Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 96 Melihat Dengan Mata Kepala Sendiri

Clinton tersenyum dan berkata, "Aku telah berjanji pada ayahku untuk kembali bekerja di perusahaannya."

Camile tersenyum berkata: "Bagaimana dengan pekerjaan di rumah sakit?"

“Aku telah mengundurkan diri, tidak akan menjadi dokter lagi di kemudian hari.” Clinton masih tersenyum, tetapi senyumannya terdapat sedikit kepahitan.

Camile terkejut: "Mengapa tiba-tiba mengundurkan diri, bukankah menjadi dokter adalah impianmu sejak kecil?"

"Mimpi kadang-kadang tidak realistis. Sebagai satu-satunya putra keluarga Song, aku memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menanggung beban bisnis keluarga di masa depan." Yang tidak dikatakan Clinton adalah dia ingin memperkuat perusahaan Song,hanya dengan begitu, ia dapat menjadi kuat, agar memiliki kemampuan bersaing dan kemampuan untuk melindungi Camile.

Camile menatap wajah Clinton dengan tak percaya. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan napas lega: "Yang kamu katakan itu masuk akal, baguslah jika kamu sudah memikirkannya."

"Ya." Clinton menjawab dan mengubah topik pembicaraan, dengan santai mengusulkan, "Bisakah nona cantik ini makan malam bersamaku?"

Camile telah ditertawai oleh perkataannya, mengangguk dan berkata, "Tapi kali ini kita tidak pergi ke restoran sebelumnya. Setiap kali kamu mentraktirku membuatku merasa malu. Aku tidak mau berutang budi padamu terus menerus, biarkan aku yang mentraktirmu hari ini. "

Clinton berkata sambil tersenyum: "Oke!"

Keduanya duduk di mobil Clinton dan melaju ke arah yang Camile tujukan.

Mobil berhenti di depan pintu malatang (mie kuah), Clinton memasuki toko bersamanya atas undangan Camile.

Toko ini adalah toko dimana Camile mengajak Shawn biasanya. Setelah mereka duduk, Camile tampaknya duduk di posisi Shawn duduki biasanya, melihat ilusi sosoknya, yang membuat suasana hatinya sedikit menurun.

Camile mengangkat tangannya dan memanggil bos: "Berikan aku sebotol anggur beras!"

Dia kemudian menintroduksi pada Clinton dan berkata: "Anggur beras ini sangat bagus, minumlah bersamaku!"

“Baik.” Clinton menyetujuinya dengan segera.

Anggur dan makanan sudah diletakkan di atas meja, Camile bersiap-siap dan menggerakan tangannya.

Clinton memandangnya seolah-olah Clinton sudah tidak makan apa pun selama ratusan tahun, tersenyum dan berkata: "Lihatlah diriShawn sangat lapar ini, apakah kamu tidak makan tadi?"

“Bagaimana kamu tahu?!” Camile bertanya sambil makan.

Clinton terdiam sesaat kemudian bertanya: "Mengapa tidak makan?"

Ekspresi wajah Camile membeku,segera berkata dengan santai: "Diet, aku telah tumbuh gemuk belakangan ini."

“Aku malah merasa kamu telah kehilangan banyak berat badan,” Clinton mengatakan dengan jujur, dia mengetahui masalah Shawn yang lari dari pernikahan, suasana hatinya tidak mungkin pulih dengan begitu cepat, jadi dia tidak makan bukan karena diet.

“Ah, kamu ini, saat ada yang mentraktirmu tapi kamu malu dan tidak makan lebih banyak, makan bakso ini.” Camile dengan cepat mengalihkan topik pembicaraan, menyelipkan sebuah bakso ke mangkuk Clinton.

Saat melihat bakso, Camile memikirkan Shawn, dia tidak pernah suka makan bakso, tapi Jacky dan Shawn sangat menyukainya. Selama mereka ada di toko itu, Camile selalu memesan bakso, tapi hari ini mereka tidak disana, dia masih terbiasa memesan bakso.

Shawn,kenapa pergi kemanapun selalu ada kamu!

Bayangan Shawn selalu melekat di kepala Camile, tidak peduli seberapa keras dia mencoba untuk melupakannya,tetap tidak bisa melupakan sosok itu.

Camile ingin mengencerkan kesedihan, mengambil anggur beras di atas meja, dan meminumnya.

Clinton memandangnya dengan cemas, tidak banyak bicara, dan menemaninya minum.

Keduanya bertukar gelas, mengobrol, dan minum.

Camile hanya bisa minum sedikit,dalam sesaat wajahnya bernoda merah dan mabuk.

Dia menyeringai dan minum seteguk besar anggur beras, dengan senang mengeluarkan suara "ha" yang sudah lama ditunggu-tunggu, mendesah: "Anggur beras ini enak sekali!"

Kualitas minum Clinton lebih bagus daripada Camile, menemaninya minum sebentar, tidak ada perubahan pada wajahnya, lalu menyarankan: "Alkohol menyakitkan tubuh, kurangi minum."

Camile tersenyum konyol: "Tidak masalah! Cedera lebih baik daripada sedih!"

Clinton menghela nafas dan bertanya: "Suasana hatimu tidak baik beberapa hari terakhir, apakah tidak terlalu paksa untuk mulai bekerja sekarang?"

"Tidak." Camile melambai tangannya tersenyum dan berkata: "Tidak terlalu paksa, orang yang membenci dan mengatakan aku dari belakang semua sudah didengar olehku. Aku telah memarah mereka kembali, aku tidak merasa rugi, kamu tenanglah. "

Clinton sedih sesaat lalu minum dan bertanya: "Apa yang mereka katakan tentangmu?"

Camile mengedipkan mata untuk mengingatnya lalu mengerutkan kening dan berkata, "Aku lupa."

"Bagus jika sudah melupakannya, jangan memikirkannya lagi." Clinton merasa lega.

"Iya" Camile tersenyum dan bersulang dengan Clinton, "Ayo, minum, jangan pulang sebelum mabuk!"

Camile yang mabuk menatap Clinton bertanya: "Hei, keterampilan medismu sangat bagus, akan menyayangkan jika tidak menjadi dokter lagi."

"Tidak ada yang perlu disayangkan, mengejar hal-hal berbeda, keputusan yang dibuat tentunya akan berbeda juga," kata Clinton.

“Lalu, apa yang kamu kejar sebelumnya dan sekarang ini?”tanya Camile dengan serius.

Clinton memandangnya dan tersenyum: "Dulu aku mengejar mimpiku, belajar medis dan menolong yang sakit, dan sekarang aku hanya ingin melindungi seseorang yang ingin aku lindungi."

“Siapa?”Camile sangat mabuk sehingga matanya tidak bisa terbuka,memandang Clinton dengan bingung.

Clinton memandangnya dan tersenyum dan berkata, "Kamu."

Camile tampaknya telah mendengar lelucon besar, tertawa terbahak-bahak menunjuk wajahnya sendiri dan berkata, "Aku? Kamu ingin melindungiku?!"

Clinton melihat Camile sudah tidak sadar, tetapi masih mengangguk kepalanya: "Ya, kamu adalah satu-satunya orang yang paling ingin aku lindungi.

Kemabukan Camile memberi Clinton keberanian untuk mengekspresikan hatinya.

Pipi Camile semakin memerah kemudian mengerang: "Kenapa harus kamu, kenapa bukan dia, kenapa?! Mau segelas lagi.."

Camile berbisik tanpa berhenti, lalu membantingkan kepalanya di atas meja anggur.

Clinton menghela nafas: "Sebenarnya, aku selalu ingin bertanya, mengapa dia dan bukan aku?"

Clinton mendongak, minum segelas anggur kemudian membayar tagihan, dan berjalan keluar dari toko dengan menggendong Camile.

Clinton membawa Camile kembali ke apartemen.

Setelah menghentikan mobilnya, dia dengan lembut mengayunkan Camile dengan lembut memanggil: "Camile bangun,sudah sampai rumah."

Pihak lain tidak bereaksi, dia menghela nafas dan turun dari mobil kemudian menggendongnya.

Setelah mengunci mobil, Clinton menggendongnya memasuki apartemen, angin malam itu sejuk yang membuat Camile tidak sadar memeluk leher Clinton.

Keduanya memasuki pintu masuk apartemen sampai sosok mereka menghilang.

Di bawah pohon besar di sudut sebelah pintu masuk apartemen, seorang sosok tinggi berdiri di bayangan pohon gelap, dan adegan ini baru saja dilihat olehnya.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu