Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 107 Pakaian Renang Seksi

Keesokan harinya, Barbara An pagi-pagi sekali langsung menyuruh pengawal pribadinya pergi menjemput Camile Fang dan Jacky Fang.

Ini akhir pekan, taman bermain libur. Mendengar bahwa mereka akan pindah ke vila untuk beberapa waktu ke depan, Jacky Fang melompat-lompat riang di samping Camile Fang.

Mereka akhirnya tiba di tujuan. Asisten rumah tangga, yang bertugas menjemput mereka, langsung membantu Camile Fang membawa kopernya. Camile Fang menggandeng Jacky Fang berjalan masuk.

Ketika baru turun dari mobil, Jacky Fang kehilangan keriangannya. Wajahnya tidak senang, ia diam seribu kata.

Camile Fang bertanya bingung: "Kamu kenapa, Nak? Kenapa tiba-tiba tidak senang begini?"

Jacky Fang cemberut. Ia berkata dengan suara pelan: "Mommy bilang ingin bawa aku tinggal di vila. Aku kira kita akan tinggal di vila Paman Mu, ternyata tidak."

Ingatan Jacky Fang tentang Shawn Mu tidak pernah pudar. Ini membuat Camile Fang tidak senang.

-- Pengaruh jahat pria ini sungguh kuat. Meski ia tidak ada di Jacky Wu, namun ia terus ada di hati dan pikiran anak ini.

Camile Fang tidak tahu harus menjawab apa. Ia mencoba menghibur: "Jacky Fang yang penurut, meskipun bukan vila Paman Mu, tapi vila ini juga punya banyak mainan dan makanan enak kok!"

Mendengar kata "makanan enak", insting hobi makan Jacky Fang langsung terbangun. Ia langsung tersenyum senang.

Ibu dan anak ini masuk ke dalam bangunan vila.

Barbara An sedang minum teh di ruang tamu. Di sebelahnya berdiri seorang asisten rumah tangga berusia paruh baya yang terlihat seperti sedang menunggu seseorang.

Melihat kedatangan mereka berdua, Barbara An tersenyum dan mengangguk ramah.

Setelah keduanya berjalan mendekat, Barbara An bertanya ramah pada Jacky Fang: "Hei, kamu masih ingat aku tidak?"

Jacky Fang mengangguk, ia menatap Barbara An dengan kedua mata besarnya: "Ingat, kamu adalah tante yang waktu malam itu makan bersama Paman Mu!"

Air muka Camile Fang seketika langsung kurang nyaman.

Seolah tidak terjadi apa-apa, Barbara An mengelus-elus kepala Jacky Fang: "Benar, kamu sungguh pintar, kedepannya kamu bisa panggil aku Tante An."

Jacky Fang mengangguk mengiyakan, ia dengan manis memanggil: "Tante Barbara."

Barbara An tersenyum mendengar panggilan itu. Ia berkata: "Jacky Fang sangat penurut ya. Tante Barbara sudah menyiapkan banyak sekali makanan dan mainan untukmu. Kamu sekarang main dengan asisten rumah tangga, oke?"

"Baik!" Jacky Fang mengangguk sekali lagi.

Barbara An memberi kode pada asisten rumah tangga yang sudah dari tadi berdiri di sampingnya.

Asisten rumah tangga mengangguk paham. Ia langsung membawa Jacky Fang pergi.

Melihat pemandangan perginya asisten rumah tangga dan Jacky Fang, Camile Fang bertanya dengan agak gelisah: “Kamu membayar asisten rumah tangga khusus untuk Jacky Fang?”

Barbara An meneguk tehnya, lalu menggangguk pelan: “Benar, vila ini punya banyak asisten rumah tangga, tetapi mereka hanya handal mengurus orang cacat seperti aku. Mereka tidak punya pengalaman mengurus anak kecil, jadi ya aku tidak tenang kalau menyuruh mereka merawat Jacky Fang. Dengan menyewa pembantu rumah tangga yang terlatih mengasuh anak, aku dan kamu dua-duanya akan tenang.”

Mendengar perkataan Barbara An, Camile Fang agak tidak enak hati: “Kamu terlalu merepotkan diri sendiri, terima kasih ya.”

Barbara An tersenyum sumringah: “Kalau mau berterima kasih pada aku ya bekerja sebaik-baiknya!”

Camile Fang tersipu malu: “Iya iya!”

Tanpa beban mengasuh anak, Camile Fang kini memiliki waktu dan tenaga yang lebih banyak. Kemajuan pekerjaannya kini jauh lebih cepat dari sebelumnya.

Barbara An mempersilahkan Camile Fang bekerja di vila setiap hari, ia tidak perlu membuang-buang waktu untuk absen di kantor.

Camile Fang juga senang dengan keputusan ini, ia tidak perlu mendengar gosip-gosip teman sekantornya setiap hari lagi.

Satu-satunya hal yang membuat Camile Fang tidak nyaman adalah Shawn Mu terkadang mengantar Barbara An pulang atau pun menjemput wanita itu untuk makan malam.

Meski setiap kali pria itu hanya menunggu di dalam mobil dan tidak masuk ke vila, tetapi Camile Fang selalu bisa melihat pria itu dari kaca ruang kerjanya.

Ia sudah berulang kali mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak perlu memedulikan Shawn Mu, tetapi setiap kali melihat keduanya sangat akrab, hatinya selalu agak sulit menerima.

Hari ini, setelah mengantar Barbara An, Shawn Mu langsung pergi.

Melihat Barbara An masuk, Camile Fang menyapa: “Eh sudah pulang.” Nada bicara dan ekspresinya agak sedih.

Barbara An melihat keanehan dalam diri Camile Fang, lantas bertanya: “Ada apa? Raut wajahmu kurang begitu baik, tidak ada apa-apa kan?”

Camile Fang berusaha keras tersenyum: “Tidak apa-apa. Aku tadi melihat CEO Mu mengantarmu pulang, tetapi ia tidak masuk, jangan-jangan karena ada aku di sini?”

Barbara An tersenyum canggung: “Ah tidak kok. Ia tidak masuk karena masih ada urusan yang harus dibereskan. Kamu jangan berpikir terlalu jauh.”

Camile Fang dapat mendengar kebohongan dalam jawaban ini.

Ia berpura-pura tidak peduli: “Oh ternyata begitu, berarti memang aku berpikir terlalu jauh.”

Camile Fang dalam hati bertekad untuk cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan agar tidak perlu berjumpa Shawn Mu lagi.

Setelah berhari-hari tidak tidur dan tidak istirahat, draf rancangan Camile Fang akhirnya sudah separuh lebih.

Camile Fang membolak-balik hasil kerjanya dengan puas. Ia menyemangati dirinya sendiri: Kalau bekerja dengan kecepatan ini terus, aku pasti akan bisa menyelesaikan pekerjaan lebih awal!

Ia membuang nafas lega. Ia sudah bekerja keras begitu lama, hari ini ia ingin rileks dan bersenang-senang dulu.

Saat ini tepat jam berangkat kerja. Barbara An akan pergi ke kantor, sementara Jacky Fang juga akan diantar ke taman bermain oleh asisten rumah tangga.

Setelah meminta izin pada Barbara An, Camile Fang memberi cuti satu hari pada semua asisten rumah tangga dan pengawal pribadi. Ia merasa kesendirian akan membuatnya lebih rileks.

Ia mematikan komputer dan merapikan draf rancangan, lalu berpikir keras apa kegiatan relaksasi yang asyik dilakukan?

Oh ya, berolahraga!

Biasanya ia duduk di kursi terlalu lama, badannya sangat tidak enak. Kini waktunya ia berolahraga.

Ia mencari video yoga di internet. Ia melakukan beberapa gerakan di halaman vila, lalu kembali masuk. Ia pergi ke ruang olahraga pribadi yang belum pernah dimasukinya.

Ketika membuka pintu ruang olahraga itu, Camile Fang terkejut hingga mulutnya menganga.

Ini sama sekali bukan ruang olahraga biasa, ini adalah gymnasium profesional!

Di dalamnya ada treadmill, sepeda statis, dan papan push-up. Semuanya lengkap.

Camile Fang berteriak keras seperti baru saja menemukan harta karun. Ia tiba-tiba sadar teriakannya bisa terdengar oleh orang lain yang ada di dalam vila, jadi ia langsung menutup mulutnya.

Entah tiba-tiba terpikir apa, ia berbicara sendiri: “Eh hari ini vila tidak ada siapa-siapa, akulah penghuni satu-satunya!”

Ia tertawa senang, lalu dengan riang menaiki treadmill.

Setelah berolahraga satu jam lebih, sekujur tubuh Camile Fang keringatan. Nafasnya terengah-engah.

Ia meminum satu botol air, lalu meledek dirinya sendiri: “Sudah lama tidak berolahraga, tubuh aku sudah tidak kuat.”

Olahraga berakhir dan Camile Fang pergi mandi. Ketika sedang mengelap rambut, ia dari jendela sekilas melihat di pekarangan lantai bawah ada sebuah kolam renang kecil.

Matanya langsung berbinar-binar, ia menggerutu: “Ah, aku bagaimana bisa tidak pernah melihat kolam renang ini dari dulu?”

Ia lagi-lagi berbicara sendiri: “Aku benar-benar terlalu sibuk. Sejak awal datang ke sini aku mengerahkan seluruh jiwa dan raga aku untuk bekerja sampai tidak punya waktu berkeliling vila, jadi ya jelas aku tidak tahu ada kolam renang di sini!”

Ia menggigit bibir, tersenyum licik, lalu mengeluarkan sebuah pakaian renang dari kopernya.

Pakaian renang ini bukan ia beli untuk dirinya sendiri, melainkan sebuah sampel produk yang dulu ia desain berdasarkan permintaan klien. Karena modelnya sangat seksi dan terbuka, ia tidak pernah memakainya.

Ia kali ini membawanya karena berpikir pakaian itu bisa saja dibutuhkan sebagai referensi ketika ia membuat draft rancangan.

Tetapi hari ini tidak ada orang di vila selain dirinya sendiri. Kalau ia memakai pakaian renang ini tidak akan ada orang yang melihatnya, apalagi kebetulan ia tidak bawa pakaian renang lain.

Camile Fang agak ragu sebentar, lalu pada akhirnya memutuskan memakai pakaian renang ini.

Setelah memakainya, ketika melihat dirinya sendiri dalam cermin wajahnya langsung memerah.

Pakaian renang ini berwarna putih susu. Tali bahunya berada di leher, terus memanjang hingga bagian dada, dan hanya menutupi dua titik payudara. Model pakaian ini menyerupai gaun pesta berbentuk V tajam. Tetapi desain V ini hanya sampai ke bagian pusar. Bagian bawahnya tersambung dengan celana dalam mini. Seluruh bagian punggung pemakai terlihat jelas. Pakaian ini luar biasa seksi.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu