Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 106 Pindah ke Rumah Barbara An

Shawn Mu tidak mau bertemu dengannya, jadi mumpung pria itu sekarang belum tiba, ia harus buru-buru pergi!

Setelah membulatkan niat untuk pergi, Camile Fang merapikan beberapa draf yang harus ia perbaiki, mengambil tasnya, lalu berjalan keluar meninggalkan ruang kerja.

Camile Fang sudah menunggu lama di tempat lift, namun lift tidak kunjung datang.

Camile Fang dalam hati berbisik: Lift sialan, biasa tidak perlu menunggu selama ini, benar-benar semakin ingin cepat pergi semakin lama muncul liftnya!

Tepat ketika ia memikirkan ini, ia tiba-tiba mendengar suara “ting”. Lift akhirnya muncul.

Pintu lift perlahan terbuka. Ketika bersiap buru-buru masuk, Camile Fang tidak menyangka di dalam lift ada Shawn Mu!

Sungguh apa yang ditakutkan benar-benar selalu muncul!

Shawn Mu menatap Camile Fang yang tercengang di depan pintu lift. Ia tidak menghiraukan wanita itu, kaki panjangnya ia langkahkan keluar lift. Ia melewati Camile Fang seperti orang yang tidak saling kenal.

Beberapa helai rambut Camile Fang tertiup oleh angin yang dihasilkan dari gerakan tubuh Shawn Mu. Ia menunduk lalu masuk lift.

Barbara An tengah menunggu orang di ruang kerjanya. Ketika Shawn Mu membuka pintu dan masuk, ia langsung tersenyum ramah: “CEO Mu hari ini bagaimana bisa begitu luang dan sempat datang ke sini?”

Shawn Mu duduk di hadapannya, lalu berkata datar: “Aku barusan melihat Camile Fang”.

Barbara An termenung, ia kemudian tertawa: “Itu wajar, ia kan memang bekerja di sini jadi kalau kamu melihatnya itu bukan sesuatu yang aneh.”

“Tetapi aku tidak mau melihatnya bekerja di sini,” ujar Shawn Mu sembari mengerutkan kening.

“Kamu sedang meminta aku untuk menyuruhnya keluar?” jawab Barbara An bingung.

“Ya.” jawab Shawn Mu yakin.

“Oh.” Senyum di wajah Barbara An mulai sedikit tidak natural, ia kemudian berkata: “Kamu benar-benar aneh!”

Kini giliran Shawn Mu yang bingung, ia bertanya: “Ada apa?”

Barbara An sambil mempertahankan senyumnya yang tidak natural menjawab: “Beberapa hari lalu Camile Fang menyerahkan surat pengunduran diri, kemudian hari ini kamu meminta aku untuk menyuruhnya keluar. Kalian berdua seolah sudah berdiskusi.”

Wajah Shawn Mu terlihat tidak senang. Ia hening sejenak, lalu berkata: “Ia sendiri sudah bilang ingin pergi, jadi tolong biarkan dia pergi.”

Barbara An melihat Shawn Mu dengan tatapan menyelidik. Sudut bibirnya terangkat, ia berkata: “Ia sendiri ingin pergi, kamu juga ingin ia pergi. Aku jelas tidak bisa bersikeras mempertahankan dia, tetapi acara rilis desain pakaian baru musim ini akan segera tiba. Kalau aku mengerjakannya sendiri akan sangat berat, biarkan dia membantu aku menyelesaikan desain terlebih dahulu baru ia boleh pergi.”

“Kamu memang tidak bisa mencari orang lain?” tanya Shawn Mu tidak puas.

Barbara An menjawab lembut: “Berpikirlah yang jauh ke depan. Di seluruh perusahaan kita, orang yang memiliki kemampuan untuk mengemban tugas seberat ini hanya aku dan dia, dan kalau boleh jujur, khusus dalam aspek kemampuan, ia setingkat di atas aku. Kamu jangan lupa, pada Pertandingan Venaca lalu, aku hanya juara dua dan ia lah yang juara satu.”

Barbara An memiliki maksud tertentu ketika mengucapkan ini. Ia sedang memberi kode pada Shawn Mu tentang aspek lain.

—— Di hati Shawn Mu, sebenarnya siapa yang juara satu dan siapa yang juara dua.

Shawn Mu tidak menangkap maksud terselubung Barbara An. Ia tersenyum dingin, lalu dengan kesal berkata: “Peduli apa juara satu dan juara dua, pokoknya dalam hatiku Barbara An lah yang juara satu!”

Barbara An mengira Shawn Mu menangkap maksud kata-katanya, yakni berbicara tentang peringkat dalam aspek cinta. Hatinya berbunga-bunga.

Ia membujuk: “Kamu tenang saja, setelah pekerjaan ini dan acara rilis desain pakaian baru berakhir, aku akan mensahkan pengunduran dirinya. Tetapi, untuk saat ini, demi kemajuan perusahaan, kita biarkan dia tetap tinggal ya.”

Shawn Mu berusaha menenangkan perasaannya sendiri. Setelah ia tenang, ia baru sadar dirinya terlalu impulsif.

—— Masa iya hanya karena urusan cinta ia tidak memedulikan acara rilis desain pakaian baru yang sepenting ini!

Ia membuang nafas panjang. Ia setuju dengan keputusan Barbara An, karena terlepas dari konflik pribadi, kalau berbicara secara objektif maka ia harus mengakui Camile Fang adalah perancang pakaian terbaik musim baru ini.

Barbara An tahu Shawn Mu sedang memikirkan apa. Ia bertanya pelan: “Shawn Mu, kamu datang ke sini hanya untuk urusan Camile Fang?”

Konsentrasi Shawn Mu terpecah. Ia menatap Barbara An.

Di mata Barbara An, pria itu seperti tengah menatap sesuatu yang membahagiakan.

Sudut bibir Shawn Mu terangkat, ia berkata lembut: “Tidak, aku datang untuk melihat kamu.”

Barbara An tersenyum sambil berusaha menyembunyikan kebahagiaannya: “Memang apa yang bagus dilihat dari aku?”

Shawn Mu ikut tersenyum: “Ingin melihat kamu sebagai kepala departemen tahu, memangnya kamu memikirkan apa sih!”

“Jadi setelah kamu melihat aku ini kamu berpikir bagaimana?” tanya Barbara An nakal.

“Cukup oke, cukup cocok!” Shawn Mu melanjutkan kalimatnya, “Aku dengar dari Branson Liang katanya kamu sekarang sangat dicintai orang-orang. Aku sungguh tidak menyangka kamu bukan hanya berbakat di bidang desain, tetapi juga di bidang manajemen.”

“Pujian CEO Mu sungguh berlebihan! Aku tidak sebaik yang kamu katakan!” Senyum Barbara An semakin menjadi-jadi.

Barbara An teringat sesuatu, ia berkata: “Shawn Mu, ada urusan yang ingin aku diskusikan denganmu.”

“Urusan apa?” tanya Shawn Mu sambil mengelus-elus dagu.

Barbara An tidak langsung menjawab, ia terlihat agak ragu.

Shawn Mu menyadari keanehan dalam sikap Barbara An: “Katakan saja, kalau ada apa-apa kamu boleh langsung bicara ke aku.”

Barbara An berbatuk kecil, lalu tersenyum: “Ketika kamu datang aku sebenarnya ingin mengatakannya padamu, tetapi kamu sekali masuk langsung bilang ingin aku membiarkan Camile Fang keluar. Aku jadi tidak tahu bagaimana harus mengatakannya.”

“Camile Fang? Mengapa lagi-lagi dia?” Wajah Shawn Mu terlihat tidak sabaran. Camile Fang terlihat seperti orang yang ia benci setengah mati.

Barbara An berbicara pelan: “Aku tahu kamu tidak ingin membicarakan dia, tetapi beberapa hari ini ia sepanjang hari mengurus rancangan untuk acara rilis desain pakaian terbaru tanpa istirahat. Selain urusan pekerjaan, ia sendiri masih harus mengurus Jacky Fang. Seluruh energinya nampaknya sudah mau habis. Aku khawatir nanti ketika acara rilis desain pakaian tiba ia malah sakit.”

Shawn Mu refleks mengernyitkan alis, ia terlihat agak iba mendengar cerita itu. Tetapi keibaan itu hanya muncul sesaat, sikap dinginnya langsung kembali. Ia menjawab: “Kondisi tubuhnya apa hubungannya dengan aku?”

Barbara An dari awal sudah menebak Shawn Mu tidak akan begitu simpatik merespon hal ini. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi sejak Shawn Mu lari dari pernikahan waktu itu, sikap pria itu terhadap Camile Fang sangat buruk, bahkan bisa dikatakan membenci.

Barbara An berbicara panjang lebar: “Maksud aku, aku ingin menyuruhnya tinggal di vila aku untuk sementara waktu. Di vila aku ada asisten rumah tangga yang bisa membantu dia mengurus Jacky Fang. Ini akan membantunya untuk benar-benar mendedikasikan semua tenaganya ke dalam urusan pekerjaan dan akhirnya bisa menyelesaikan tugas secepat mungkin. Semakin cepat selesai tugasnya, kamu juga akan semakin cepat melihat dirinya pergi. Aku rasa ini skenario yang paling ideal.”

Skenario ini, baik secara perasaan maupun logika, sangat baik. Shawn Mu tidak mendebat apa pun, ia dengan agak tidak sabaran mengangguk: “Kamu atur saja enaknya bagaimana.”

Mendapat persetujuan Shawn Mu, Barbara An menghembuskan nafas lega.

Camile Fang baru pulang dari kantor ke rumah. Ketika ia tengah melanjutkan gambar rancangannya, ponselnya tiba-tiba berdering. Itu telepon dari Barbara An.

“Apa?! Kamu ingin aku tinggal di rumahmu?!” Camile Fang sangat terkejut, ia ragu apakah ia salah mendengar kata-kata Barbara An barusan.

Barbara An meyakinkan Camile Fang bahwa apa yang ia dengar barusan tidak salah. Ia tertawa: “Kamu tidak perlu terlalu kaget seperti ini, aku melakukan ini semata-mata agar kamu bisa mendedikasikan seluruh tenagamu untuk acara rilis desain pakaian terbaru.”

Camile Fang dengan bingung bertanya: “Aku selama ini sudah begitu bekerja keras, sepertinya tidak perlu secara khusus pindah ke vilamu?”

“Ajakan ini tepat karena aku tahu kamu kerja begitu keras. Aku takut kamu akelelahan kalau mengurusi pekerjaan dan anak secara bersamaan. Pindah ke vila aku akan menjadi pilihan terbaik buat kamu. Kamu tidak perlu selalu berpikir untuk buru-buru pulang dari kantor, dan kamu juga akan punya lebih banyak waktu untuk menyelesaikan rancangan secepat mungkin.” Barbara An mengatakan argumen-argumen yang tidak bisa dibantah Camile Fang.

Setelah berpikir panjang, Camile Fang akhirnya mengiyakan ajakan ini.

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu