Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 258 Hasil Buah Cinta

Ini membuat hati Shawn Mu tenggelam. Dia telah lama menunggunya dan dia akhirnya hanya menunggu untuk Camile Fang masuk ke dalam ruang belajar?

Shawn Mu tidak rela. Dia turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke dalam ruang belajar untuk melihat apa yang Camile Fang sibukkan.

Camile Fang sedang duduk di samping meja dan dengan tenang menggambar konsep desain.

Shawn Mu dalam sekejap merasa sedikit marah, dia menghampirinya dan mengambil pulpen dari tangan Camile. Lalu, dia berkata dengan suara rendah: “Jangan gambar lagi, pergi tidur.”

Camile Fang mengangkat kepalanya dan bertatapan dengan wajah Shawn Mu yang tidak senang. Dia menjawab: “Apa yang kamu lakukan? Konsep desain ini sangat mendesak dan tidak bisa ditunda lagi, aku harus segera menggambarnya. Jangan menggangguku lagi, kamu tidur dulu.”

“Tidak bisa, tidurlah bersama.” Shawn Mu dengan dingin berkata dan langsung bersiap-siap untuk menggendongnya.

“Sudah kukatakan tidak bisa! Aku ingin bekerja!”

Shawn Mu tidak mendengar perkataannya lagi, dia juga tidak mendengarkan protesannya dan langsung menggendongnya. Kedua kaki Camile Fang menendang-nendang dan meronta: “Turunkan aku! Apakah kamu sudah tidak menginginkan Miranda?”

Shawn Mu berhenti sejenak lalu tersenyum dan berkata: “Tidak mau lagi. Hanya sebuah perusahaan yang tidak sepenting dirimu.”

Camile Fang tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis, dia memegang lengan Shawn Mu yang keras dan menggigitnya. Shawn Mu yang kesakitan hampir melepaskan tangannya dan menjatuhkan Camile Fang ke atas lantai.

Camile kemudian turun dari rangkulan Shawn Mu.

Pada akhirnya, Shawn Mu masih tidak bisa membujuk Camile Fang dan membiarkannya kembali ke ruang belajar untuk bekerja. Tetapi, dia juga tidak kembali ke kamar untuk tidur dan menemaninya di sisinya.

Ketika dia bangun di pagi hari, dia baru menyadari bahwa dia tidak tahu kapan telah tertidur di atas kursi semalam. Camile Fang juga tertidur di atas meja dan belum bangun sampai sekarang.

Dia berdiri menghampirinya dan ingin menggendongnya ke atas tempat tidur untuk tidur, tetapi dia malah menemukan sesuatu yang sedikit janggal.

Wajah Camile Fang sangat pucat dan alisnya berkerut, dia tampaknya sedang kesakitan. Ternyata, dia tidak tidur dan hanya kesakitan sambil berbaring di atas meja.

Shawn Mu terkejut, dia tidak banyak berpikir dan langsung menggendongnya turun ke lantai bawah dan mengantarnya ke rumah sakit dengan mobil.

Setelah melakukan pertolongan darurat selama lebih dari setengah jam, dokter keluar dari ruang gawat darurat dan berkata kepadanya: "Nona Fang pingsan karena pola makan dan jam istirahat yang tidak teratur sehingga menyebabkan tekanan gula darah rendah. Sekarang, dia sudah tidak bermasalah."

Shawn Mu merasa sedikit lega, tetapi dokter melanjutkan perkataannya: “Tuan Mu, apakah anda tahu Nona Fang telah hamil? Bagaimana anda bisa membiarkannya begadang?”

Apa? Hamil?

Shawn Mu merasakan otaknya seakan meledak dan membuatnya kaget. Kemudian, perasaan tersebut segera digantikan oleh rasa sukacita yang besar.

“Apakah dia sungguh telah hamil?”

Shawn Mu yang biasanya tampak dingin, dengan erat menarik lengan baju dokter dan bertanya.

“Iya, Tuan Mu, Nona Fang telah mengandung selama sebulan.”

Nada dokter yang sangat yakin membuat Shawn Mu tidak lagi merasa curiga.

Hamil sebulan, setelah Shawn Mu menghitung waktu, dia menemukan bahwa Camile Fang telah hamil sebelum mereka berlibur ke Phuket. Shawn Mu tidak bisa mendeskripsi rasa sukacita dalam hatinya, dia kini hanya ingin masuk ke dalam dan memeluk Camile Fang dengan erat.

Tuhan bukan hanya memberikannya Jacky Fang, dia juga mengirim seorang malaikat kecil ke sisinya sekarang.

Di dalam kamar rumah sakit, Camile Fang masih tertidur. Shawn Mu sudah hampir tidak bisa mengontrol rasa bahagianya. Selama dia berpikir bahwa kelak akan ada dua anak kecil yang mengikutinya sehari-hari, dia tidak dapat menahan kegembiraannya.

Tangan besarnya menutupi perut kecil Camile Fang yang masih sangat datar dan yang sekarang sedang diam-diam menunjukkan sebuah kehidupan kecil, itu adalah hasil buah cinta mereka.

Anak kecil ini datang pada waktu yang sangat tepat dan sekarang dia mempunyai alasan lain untuk mempertahankan Camile Fang di sisinya selamanya.

Kelopak mata Camile Fang bergerak dan dia dengan pelan membuka matanya. Setelah dia sadar, dia berkata dengan suaranya yang serak: “Aku ingin minum air.”

Shawn Mu segera berdiri dan menuangkan air untuknya. Suara Camile Fang sudah banyak membaik setelah dia minum air.

Shawn Mu meletakkan cangkir tersebut di atas lemari samping tempat tidur dan dengan lembut berkata: “Jangan bergerak, istirahat yang baik.”

Shawn Mu melihat bibir Camile Fang yang masih sangat pucat dan merasa sangat sakit hati.

“Aku belum menyelesaikan konsep desainku......” Kalimat yang diucapnya hampir membuat Shawn Mu merasa kesal.

Sudah seperti ini dan dia masih memikirkan pekerjaannya?

Shawn Mu mengerutkan keningnya dan menjawab: “Jangan gambar lagi, kamu tidak perlu menggambar lagi kelak.”

“Mengapa?” Camile Fang bertanya dan berusaha duduk.

Shawn Mu menekan kembali tubuhnya yang gelisah dan dengan lembut berkata: “Kamu telah hamil.”

Hamil?

Dia telah hamil?

Camile Fang mengaku, dia sangat terkejut saat dia mendengar berita ini. Dia mengingat dengan jelas bahwa mereka selalu menggunakan pengaman setiap kali, bagaimana mungkin bisa hamil?

Shawn Mu melihat keraguannya dan tersenyum dengan licik, lalu dia dengan suara rendah berkata: “Sebulan yang lalu, pada malam itu, kita kehabisan kondom di rumah.”

Camile Fang ingat malam itu mereka memang sudah kehabisan barang itu di rumah. Dia pikir tidak akan ada masalah, tidak disangka dia bisa hamil dalam sekali.

Kelihatannya Shawn Mu sungguh sangat bertenaga.

Kehamilannya berarti dia tidak bisa bekerja dengan keras lagi, dia harus mulai menjaga kehamilannya dengan tenang.

Dia merasa sedikit kesal dan memarahinya: “Semuanya karena kamu!”

Shawn Mu tidak dapat menahan dirinya untuk tertawa di dalam hati, tetapi dia masih menahan tawanya dari wajahnya dan menjawab: “Iya, iya, iya, semuanya karena aku, semuanya adalah salahku. Tetapi, malaikat kecil kita sekarang sudah datang, bukannya kita harus bersiap-siap untuk menyambutnya? Jadi, dengarkan aku dan jangan bekerja lagi.”

Camile Fang menoleh ke samping, dia masih sedikit kesal.

Pintu kamar rumah sakit diketuk dan ternyata orang yang masuk ke dalam adalah Kakek Mu dan Jacky Fang.

Shawn Mu telah memberitahu mereka tadi dan mereka telah datang.

Setelah melihat Camile Fang, Kakek Mu menghampirinya dan berdiri di samping tempat tidur lalu memegang tangan Camile Fang. Dia dengan bersemangat bertanya, “Camile, apakah kamu telah hamil?”

Camile Fang merasa sedikit malu dan mengangguk.

Jacky Fang langsung datang ke arahnya dan menyandarkan kepalanya di lengan Camile Fang. Dia bertanya dengan penuh semangat: “Mami, apakah kamu ingin memberi Jacky Fang adik perempuan?”

Jacky Fang telah lama berharap Camile Fang bisa memberinya seorang adik perempuan, dia melanjutkan: “Mami, banyak temanku di kindergarten yang mempunyai adik perempuan. Adik perempuan mereka sangat imut, Jacky Fang juga mau satu!”

Camile Fang tidak tahu apakah dia harus menangis atau tertawa, adik perempuan tidak bisa bilang mau dan langsung ada.

Kalau kali ini bukan karena Shawn Mu dan bukan karena masalah ini yang sudah terjadi, dia tidak ingin melahirkan anak lagi!

Ketika dia melahirkan Jacky Fang, rasa sakit tersebut hampir membunuhnya. Dia juga telah mengerti kesulitan seorang ibu saat dia membesarkan Jacky Fang dalam beberapa tahun ini.

Camile Fang menarik tangan Jacky Fang dan dengan lembut menjawab: “Jacky Fang yang patuh, mami juga tidak tahu mami akan memberi Jacky Fang seorang adik laki-laki atau adik perempuan.”

Jacky Fang menggaruk-garuk kepalanya. Setelah dia berpikir, dia berkata: “Jika mami memberikan adik laki-laki kepada Jacky Fang, Jacky Fang akan membagikan separuh mainan Jacky Fang kepadanya. Jika mami memberikan adik perempuan kepada Jacky Fang, Jacky Fang akan membagikan semua mainan Jacky Fang kepadanya!”

Perkataan Jacky Fang menghibur Kakek Mu dan Shawn Mu.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu