Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 72 CEO Mu Yang Terkejut

Shawn Mu berbisik mengejek di sebelah telinganya, “Kamu berani pamer di depan aku yang BOSS ini. Aku tidak habis pikir akan melihat seorang fotografer kecil yang bisa sangat gugup seperti ini.”

Kali ini, Camile Fang tidak mengkritik secara pamer kehebatan lagi, tetapi hanya diam diam memutar matanya.

Seluruh proses pemotretan berjalan dengan lancar. Little K mengambil foto keseluruhan dan terperinci untuk gaun pengantin. Masih mengikuti ide kreatif desainnya Camile Fang, dia bertindak sebagai model dan mengambil foto lebar berisi sekelompok pengantin perempuan tidur di dalam peti mati mengenakan gaun pengantin berwarna hitam.

Camile Fang sangat puas terhadap hasil pemotretan. Setelah dia mengucapkan terima kasih berulang kali dan dia mengantar fotografer yang hebat itu pergi.

Camile Fang melihat foto-foto karya untuk mengikuti kompetisi yang akhirnya selesai di komputernya, kemudian dia mengambil napas panjang lega. Setelah sedikit dipoles sebagai sentuhan terakhir, ia menyerahkan karyanya ke situs Pertandingan Venaca.

Beban berat selama satu minggu menumpuk di pundaknya, akhirnya terlepas juga. Dia menghela nafas dengan puas, “Akhirnya selesai juga! Sekarang tinggal menunggu hasil pertandingan dalam tiga hari kemudian!”

Camile Fang berdiri dari depan komputer, meregangkan tubuh dan pinggangnya, kemudian pergi ke ruang tamu dan berkata kepada Shawn Mu, “aku bergadang beberapa hari ini, aku ingin pergi untuk bersantai.”

“kamu ingin pergi kemana? Aku akan menyuruh orang untuk mengaturnya.” Shawn Mu menjawab.

“Tidak perlu tidak perlu.” Camile Fang dengan cepat melambaikan tangannya. “Aku hanya ingin bersantai. Kamu mencari orang untuk mengatur hanya akan menyusahkan, dan juga membuatku gugup. Kita cari tempat yang menyenangkan untuk bermain kurasa sudah cukup.”

Dia melirik Jacky Fang yang dengan tenang membaca buku di sampingnya, berjongkok dan menyentuh kepala kecilnya dan bertanya, “Sayang, bagaimana kalau kita pergi ke taman hiburan?”

Mata Jacky Fang berbinar-binar ketika dia mendengar kata-kata “taman hiburan”. Dia memandang Camile Fang dengan wajah kecilnya yang imut dan mengangguk setuju.

Camile Fang tersenyum lembut dan berkata, “Oke jadi besok kita pergi. Cepat kembali ke kamarmu dan ganti pakaianmu!”

Jacky Fang meletakkan buku gambarnya dan pergi ke kamar dengan semangat.

Camile Fang duduk di sebelah Shawn Mu dan bertanya, “bagaimana kalau kamu juga ikut?”

“Tentu saja, aku kemari untuk menemani Jacky Fang. Aku akan pergi ke mana pun dia pergi.” Shawn Mu menjawab dengan hangat

Camile Fang mencibir, “benar-benar seorang budak anak kecil!”

“Kamu salah. Aku sampai sekarang tidak suka dengan anak-anak.” Shawn Mu mengoreksinya.

Kalimat ini ibarat sebuah batu yang dilemparkan ke danau hati Camile Fang, menimbulkan riak air.

Dia tidak bisa berhenti memikirkan bayi yang adadi perutnya, yang merupakan darah dan daging Shawn Mu, tetapi dia mengatakan bahwa dia sampai sekarang tidak menyukai anak-anak. Apakah dia akan suka atau membenci anak yang belum lahir ini?

Camile Fang menunduk dan hatinya sedikit sedih. Dia bertanya, “Karena kamu tidak suka anak-anak, mengapa kamu begitu baik terhadap Jacky Fang?”

“kalau bicara jujur, aku pun tidak tahu,” Shawn Mu bicara terus terang. “Dulu aku selalu berpikir bahwa anak-anak sangat berisik dan menjengkelkan, tetapi aku memiliki perasaan yang sama sekali berbeda terhadap Jacky Fang. Dia membuat orang lain menyukai dirinya.”

Terus apakah kamu nanti akan menyukai anak yang ada diperutku ini?

Kalimat ini menghampiri bibir Camile Fang dan ketika dia hampir mengatakannya, Jacky Fang selesai mengganti pakaiannya dan datang, menyela pembicaraan mereka.

Tiga orang naik mobil pergi ke taman hiburan, Mobil Aston Martinnya Shawn Mu pasti menarik perhatian banyak orang di jalan.

Shawn Mu telah lama terbiasa dengan pandangan dan kekaguman orang-orang, dia akan bertindak dingin tidak peduli, tetapi Camile Fang merasa tidak nyaman.

Setelah ketiganya memasuki taman hiburan, Camile Fang berbisik mengeluh, “Mobil kamu terlalu mencolok.”

“pergi bersama denganku, kamu akan pelan-pelan terbiasa.” Shawn Mu tidak setuju.

Jacky Fang kecil sambil makan es krim berlari ke stand melempar mainan dengan kantung pasir kecil. Kemudian dia mengamati tamu-tamu yang lain bermain.

Cara bermain game ini yaitu pelanggan berdiri di belakang garis yang ditentukan, lalu mencari penjaga untuk membeli kantung pasir kecil, kemudian dengan kantung pasir kecil itu pelanggan melemparkannya terhadap berbagaimainan yang ditaruh di rak-rak yang jauh. Apabila mainannya jatuh terkena lemparan, maka pelanggan akan mendapatkan mainan tersebut.

Camile Fang dan Shawn Mu juga datang dan melihatnya sebentar. Mereka tahu permainan ini ada jebakannya. Tampaknya sangat mudah untuk mendapatkan mainan, tetapi kenyataannya sangat sulit untuk menjatuhkannya.

Camile Fang mengambil tangan kecil Jacky Fang dan mencoba ingin membawanya pergi, tetapi lelaki kecil itu tidak bergerak, menatap pesawat remote kontrol jarak jauh baru yang ada di rak, matanya penuh keinginan ingin memilikinya.

Camile Fang berjongkok dan membujuk, “Sayang, kita pergi dan main yang lain ya?”

Camile Fang terus membujuk, “Bagaimana kalau kita pergi dan membeli es krim lagi?”

Jacky Fang tetap menggelengkan kepalanya.

Camile Fang menghela nafas dan berkata, “permainan ini sulit dimenangkan.”

Jacky Fang tidak menggelengkan kepalanya malah dia mengangkat kepalanya dan menatap Shawn Mu. Matanya yang besar seperti berkata, “Paman Mu pasti bisa mendapatkan mainan tersebut!”

Shawn Mu menanggapinya dengan menatap Jacky Fang, menunjuk ke pesawat remote kontrol jarak jauh tiu dan berkata kepada penjaga, “Berikan padaku mainan itu aku akan membelinya.”

Tak disangka penjaga tersebut menolak : “Maaf, Tuan, mainan di sini semuanya adalah hadiah permainan, tidak dijual langsung.”

Shawn Mu melihat lagi mata kecil Jacky Fang yang penuh harapan, lalu dia berkata, “Oke, aku akan bermain. Aku beli semua karung pasir!”

Penjaga itu sangat gembira dan dengan cepat menjawab, “Siap!”

Kemudian dia menumpukkan semua karung pasir kecil di depan Shawn Mu.

Camile Fang menyaksikan tanpa daya ketika dia mulai bermain mengincar mainan yang diinginkan oleh Jacky Fang.

Bagaimana mungkin Shawn Mu tidak tahu trik dan jebakan dalam permainan ini, tetapi siapa yang justru membuat Jacky Fang menyukai mainan itu?

“Bidik dan bidik!”

“Inilah arahnya!”

“sedikit lagi, masih sedikit lagi!”

“Astaga, lemparanku meleset!”

Camile Fang di sampingnya menyaksikan pertempuran Shawn Mu, sangat gugup dan keras, dan dia juga berteriak memberikan saran, terkadang dia juga menghela nafas.

kantung pasir sudah hampir habis dan masih belum terkena sasaran. Wajah si pemilik menunjukkan senyum licik yang khas bagi seorang pengusaha yang mendapatkan untung besar.

Shawn Mu diteriaki oleh Camile Fang, yang mengeluh tidak sabaran: “Kamu berisik. Coba diam sedikit.”

Camile Fang barulah menahan diri dan tutup mulut.

Shawn Mu sangat kesulitan menyasar mainan itu, Jacky Fang yang berada di sampingnya memandanginya dengan tenang dan gelisah, dan akhirnya hanya ada satu kantung pasir yang tersisa.

Camile Fang merasa putus asa dan tidak ada harapan. Jacky Fang juga berkecil hati. Hanya Shawn Mu yang masih menatap mainan itu dan melemparkan karung pasir terakhirnya.

Kemudian terdengar suara jedukan dan kotak pesawat remote control itu jatuh ke tanah.

“Yes! Akhirnya kena juga!”

Sorak sorai kekanak-kanakan dan semangat terdengar mengikuti.

Jacky Fang melompat-lompat dengan gembira, mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan bersorak-sorai.

Ya, bergembiralah!

Jacky Fang tak disangka-sangka mulai berbicara!

Camile Fang langsung terkejut. sejak penculikan itu, Jacky Fang hampir tidak pernah berbicara lagi jarang berbicara. Dia merasa lupakan suara putranya yang ternyata betapa indah di telinga.

Dia begitu bersemangat sehingga dia memeluk Jacky Fang dan berkata, “Sayang, akhirnya kau berbicara lagi!”

Jacky Fang tampaknya menyadari perubahan dirinya saat itu, dan dia mengulurkan tangan kecilnya dan memeluk Camile Fang di lehernya.

Shawn Mu juga sedikit kaget, menatap kedua ibu dan anak itu kemudian berpelukan.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu