Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 173 Suruhan

Di dalam kamar kecil itu hanya ada sebuah ranjang yang sangat kecil, bagi anak-anak memang sangat besar, tapi kalau orang dewasa tidur di sana, setengah badannya pasti jatuh ke lantai.

"Hotel macam apa ini, desain kasurnya saja sangat tidak masuk akal!" kata Camile kesal.

"Begini saja, Camile, kau tidur di ranjang, aku tidur di sofa saja." Clinton berkata sambil menunjuk ke arah sofa yang terlihat sangat nyaman itu.

Camile tidak setuju, kali ini ia yang memintanya datang untuk menemaninya, mana mungkin ia menyuruhnya tidur di sofa, oleh karena itu ia berkata dirinya yang akan tidur di sofa, tapi Clinton tidak setuju. Akhirnya kedua orang itu tak ada yang mau mengalah, Camile pun berkata dengan pasrah, "Kalau begitu tidur seranjang saja, aku minta pelayan untuk mengantarkan sebuah selimut lagi."

Gorden di kamar itu menutupi terangnya sinar bulan malam itu, setelah lampu dalam kamar di matikan pun, kamar itu menjadi sangat gelap. Camile bersembuyi dalam selimutnya, mendengar suara nafas Clinton yang ada di sebelahnya, jantungnya berdegup kencang.

Tak tahu mengapa, bersamanya di atas ranjang membuatnya merasa sangat aneh walaupun tak berbuat apa-apa.

Dalam kegelapan, Clinton pun berkata dengan pelan, "Cepat tidur, besok kita harus bangun pagi,"

Kegiatan besok adalah pergi bermain ski di gunung, pasti melelahkan, makanya mereka harus cepat tidur.

Camile tidak tahu, setelah ia tertidur pulas, Clinton membalikkan tubuhnya, lalu mencium pipinya dengan pelan, baru tertidur.

Sebenarnya Camile adalah orang yang sangat tidak peduli pada gaya tidurnya, tapi malam ini, ia sangat menjaga dirinya. Sampai pagi pun, ia masih tetap ada dalam gulungan selimutnya, tak bersentuhan dengan Clinton sedikitpun.

Setelah membangunkan Clinton dan Jacky, mereka pun sikat gigi cuci muka, lalu pergi ke lobby hotel untuk berkumpul dengan rombongan lainnya, Guru Zhang sudah menunggu mereka di sana.

Di rumah sakit, Shawn masih tetap ada di samping ranjang Barbara.

Kata dokter, pembekuan darah di otak Barbara hilangnya cepat, seharusnya ia akan segera terbangun. Saraf-saraf di kakinya juga sudah pulih sempurna, asalkan ia mendengarkan sebuah kabar yang membuatnya senang, kesempatannya untuk bisa berdiri lagi sangat besar.

Sudah lama Nyonya Laura Su tidak datang menjenguknya, ia menyuruh orang untuk menyampaikan pada Shawn, katanya perusahaan mereka akan memindahkan pusatnya ke dalam negeri, oleh karena itu belakangan ini ia sangat sibuk. Ia juga sengaja memperingatkan Shawn untuk menjaga Barbara yang sedang koma itu dengan baik.

Shawn juga sudah melakukannya.

Sejak Barbara koma, ia tak pernah lagi pergi ke perusahaan.

Sekarang, semua urusan perusahaan diselesaikan oleh Branson.

Sebenarnya Tuan Besar Mu tak memperbolehkan Shawn memberikan semua pekerjaannya pada orang lain begitu saja, ia juga membujuknya langsung beberapa kali, tapi Shawn tetap tidak mendengarnya, ia bersikukuh untuk menjaga Barbara di rumah sakit.

Melihat jam tangannya, sudah hampir jam delapan. Seperti biasa, Shawn meninggalkan rumah sakit untuk mandi dan ganti baju, lalu kembali lagi ke rumah sakit untuk menemani Barbara.

Namun kali ini, baru saja meninggalkan rumah sakit, masalah pun datang.

Bodyguardnya menelepon Shawn dengan panik, "CEO Mu, gawat! Tadi ada orang yang masuk ke kamar Nona Barbara!"

Suara gesekan ban dan aspal jalan pun terdengar tajam, Shawn yang tiba-tiba mengerem mobilnya ini hampir saja membuat mobil belakang menabraknya. Baru saja pemilik mobil belakang mengeluarkan kepalanya untuk memaki, namun setelah melihat Aston Martin yang mencolok itu pun, mulutnya kembali terbungkam.

Pemilik mobil itu pun menutup kaca mobilnya, lalu meninggalkan tempat itu.

"Apa kalian ini sampah?" suara Shawn begitu dingin sampai menusuk tulang, membuat bodyguard yang tubuhnya sebesar macan itu pun gemetaran mendengarnya.

Si bodyguard pun menjawab dengan terbata-bata, "CE...... CEO Mu...... Kita sudah menjaga pintunya baik-baik, tak tahu darimana datangnya orang itu...... Tapi sekarang, kami sudah menangkapnya. Nona Barbara tidak terluka, Anda tak usah khawatir......"

Shawn pun melemparkan handphonenya ke jok belakang, lalu segera putar balik menuju rumah sakit.

Para bodyguard itu menunggunya di sebuah sudut di luar rumah sakit sambil menahan seseorang. Begitu Shawn datang, para bodyguard itu memberi hormat padanya lalu berkata, "CEO Mu, ini orangnya."

Shawn memandanginya sekilas, orang itu tampak seperti pria paruh baya yang sangat mesum, matanya mencoba untuk bersembunyi.

Shawn bertanya dengan dingin, "Siapa yang menyuruhmu kemari?"

Tak tahu pria itu takut atau bagaimana, ia segera mengatakan semuanya, "Kuberitahu, kuberitahu, kuberitahu semuanya! Asalkan kalian tidak membunuhku! Seorang wanita bermarga Fang yang menyuruhku! Dia memberiku dua ratus juta, dia menyuruhku untuk membunuh Barbara!"

Wanita bermarga Fang?

Camile Fang?

Sedetik kemudian, Shawn langsung menendang perut pria itu dengan keras, "Kuberi kau satu kesempatan lagi, siapa yang menyuruhmu datang kemari?"

Shawn tahu kalau dia berbohong. Camile Fang yang menyuruhnya datang? Bagaimana mungkin! Kalaupun dia ingin untuk membunuh Barbara, ia juga tidak akan berani melakukannya.

Orang lain tidak tahu, tapi dirinya sangat amat mengenal Camile. Yang paling penting dalam hidup wanita itu, hanya anaknya saja. Bagaimana mungkin ia melakukan hal yang sembarangan seperti ini, membuat dirinya sendiri berada dalam situasi yang berbahaya.

Namun pria itu tetap menjawab, "Camile Fang! Camile Fang yang menyuruhku kemari!"

Shawn menendangnya lagi di tempat yang sama, namun kali ini, pria itu memuntahkan darah dari mulutnya.

"Aku sudah memberimu kesempatan." wajah Shawn terlihat sangat menyeramkan, ia memberi sebuah kode pada bodyguardnya untuk menyekap pria itu.

Ia juga tidak terburu-buru, dengan menyekap pria itu, lalu menyiksanya perlahan-lahan, ia pasti akan membuka mulutnya.

Siapa tahun, sebelum pria itu dibawa oleh para bodyguard, ia mengigit sesuatu yang ada di dalam mulutnya.

Tak lama kemudian, pria itu pun memuntahkan busa putih, dan mati di sana.

Para bodyguard memeriksa tubuhnya, lalu berkata, "CEO Mu, di dalam mulutnya ada racun, ia mengigitnya untuk bunuh diri!"

Wajah Shawn tak berubah.

Sepertinya orang yang menyuruh orang ini kemari bukan orang biasa. Dan ia mengatakan kalau orang yang menyuruhnya adalah Camile Fang, apa pelaku sebenarnya ingin memfitnah Camile?

Kalau benar begitu, dia mungkin sedang ada dalam bahaya sekarang!

"Jaga Barbara dengan baik, kalau sampai terjadi sesuatu lagi, aku akan memecat kalian semua!"

Setelah mengatakan itu, Shawn pun langsung berlari ke dalam mobil, ia membawa mobilnya itu dengan sangat cepat, dan tak lama kemudian, ia pun sampai ke rumah Camile.

Dilihat dari bawah, rumahnya terlihat sangat gelap.

Apa Camile dan Jacky sudah tidur?

Setelah keluar dari lift, Shawn langsung berjalan ke pintu rumah mereka, lalu menekan belnya dengan sekuat tenaga.

Kalau memang benar ada orang yang berniat jahat pada Camile, dia mungkin sudah terlambat!

Tak ada orang yang menjawab dari dalam rumah, Shawn pun mulai menggedor pintu rumah Camile dengan keras. Beberapa saat kemudian, ia baru sadar kalau di rumah Camile tak ada orang.

Mereka pergi ke mana?

Setengah jam kemudian, Jim meneleponnya, "CEO Mu, aku sudah menyelidikinya, Nona Fang sekarang sangat aman, ia sedang menemani anaknya liburan di Swiss."

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu