Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 79 Berpura-pura Untuk Polos? !

“Hidup dengan baik?” Audrey seperti tertawan dan menangis, “Hidup yang kita jalani ini, ini yang dinamakan hidup dengan baik, lebih baik mati dari pada seperti ini!”

“Astaga, Audrey, berpikirlah lebih terbuka sedikit.” Aurora sambil menyeka air mata ini.

“Aku tidak bisa berpikir dengan terbuka!” Suasana hati Audrey terlihat sangat jengkel, “Dari kecil hingga sekarang, aku tidak pernah tinggal ditempat yang jelek ini, tidak pernah mendapatkan tatapan dingin orang lain, tetapi sekarang, aku merasakan ini!”

Aurora merasa sakit hati melihat adiknya ini : “Semua ini karena Shawn, jika bukan dia yang menekan perusahaan Xiao’s Crop, kita tidak akan hidup seperti ini!”

“Bukan, bukan Shawn.” Audrey mengelengkan kepalanya, “Shawn mencintai aku, dia ingin menikahi aku, akulah tunangannya itu! Semua ini salahnya Camila! Dia adalah wanita sialan, membuat Shawn tidak mencintai aku lagi! salah dia yang membuat aku seperti ini! aku membenci dia! !”

Audrey menjerit, penuh dengan kemarahan, membuat semua barang ini berantakan.

Membuat Aurora terkejut, dengan tidak bisa apa dia hanya memeluk Audrey, dengan menangis dia berkata : “Adikku yang baik, tenanglah, jangan seperti itu, jangan seperti itu.”

Audrey yang dipeluk erat itu tidak lagi memberontak, hanya matanya penuh dengan kebencian dan kekecewaan.

Perusahaan Gloria mengadakan pesta dimalam hari, semua orang ini terlihat tidak asing, lampu yang terang dan suasana yang ramai.

Branson sebagaim manager disini, terlebih dulu menaikkan gelasnya itu, seorang design diperusahaannya Camile berhasil meraih kemenangan di pertandingan Venaca dengan “Prestasi yang luar biasa, lalu juga menjelaskan dirinya juga sangat membantu Camile, membuktikan jika kemenangan Camile adalah hasil kerja sama semua orang.”

Camile yang berada disisinya, seperti ini tertawa tanpa berkata, hatinya merasa Branson seperti ingin menempel emas diwajahnya.

Semua rekan kerja ikut merayakan ini, lalu berbisik kepada Camile : “Kenapa kakakku tidak datang bersamamu?”

Camile menyambut sambutan rekan kerja : “Dia berada dikantor pusat, kali ini dia sedang menemani Jacky dirumah, banyak pekerjaan yang menumpuk, dia pasti akan menyelesaikannya.”

“Manager Branson, mari kita bersulang!”

“Kemari kemari, manager Branson, mari kita bersulang juga!”

“Manger Branson dengan susah payah membantu nona Camile, sungguh tidak mudah, mari kita bersulang lagi!”

Beberapa rekan kerja juga datang dan bersulang kepada Branson, ditengah-tengah ini, Camile tidak menyukai keadaan yang seperti ini, lalu dia dengan pelan meninggalkan ini.

Dia berada disuatu tempat, dia berada disebelah tempat ini, dia ingin duduk dengan tenang disana,

Baru saja dia duduk disana, dia telah mendengar seseorang berkata : “Designer Camile, selamat!”

Camile yang mengetahui siapa ini, lalu segera mengerutkan dahinya.

Alfred berjalan masuk kedalam, dengan tersenyum dan bersulang kepada dia : “Designer Camile, aku rekan kerja yang sengaja datang untuk bersulan denganmu, kenapa ekspresi diwajahmu begitu tidak senang, maka ini kamulah yang bersalah.”

Camile memutarkan bola matanya, tidak mempedulikannya, segera berdiri dan ingin pergi.

Alfred menahan tangannya dan tersenyum : “Loh, designer Camile jangan pergi, aku sengaja datang untuk belajar darimu bagaimana caranya mendapatkan juara ini, bagaimana jika tahun depan aku ingin mengikuti pertandingan Venaca, maka aku harus mendapatkan lebih darimu!”

Camile dengan kasar menghempaskan tangan Alfred, tetapi seperti tidak melakukannya dan berkata : “Lepaskan aku, kamu adalah wakil ketua disini, adalah atasan dari perusahaan ini, apakah masih membutuhkan aku untuk mengajarkan? !”

“Tentu saja membutuhkan!” Tubuh Alfred yang penuh dengan alkohol itu, dengan keras menahannya, membawa Camile kedalam pelukannya, dengan erat memeluknya, “Walaupun aku itu atasanmu sejak kapan kamu menghormati aku.”

“Kamu seorang yang murahan, memiliki dendam pribadi, tidak perlu aku hormati!” Camile sambil ingin melepaskan diri, sambil berkata.

Gerakan Camile tidak membuat Alfred melepaskannya, malah dia mempererat semua ini, membuat Camile berada lebih dekat dengannya.

Mulutnya yang penuh dengan aroma alkohol : “Aku seorang yang murahan, sepertinya kamulah yang seperti itu! Pada saat itu aku telah bersama denganmu selama beberapa tahun, bahkan kamu tidak mengizinkan aku untuk menyentuhmu, dirimu sendiri tidak tahu telah bersama dengan siapa diatas kasur, belum menikah telah melahirkan seorang anak, jika seperti itu, buat apa kamu bersikap polos? !”

Camile yang mencium aroma alkohol ini merasa ingin muntah, perkataannya membuat dia marah, membiarkan lelaki ini menyakitinya, dan sekarang dia berani mengatai Jacky!

Wajah yang penuh amarah ini memerah, wajahnya itu berada didalam pelukan Alfred, tidak bisa melepaskan ini, dengan terburu-buru dia menaikkan lutunya dan mengenai tonjolan dikaki Alfred.

Alfred tentu saja merasakan sakit, melepaskan Camile dan sedikit membungkukkan tubuhnya, merasakan sebuah kesakitan yang luar biasa, dengan penuh amarah dia berkata : “Kamu ini barang murahan, beraninya menendang barangku!”

“Tendangan ini termasuk pelan! Aku peringati kamu, jika kamu berani membuat aku marah, aku tidak akan mengampunimu!” Camile dengan tanpa ragu dia berkata.

Dengan segera dia membuka pintu dan berjalan keluar dari tempat ini.

Tangannya menyentuh grendel, rambutnya sedikit berantakan akibat Alfred, Camile merasa kepalanya sedikit sakit, lalu ditarik dari sana, dan terjatuh disofa.

Alfred dengan keras menghempaskan Camile keatas sofa, hatinya ini membalas, wajahnya penuh dengan senyuman : “Wanita sialan, tidak ingin mengampuni aku? Kita lihat siapa yang tidak mengampuni siapa! Aku sekarang akan mengambil barang yang kamu utangi itu!”

Lalu dia menekan tubuh Camile, mulai merobek bajunya.

“Lepaskan aku, lepaskan, lepaskan! Alfred, aku tidak akan mengampunimu! ! !” Dengan sekuat tenaga Camile menolak, berharap jika dari sebelah dapat mendengar ini, siapapun itu, yang penting bisa menolong dia.

Alfred takut jika ada yang mendengar ini, lalu menyeka mulut Camile dengan baju yang telah dirobeknya itu, lalu dengan tali pinggang mengikat tangannya, lalu mulai dengan leluasa merobek bajunya.

Tidak bisa bersuara, Camile merasa seperti kehilangan nafas, dia berusaha mengeluarkan sesuatu yang ada dimulutnya, hanya terdengar suara heng saja, tangannya tidak bisa bergerak, matanya melihat dengan jelas jika baju ditubuhnya dirobek secara perlahan, hingga terlihat pakaian dalam berwarna hitam.

Alfred yang melihat keindahan ini, seperti tidak sabat dan ingin meneteskan air liurnya, nafas tidak teratur, karena terlalu bersemangat tangannya bergetar, dengan segera dia membuka celananya itu.

“Pangg” terdengar sebuah suara, pintu disini seketika terbuka.

Alfred tercengang, menghentikan semua gerakannya, melihat segerombolan orang masuk kedalam.

Orang-orang ini, semua ini berasal dari pesta semuanya adalah rekan kerjanya.

Camile dengan lemah melihat kearah pintu, melihat Shawn, dengan dalam dia melihat, mulutnya yang terseka itu tidak dapat berkata, hanya ada airmata disana.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu