Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 128 Jacky Fang Hilang

“CEO Song, kabar buruk, Jacky Fang hilang!”

Asisten rumah tangga langsung panik ketika Clinton Song mengangkat telepon.

Pagi tadi, setelah menyuruh asisten rumah tangga menjaga Jacky Fang, Clinton Song langsung pergi mencari Camile Fang. Siapa sangka, ketika ia baru mau berangkat menjemput Jacky Fang sekarang, ia malah mendapatkan kabar buruk ini.

Raut wajah Clinton Song langsung berubah: “Kamu yakin ia hilang? Kamu sudah cari ke sekeliling?”

Asisten rumah tangga semakin panik, “Semua tempat sudah saya kunjungi dan dia tetap tidak ada!”

Masalah benar-benar bertambah tanpa henti. Ia belum berhasil menemukan Camile Fang, namun sekarang Jacky Fang ikut-ikutan hilang. Anak sekecil itu semalam ini kira-kira pergi ke mana coba?

Apa mungkin ia keluar mencari Mami-nya?

Lampu vila keluarga Mu masih menyala terang ketika Shawn Mu tiba sepulang dari kantor.

Saat memasuki ruang tamu, Shawn Mu melihat bayangan tubuh kecil di atas sofa.

“Paman Mu!”

Melihat Shawn Mu pulang, Jacky Fang langsung berlari ke arah pria itu.

Tangannya yang kecil memeluk erat lutut Shawn Mu. Ia menangis kencang.

Asisten rumah tangga berjalan mendekat dan berkata pada Shawn Mu: “Tuan Muda, Jacky Fang sudah datang ke vila sejak tadi sore. Karena Tuan Muda hari ini tidak di rumah, saya berinisiatif sendiri menyuruhnya masuk. Ia menangis sepanjang sore, bahkan hingga tidak makan. Ketika saya tanya ada apa ia tidak mau menjawab.”

Shawn Mu mengangguk tanda paham. Ia menunduk, lalu memeluk Jacky Fang.

Sebenarnya, tanpa perlu menebak, ia sudah paham mengapa anak itu datang kemari mencarinya.

“Paman Mu...... Huhuhu...... Mami hilang, Paman Song juga tidak berhasil menemukannya, huhuhu......” Tangis Jacky Fang sangat kencang hingga kata-katanya tidak terdengar dengan jelas.

Tangisan dan raut kesedihan anak itu membuat hati Shawn Mu seketika luluh.

Ia dari dulu tidak begitu suka anak kecil, tetapi entah kenapa ia sangat sayang dengan anak yang ada di hadapannya ini. Ia merasa seperti ada sesuatu yang mengikat mereka secara diam-diam.

“Paman Mu...... Huhuhu...... Bisahkan kamu bantu aku mencari Mami? Huhuhu...... Aku sangat khawatir dengan Mami, sepertinya Mami tidak mau denganku lagi......”

Tangis Jacky Fang semakin lama semakin keras. Air mata dan ingusnya mengalir deras membasahi jas Armani mewah milih Shawn Mu.

Shawan Mu mengelus-elus rembut kepala Jacky Fang, lalu menenangkannya: “Jacky Fang, Mami tidak mungkin tidak mau dengan Jacky Fang lagi......”

Jacky Fang mengangkat kepala. Mata besarnya kini sudah sangat merah, “Kalau begitu kapan Mami pulang? Apa mungkin Mami diculik orang jahat?”

Tubuh Shawn Mu merinding hebat.

Orang jahat......

Di hati Jacky Fang, ia memiliki imej yang baik. Setiap ada masalah, Jacky Fang pasti memilih menemuinya terlebih dahulu, seperti halnya sekarang.

Tetapi, sebagai orang yang sangat dikagumi Jacky Fang, ia ternyata tega menculik Mami-nya diam-diam......

Kalau Jacky Fang sampai tahu apa yang terjadi sebenarnya, anak itu akan punya pikiran apa tentang dirinya? Jahat? Brengsek? Atau ia akan disamakan dengan penculik menakutkan yang ada di televisi?

Shawn Mu seketika merasa takut. Ia takut imej baiknya di hati Jacky Fang akan runtuh.

Apa yang terjadi sebenarnya dengan dirinya? Sejak Camile Fang membawa Jacky Fang masuk ke dalam kehidupannya, seluruh prinsip dan aturan hidupnya berkali-kali ia langgar dan ia rusak.

Tetapi ini bukan saatnya untuk memikirkan ini semua. Yang ia harus lakukan sekarang adalah menenangkan anak ini baik-baik.

Ia membopong Jacky Fang ke sofa, lalu menatap matanya yang berkaca-kaca sambil dengan serius berkata: “Jacky Fang, kamu percaya dengan Paman kan?”

Jacky Fang mengangguk-angguk kencang.

“Jacky Fang percaya dengan Paman!”

Di hati kecilnya, Paman Mu adalah orang yang paling ia percayai di dunia ini selain Mami.

Shawn Mu melanjutkan kalimatnya: “Kalau begitu Jacky Fang jangan menangis lagi oke? Anak laki-laki harus kuat. Sekarang Paman Mu akan bantu Jacky Fang mencari Mami!”

Mendengar perkataan ini, tangis Jacky Fang langsung berhenti. Ia mengelap air matanya dengan punggung tangan, lalu tersenyum bahagia: “Iya, Jacky Fang memang paling suka dengan Paman Mu deh!”

Shawn Mu menyerahkan Jacky Fang pada asisten rumah tangga. Ia lalu mengendarai kendaraannya balik ke vila tadi.

Di ruang bawah tanah, Camile Fang dari tadi menendang-nendang pintu hingga kakinya hampir bengkak.

Persis ketika ia baru kelar beristirahat dan ingin lanjut menendang, pintu tiba-tiba terbuka dari luar.

Melihat kaki Camile Fang yang terangkat setengah, Shawn Mu mengernyitkan alis.

Camile Fang bertanya kasar: “Shawn Mu, untuk apa kamu kemari lagi?”

Ia pikir Shawn Mu sedang ingin menyiksanya lagi.

Di luar dugaannya, Shawn Mu membalas pertanyaannya dengan dua kata yang diucapkan dingin: “Ikut aku.”

Apa pria itu ingin membebaskannya?

Kebahagiaan memang selalu datang tiba-tiba. Camile Fang menjawab dengan bersemangat: “Tidak perlu, tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, kamu tidak perlu mengantarku!”

Shawn Mu dengan tidak sabaran merespon: “Jangan banyak bicara, kalau mau bebas ikuti aku! Kalau tidak ya kamu lanjut disekap disini!”

Camile Fang keluar ruangan dengan panik. Yang penting ia bisa keluar, kalau harus ikuti pria itu ya ikuti sajalah!

Tetapi, setelah beberapa saat naik mobil, Camile Fang sadar arah yang mereka tuju adalah vila keluarga Mu.

Menyadari ini, Camile Fang langsung menengok ke arah Shawn Mu dan bertanya: “Hei, Shawn Mu, bukannya kamu bilang kamu akan membebaskanku? Apa maksudmu sekarang?”

Shawn Mu lagi-lagi menjawab dengan tidak sabaran: “Putramu ada di rumahku, cepat bawa dia pulang.”

Nada bicara Shawn Mu terdengar seperti ia tidak terganggu dengan kehadiran Jacky Fang.

Camile Fang tidak senang, ia langsung marah, “Heh, Shawn Mu, kalau kamu tidak senang dengan Jacky Fang, ingatlah ia sangat suka denganmu! Masa kamu tega membiarkan rasa sukanya bertepuk sebelah tangan!”

Sesampainya di vila keluarga Mu, Camile Fang langsung buru-buru masuk rumah.

Ia langsung disuguhkan pemandangan Jacky Fang duduk di sofa ketika membuka pintu!

Melihat Mami-nya, Jacky Fang langsung berlari mendekat. Ia menangis sekaligus berteriak: “Mami!”

Anak itu lalu membenamkan kepalanya dalam pelukan ibunya.

Melihat tangis putranya tidak kunjung berhenti, Camile Fang membujuk: “Jangan menangis lagi, Jacky Fang, Mami di sini!”

“Huhuhu...... Mami, kamu ke mana tadi...... Huhuhu...... Mami tidak mau dengan Jacky Fang lagi ya...... Huhuhu...... Jacky Fang akan jadi anak penurut dan tidak akan membuat Mami kesal lagi, Mami jangan tinggalkan Jacky Fang lagi ya...... Huhuhu......”

Jacky Fang menangis sejadi-jadinya. Ini membuat Camile Fang terbayang seberapa parahnya ketakutan anak itu ketika dirinya menghilang malam-malam.

Hatinya langsung luluh. Ia mengencangkan pelukannya pada Jacky Fang: “Kamu jangan menangis lagi, bagaimana mungkin Mami tengah meninggalkan Jacky Fang? Mami paling sayang dengan kamu......”

Jacky Fang melepaskan diri dari dekapan Mami-nya, lalu mengangkat kepala dan bertanya: “Kalau begitu mengapa Mami tiba-tiba menghilang? Jacky Fang dan Paman Song tadi sudah menunggu sangat lama di toko mie kuah, Jacky Fang kira Mami tidak ingin dengan aku lagi...... Huhuhu......”

Anak itu kembali larut dalam tangisan setelah mengucapkan kalimat barusan.

Camile Fang berpikir sangat lama dan tidak juga tahu bagaimana ia harus menjawab pertanyaan Jacky Fang. Masa iya ia harus memberitahu anak itu bahwa ia disekap di ruang bawah tanah oleh Paman Mu?

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu