Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 207 Mencurigainya

Sekitarnya tiba-tiba menjadi tenang, Shawn memutar badan dan mendapati Jim menatapnya dengan wajah yang tidak enak.

" Aku tanya, apa kau sudah menemukannya! ", tanya Shawn berteriak.

" Kami belum menemukan Nona Fang, tetapi kami menemukan ini. ", Jim mengeluarkan sesuatu dari bdalam kantong, didalam adalah sebuah ponsel iPhone.

Di ponsel itu tergantung sebuah gantungan yang dikenal Shawn.

Kejadian itu sudah lama sekali, Camile membeli gantungan pasangan, saat itu dia merasa gantungannya sangat jelek. Tetapi gantungan itu masih disimpannya.

" Tidak berguna! ", urat wajah Shawn terlihat menonjol. " Terus mencari! Jangan pulang sebelum mendapatinya! "

Saat kembali ke sungai, kemarin malam semua tim sudah memencar, hanya saja Jim mendesak tim pencari jasad untuk tidak berhenti mencari.

Selanjutnya, Shawn mencari di sungai selama tiga hari tiga malam, bahkan hingga menyelam ke sungai, tetapi tidak menemukan barang Camile, apalagi tubuh Camile.

Jacky terus menangis, dia tahu sesuatu terjadi dengan mommynya, mungkin tidak akan kembali lagi.

Shawn duduk di pinggir sungai, memandang sungai dengan tatapan kosong. Sungai ini telah menelan Camile, bahkan satu jejak pun tidak disisakan.

Camile, tolong kembalilah. Jika kau ingin bersama dengan Clinton, bersamalah.. asalkan kau kembali, asalkan kau masih ada di dunia ini, aku tidak ikut campur urusanmu lagi...

Hingga saat ini, Shawn mengerti. Ternyata didalam jiwanya, pula hatinya, dari awal sudah dimiliki Camile.

Dia tidak berhenti merindukannya.

Senyumnya, kelakuannya, semuanya terekam jelas didalam ingatannya, bahkan tidak dapat dilupakannya.

Saat Camile sedang bahagia tangan kakinya mengajaknya menari, saat marah bibirnya manyun seperti anak kecil, dia penuh dengan energi dan kharisma....

Dia tidak menyadari sejak awal, ternyata Camile-lah yang ada di hatinya, bagaimana bisa sebegini penting?

Selama ini pertanyaan yang selalu ada di hatinya, jawabannya juga ada disana.

Shawn menyesal, dia tiap hari menyesali, setiap menitnya, setiap detiknya terus menyesali.

Dia menyesal karena telah membiarkannya di pesta pernikahan, menyesal karena telah melepaskan tangannya, menyesal karena telah menyerah sekali lagi, matanya memandang dirinya sedang menyingkirkan Camile...

Tetapi sekarang, semuanya sudah terlambat...

Dia menyembunyikan sebuah pertanyaan selama ini, sekarang, bahkan nanti, tidak akan dapat ditanyakannya.

Tidak dapat lagi dikatakan, dia ingin bersamanya..

Dia tidak akan dapat lagi memberitahukannya, bahwa ia ingin menjadi ayah bag Jacky, ingin menemaninya meliha Jacky hingga dewasa...

Dia tidak bisa lagi memberitahukannya, dia ingin mempersuntingnya, tidak akan meninggalkannya lagi....

Dia tidak akan bisa memberitahunya, dia sebenarnya sangat sangat mencintainya...

Ternyata, inilah rasa kehilangan orang yang dicintai, ternyata perasaan ini tidak dapat ditolong, rasanya ingin mati saja.

Maka sekarang, Shawn sangat ingin terjun ke sungai.

Keluarga apa, perusahaan apa, Barbara mana lagi.. Baginya, sekarang semua itu tidak lagi penting. Dia hanya ingin menemani Camile selamanya.

Tetapi jika dia bisa mengulangi sekali lagi, ia ingin kembali ke hari pernikahan, tidak akan pergi dengan Barbara, tidak akan melepaskan tangan Camile.

Sekarang ia berpikir, ketika ia pergi dengan Barbara, sebenarnya bukan karena cinta, tetapi karena bingung, bimbang. Dia hanya ingin mendapatkan jawaban.

Dia saat ini hanya ingin menemukannya, tidak akan menyerah. Tetapi sebenarnya karena cintanya kepada Camile, dari awal sudah lama hilang, pelan-pelan menjadi datar.

HIngga akhirnya Camile muncul, dia kembali masuk ke dalam kehidupannya, menjadi arah hidupnya, semua cara-cara hidupnya menjadi berantakan.

Tidak hanya itu, Camile bahkan membawa Jacky yang sangat menggemaskan.

Mereka berdua seperti matahari bagi hidupnya, menyinari dengan hangat, juga menjadi penyemangat dan harapan hidup.

Saat itu, dia bahkan tidak perlu lagi bergantung pada obat-obatan. Asalkan setipa hari bersama dengan Camile, dan juga Jacky, semua depresinya, rasa tidak bahagianya, perlahan menghilang.

Tiba saat Barbara kembali, Camile perlahan meninggalkannya, lalu dia kembali mulai depresi.

Sebenarnya, Shawn sangat mencintai Camile, ia tidak lagi mencintai Barbara, perlahan tapi pasti ia mausk kedalam hidup Camile.

Ta[i di hatinya, semua sudah dimilikinya. Tawanya, suaranya, sorot matanya, hingga setiap tingkah lakunya, semuanya membekas di hatinya.

Maka, saat ia mendapati Camile bersama dengan Clinton, Shawn menjadi sangat marah. Sebenarnya, marahnya hanya tampak luar, tetapi melihat yang dicintainya bersama dengan lelaki lain hanyalah menambah goresan di hatinya.

Tidak peduli apakah Camile bisa kembali atau tidak, dia tidak bisa kembali lagi bersama Barbara.

Kedepannya, dihatinya hanya ada satu orang. Tidak peduli apakah dia akan kembali, tidak peduli apakah dia maish bsa diselamatkan atau tidak..

" Shawn... "

Suara yang lembut itu membangunkan Shawn dari lamunan, suara ini, milik Barbara.

Dia perlahan berjalan menghampiri, duduk disebelahnya, dengan ringan berkata: " Shawn, kau sudah mencarinya tiga hari. Sekarang kembalilah istirahat, ya? Biarkan mereka yang bekerja, mereka pasti bisa menemukan Camile. "

Shawn tiba-tiba terpikirkan sesuatu, dia menoleh dan melihatnya langsung ke mata, tiba-tba bertanya: " Malam itu saat kau di pinggir sungai, kau benar-benar tidak melihat Camile? "

Dia menangkap sorot mata Barbara yang menyiratkan kepanikan meski sekilas, lalu ia lanjut bertanya: " Kamu melihatnya kan? "

Barbara dengan cepat kembali normal, sorot matanya meyiratkan seolah ia tdak bersalah, bahkan dengan meneteskan air mata ia berkata: " Shawn, kau sedang mencurigaiku? "

Setiap kali ia berkata seperti ini, Shawn tidak bisa bertanya lebih lanjut, dia pun mempercayainya apa adanya.

Tapi kali ini, dia tidak akan seperti itu lagi. Dia memancing sorot matanya, mengejar hingga dia mendapat jawaban.

Barbara tidak tahan dengan tatapan matanya, hanya bisa menjawab seolah tidak berdaya: " Shawn, saat itu aku belum bertemu dengan Camile. Malam itu aku memang berjalan-jalan di sekitar sungai, tetapi sungai ini begitu luas, bagaimana bisa aku bertemu dengannya. Bisa jadi sebelum aku datang kesini, dia sudah tenggelam duluan. "

Mendapat jawaban seperti ini, Shawn tidak lagi bertanya. Tatapan matanya perlahan makin dingin, tidak ada lagi kepercayaan terlihat di matanya.

" Angin di pinggir sungai sangat besar, pulanglah duluan. ", katanya seolah perhatian, tetapi sebenarnya tidak ada perasaan sedikit pun.

" Tapi Shawn, kau sudah mencarinya tiga hari tiga maam, bahkan belum tidur dan belum makan, kau membuatku khawatir... "

" Sudahlah, bila ia belum ditemukan, aku tidak akan pergi! "

Nada bicaranya sangat dingin, tetapi tatapan matanya sangat pasti.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu