Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 104 Tidak Ada Asap Kalau Tidak Ada Api

Polisi buru-buru menopangnya berdiri, lalu membujuk: "Kamu jangan seperti ini, bagaimana kalau kamu coba pergi mencari lagi? Kamu tinggalkan kontakmu disini, kalau nanti ada kabar terbaru kami akan langsung mengabarimu."

Setelah mengucapkan kalimat ini, polisi berbalik badan dan berjalan pergi.

Camile Fang memberikan kontaknya kepada polisi, lalu keluar dari kantor polisi dengan wajah frustrasi.

Ia merasa sekujur tubuhnya tidak bertenaga. Kakinya sendiri langsung lemas ketika ia baru sampai pintu keluar. Ia memutuskan untuk duduk terlebih dahulu di tangga pintu masuk kantor polisi.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Camile Fang termenung beberapa detik, lalu mengeluarkan ponsel itu dari kantongnya.

"Halo?" Camile Fang menyapa, suaranya serak dan lemas.

Panggilan telepon itu hening dua detik, lalu terdengarlah suara yang sangat familiar: "Ini aku."

Mendengar suara Shawn Mu, Camile Fang merasa seperti menemukan bahu yang bisa jadi berkata sambil tersedu-sedu: "Shawn Mu, Jacky Fang hilang, hu hu hu......"

Shawn Mu terkejut. Hatinya pilu mendengar tangis Camile Fang, tetapi ia berusaha sekuat tenaga untuk menjawab dengan tenang: "Jangan menangis lagi, ia ada di sini."

Mendengar kata-kata ini, Camile Fang merasa seperti terselamatkan dari neraka. Ia bangkit berdiri, lalu dengan emosional bertanya: "Apa kamu bilang? Jacky Fang ada di samping kamu?!"

Shawn Mu mendesau pelan, lalu menjawab: "Terlalu panjang untuk dijelaskan, kamu langsung saja datang ke sini."

Camile Fang mengiyakan. Ia langsung mematikan telepon dan buru-buru bergegas ke rumah Shawn Mu.

Sesampainya di gerbang rumah Shawn Mu, Camile Fang langsung memanggil-manggil Jacky Fang dengan panik. Ia bergegas masuk ke dalam rumah dengan langkah cepat.

Ketika membuka pintu, ia langsung disuguhkan pemandangan Jacky Fang yang sedang duduk di samping Kakek Mu. Satu manula dan satu anak kecil, mereka asyik berbicara sambil sesekali diselingi tawa.

Kecemasan yang dari tadi merundungi hati Camile Fang langsung mereda. Karena dari tadi sangat panik, ketika kecemasan itu mereda, tubuhnya seolah seperti langsung kehilangan tenaga. Postur berdirinya tidak seimbang, ia tampak hampir jatuh.

Dari belakang tubuhnya tiba-tiba muncul sepasang tangan. Kedua tangan itu langsung menopang tubuh Camile Fang.

Camile Fang menatapnya. Melihat mata si pemilik tangan tersebut, ia menjawab seperti orang yang sedang mengigau: "Shawn Mu......"

Shawn Mu langsung membantunya duduk di sofa. Tubuh Camile Fang sangat lemah, ia hanya bisa menggantungkan dirinya pada topangan pria itu.

Melihat Camile Fang lemas seperti itu, Kakek Mu langsung menyapa dengan iba: "Hei, kamu sakit lagi?"

Camile Fang mengumpulkan kesadarannya, lalu mengangguk pada Kakek Mu: "Lagi-lagi aku merepotkanmu."

Kakek Mu tersenyum simpatik: "Kamu tidak perlu sungkan lah dengan aku!"

Kakek Mu kemudian menatap Jacky Fang yang dari tadi menundukkan kepala dan diam saja: "Lebih baik kamu cepat-cepat ke Mommy tuh."

Jacky Fang sekilas mencuri pandangan pada Mommy-nya, lalu perlahan berjalan mendekati wanita tersebut. Ia dengan penuh penyesalan berkata: "Mommy, maaf, aku sudah membuat Mommy khawatir."

Bibir Jacky Fang langsung cemberut, air mata mengalir membasahi kedua pipinya.

Melihat anaknya yang baik-baik saja tanpa kekurangan sesuatu apa pun, Camile Fang, yang awalnya ingin menyalahkan anaknya, tidak berani mengucapkan apa-apa.

Ia dengan lembut mengangkat wajah Jacky Fang, mengelap air matanya, lalu memeluknya erat-erat.

Sambil tetap menangis, Camile Fang berkata: "Jacky Fang, lain kali jangan seperti ini lagi oke? Selamanya tidak boleh meninggalkan Mommy lagi oke?"

Jacky Fang bersandar di bahu Camile Fang. Ia mengangguk mengiyakan.

Pemandangan yang ada di hadapannya tanpa terasa membuat mata Kakek Mu memerah.

Setelah tangisnya reda, Jacky Fang, yang sudah kelelahan seharian, akhirnya terlelap.

Camile Fang kini punya kesempatan untuk bertanya pada Kakek Mu: "Jacky Fang bagaimana bisa ada di sini?"

Kakek Mu menunjuk Shawn Mu sambil berkata: "Pertanyaan ini harusnya kamu tanyakan ke dia. Dia lah orang yang membawa Jacky Fang kemari. Hari sudah malam, aku sudah harus tidur, kalian lanjut lah mengobrol!"

Kakek Mu memanggil pembantunya untuk membantunya berjalan ke kamar tidur.

Camile Fang menatap Shawn Mu.

Shawn Mu membalas tatapan wanita itu dan berkata: "Jalan, kita berbicara di luar."

Keduanya tiba di pekarangan vila.

Shawn Mu menceritakan pada Camile Fang bagaimana ia bisa bertemu Jacky Fang hari ini. Cerita pria itu membuat tubuh Camile Fang bergetar ketakutan. Untung saja ia segera tahu putranya baik-baik saja, kalau tidak ia pasti akan terus khawatir.

Angin malam agak dingin. Tadinya Camile Fang tidak begitu merasakan dingin saking paniknya, tetapi kini ia sudah tenang dan rasa dingin mulai menyerang tubuhnya. Ia tanpa sadar memeluk lengan.

Dari sudut matanya Shawn Mu sekilas melihat gestur Camile Fang. Ia langsung melepaskan jaketnya dan memasangkannya ke tubuh wanita itu.

Camile Fang mendongakkan kepala menatap Shawn Mu. Tatapan keduanya bertemu.

Camile Fang mengalihkan pandangannya dengan canggung: "Terima kasih."

"Terima kasih atas apa?" tanya Shawn Mu datar.

Camile Fang dengan setengah termenung menjawab: "Terima kasih atas jaketmu, dan terima kasih karena hari ini sudah merawat Jacky Fang."

Shawn Mu terkekeh: "Kamu seharusnya berterima kasih pada aku karena aku hari ini kebetulan bertemu Jacky Fang. Kalau itu tidak terjadi, bocah itu pasti sekarang masih menggelandang entah ke mana!"

Camile Fang mendengar ketidakpuasan dalam nada bicara Shawn Mu. Ia bertanya risih: "Apa maksud kata-katamu ini?"

"Ya maksudnya sesuai dengan apa yang aku katakan tadi." Shawn Mu kembali bersikap dingin seperti biasa, "Kamu sebagai ibu Jacky Fang tidak menjalankan tugasmu dengan baik sampai dia hilang. Apakah kamu tidak seharusnya menyalahkan diri sendiri?"

Camile Fang tersinggung. Ia menatap Shawn Mu lekat-lekat sambil menjawab: "Iya, aku memang salah, aku sudah sangat merasa bersalah dari tadi sampai nyaris mati. Tapi, kata-katamu barusan, kamu punya hak apa menyalahkan aku, kamu pikir kamu siapa aku?"

Camile Fang mengatakan kalimat tadi sambil marah. Shawn Mu mendeham dingin lalu berkata: "Aku tidak punya hak? Oh, pasti yang punya hak hanya Clinton Song!"

Wanita itu mengernyitkan alis. Ia dengan bingung merespon: "Omong kosong apa ini!"

"Humph." Hembusan nafas Shawn Mu terdengar seperti sarkas. Pria itu melanjutkan kalimatnya: “Aku selalu hanya percaya apa yang mata aku lihat. Tidak peduli seberapa ekstremnya majalah gosip berkisah, aku tetap selalu lebih percaya dengan apa yang aku lihat sendiri.”

"Majalah gosip apa? Kamu memangnya melihat sendiri apa sih?”

Shawn Mu mengira Camile Fang sengaja berpura-pura tidak paham. Pertanyaan wanita ini barusan ia anggap sebagai provokasi.

Ia memegang pergelangan tangan Camile Fang dengan kasar, lalu menariknya masuk ke dalam kamar.

"Shawn Mu kamu kemasukan apa sih! Lepaskan aku!"

Shawn Mu langsung mendudukkannya kencang-kencang di atas ranjang.

Camile Fang mengelus-elus pergelangan tangannya dengan kesakitan. Pandangannya tidak lepas dari Shawn Mu, yang sedang membelakangi dirinya mencari sesuatu di lacinya.

Beberapa saat kemudian, Shawn Mu langsung melempar sebuah majalah ke lantai di hadapan Camile Fang.

"Silahkan lihat sendiri."

Camile Fang tidak paham apa yang terjadi. Ia menunduk mengambil majalah itu, lalu membalik halamannya satu per satu.

Gerakan tangannya tiba-tiba terhenti di satu halaman.

Matanya membelalak, ia sungguh tidak percaya dengan apa yang ia lihat di majalah edisi lalu itu.

Melihat ekspresi kaget Camile Fang, Shawn Mu bertanya satir: "Bagaimana? Kamu kaget melihat identitas aslimu yang suka selingkuh terbongkar?"

Camile Fang tidak memedulikan ejekan itu, ia terus menatap foto sambil bertanya bingung: "Foto ini dari mana?"

Shawn Mu menatapnya lekat-lekat: "Paparazi memang selalu ada di mana-mana, tetapi tetap saja tidak ada asap kalau tidak ada api. Kamu-nya sendiri saja tidak waspada, jadi kalau difoto orang lain ya tidak aneh dong?"

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu