluar dan melepaskan tangan yang memegang kerah Shawn, berjalan mendekat, dengan cemas bertanya kepada dokter: "Bagaimana keadaannya?"

Dokter sambil melepaskan masker di mulutnya sambil menggelengkan kepalanya dan berjalan ke arah Shawn serta berkata kepadanya: "CEO Shawn, Nona Camile masih dalam keadaan koma, tetapi dia tidak berada dalam bahaya lagi, tetapi anak di perutnya tidak dapat dilindungi lagi. ”

Begitu suara itu jatuh, Clinton tampaknya telah menebak hasil seperti itu, segera mengungkapkan ekspresi dendam dan sedih.

“Kamu bilang anak apa?” Shawn memandangi dokter dan mengulangi perkataannya, dia sepertinya masih belum bereaksi dari guncangan kehamilan Camile.

Dokter menjelaskan: "Nona Camile telah hamil hampir dua bulan. Tiga bulan pertama adalah tahap di mana wanita hamil rentan terhadap keguguran dan janinnya tidak stabil. Nona Camile sangat terpukul yang mengakibatkannya keguguran."

Kehamilan hampir dua bulan -

Shawn mengingat bahwa saat ia dan Camile berkata jujur di dalam kamar mandi, apakah terjadi pada saat itu?

Setelah itu, dia hamil?

Kenapa dia tidak memberitahunya?

Selama berhari-hari, Shawn dan Camile tinggal di bawah atap yang sama, dia malah merahasiakannya.

Kenapa??

Jika dia memberitahunya, dia pasti akan lebih melindunginya dan semua ini tidak akan terjadi lagi hari ini!

Shawn tidak mendengarkan perkataan dokter lebih lanjut, dia mendorong pintu ruang gawat darurat dan masuk yang diikuti Clinton.

Di ruang gawat darurat, dokter dan perawat lain sedang menyimpan peralatan pertolongan pertama yang baru dipakai tadi dan seluruh anggota secara bertahap bubar.

Camile telah diganti baju pasien oleh perawat lain, berbaring diam di tempat tidur putih, karena kehilangan banyak darah, wajahnya terlihat sangat pucat.

Shawn pergi ke tempat tidur dan duduk, mengambil tangan Camile dan memegangnya dengan erat, serta memegang dagunya.

Amarah Clinton perlahan memudar dan lebih tenang saat ini. Dia bertanya pada Shawn: "Kamu benar-benar tidak tahu kehamilannya?"

Shawn tidak menanggapi pertanyaan itu dan hanya berkata: "Jika aku mengetahuinya, semua ini tidak akan terjadi lagi sekarang."

Kalimat ini membuat Clinton percaya pada perkataan Shawn.

Kesedihan dan sakit hati Shawn tidak dibuat buat. Dia seharusnya benar-benar tidak mengetahui kehamilan itu, tetapi Clinton mengingat bahwa dia telah memberitahu Camile untuk memberi tahu Shawn, tampaknya dia tidak mengatakan apapun padanya.

Gadis bodoh!

Shawn memegang tangannya dengan lembut lalu melihat wajah Camile.

Bulu matanya yang panjang berkedip beberapa kali dan matanya perlahan terbuka.

Camile melihat dua orang yang berdiri di samping tempat tidurnya.

Bibirnya tidak terlihat sehat, dengan lemah bertanya pada Clinton, "Clinton bagaimana kamu bisa berada di sini?"

Penampilannya membuat Clinton merasa tertekan. Dia tersenyum dengan nyaman dan berkata dengan lembut: "Aku datang untuk menemui temanku, kebetulan melihatmu yang dikirim ke rumah sakit, jadi datang untuk menjengukmu, dokter mengatakan bahwa kamu sudah tidak memiliki masalah serius lagi, tetapi tubuhmu sangat lemah, istirahatlah yang baik. "

Camile mengangguk dengan lembut dan menggerakkan tangannya ke perut bagian bawah lalu memandang Shawn dan bertanya, "Apakah kamu sudah mengetahuinya?"

Shawn meletakkan tangannya dan mengangguk.

Ekspresi Camile menunjukkan penyesalan dan wajah pucat itu semakin menyedihkan, seperti anak kecil yang melakukan kesalahan dan bertanya: "Apakah anak itu baik-baik saja?"

Masalah seperti ini membuat ruang gawat darurat jauh lebih tenang.

Clinton tidak tahan untuk menjawabnya, menundukkan kepalanya dalam kesunyian.

Shawn memegang dahinya dengan ekspresi kesakitan dan juga terdiam.

Camile telah merasakan firasat yang buruk, dan bersikeras untuk duduk, sekali lagi bertanya dengan suara bergetaran: "Apa yang terjadi dengan anakku?"

Dia menatap Shawn yang terdiam, bersikeras ingin mengetahui jawaban yang tidak ingin ia dengarkan, dan matanya berkelumuran air mata.

Shawn tidak berbicara, Clinton menghela nafas dan berkata: "Camile anak itu tidak bisa diselamatkan."

"Omong kosong!" Camile berteriak keras, air matanya mengalir, lalu berteriak, "Mana dokter?!"

Teriakannya berhasil menarik perhatian dokter dan perawat. Camile mengabaikan halanan itu dan menyeret tubuhnya yang lemah ke hadapan dokter. Dia meraih lengan dokter dengan tangisan dan bertanya: "Dokter, anakku masih bisa diselamatkan, benarkah itu?! "

Dokter memandang Camile dengan penuh simpati kemudian berkata dengan penyesalan: "Nona Camile maaf, anak tersebut tidak bisa ditolong lagi, kamu sudah keguguran,kami harus mengatur waktu denganmu untuk melakukan operasi pembersihan rahim untuk menghindari penyakit rahim yang mempengaruhi kehamilan di masa depan nantinya."

Camile melepaskannya serta tertegun dan duduk di tempat tidur.

Saat dia mengetahui dirinya yang barusan hamil, dia terjerat dalam dilema apakah dia harus mempertahankan anak ini atau harus mengaborsinya. Dia baru saja memutuskan untuk melakukan aborsi, tetapi dihentikan oleh Clinton. Kemudian, dia mengetahui bahwa Shawn menyukainya dan dia memutuskan untuk meninggalkan janin di dalam perutnya dan mencari kesempatan yang cocok untuk memberi tahu Shawn tentang kehamilan,tidak kepikiran bahwa anak itu tiba-tiba menghilang.

Camile tampak seperti ditarik dari udara, duduk bengong di tempat tidur, dan mengalirkan air mata tanpa suara.

Dokter dan perawat pergi diam-diam, dan tiga orang yang berada di kamar bangsal itu tidak bisa berkata apapun.

Clinton berjalan dan menghiburinya: "Camile, siapapun tidak bisa menduga kecelakaan ini, semuanya sudah terjadi, kamu hanya bisa menerimanya."

Camile menundukkan kepalanya dan tidak berkata apapun kemudian berkata dengan lemas: "Clinton terima kasih sudah datang menjengukku, kamu pergi dulu, aku ingin sendirian."

Clinton memandangi Camile dan melihat Shawn yang juga terdiam, menghela nafas dan berkata: "Baiklah, istirahatlah yang baik, aku akan datang menemuimu lagi besok."

Clinton berjalan ke depan pintu dan melihat kembali Camile dengan ekspresi khawatir kemudian pergi.

Camile berkata kepada Shawn "Kamu juga pergi, biarkan aku sendirian."

Shawn tidak bangun, berkata dengan lemah, "Kenapa kamu tidak memberitahuku tentang kehamilan ini?"

“Apakah masih berarti mengatakan ini sekarang?” Camile menggelengkan kepalanya dengan mengeluarkan air mata.

Ketika Shawn masih muda,dia telah kehilangan ibunya, ayahnya tidak peduli padanya sedikitpun,Shawn tidak pernah menerima cinta kasih ayahnya tetapi Shawn tidak akan pernah menjadi ayah seperti ayahnya.

Untuk pertama kalinya, dia sangat dekat pada jarak untuk menjadi ayah, tetapi sebagai seorang ayah, dia barusan mengetahui keberadaan anak itu sampai anak itu tidak tertolong lagi, bukankah ini merupakan sebuah lelucon?!

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu