Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 171 Berita Baik

Edward juga tak tahu mengapa ia menanyakan pertanyaan yang aneh seperti itu.

Ia hanya merasa ibu dan anak ini memiliki kekuatan yang sungguh ajaib dari lahir, membuat orang lain seperti sangat ingin mendekati mereka, menjaga mereka.

Kalau kakak tak bisa menjaga mereka dengan baik, apa dia bisa menggantikan kakak dan masuk ke dalam kehidupan ibu dan anak ini?

Edward sendiri pun dikejutkan oleh pemikiriannya itu.

Jacky tampak sedih, "Jacky ingin ayah, tapi Paman Mu sudah tak mau mommy lagi, juga tak mau Jacky lagi."

Pengurus rumah pun naik ke atas dan memanggil Jacky dan Edward untuk turun ke bawah. Sampai jam sembilan malam, Camile dan Jacky makan malam di rumah Keluarga Mu dan pulang setelah itu.

Edward mengantarkan mereka pulang, sampai di depan pintu, ia memberanikan dirinya untuk menggandeng tangan Camile.

Camile sontak menarik tangannya seperti tersengat listrik, lalu berkata dengan kaget, "Edward, apa yang kau lakukan?"

Edward tak menyangka reaksi Camile akan sebesar ini, bukankah hanya menggandeng tangannya saja. Dan tiba-tiba ia merasa sekarang ini adalah kesempatan yang bagus, ia bisa langsung mengutarakan perasaannya, iya sekarang.

"Camile, aku suka padamu. Jadilah pacarku, ya?" Edward mengutarakan rasa sukanya pada Camile dengan langsung.

"Hah?" Camile sangat terkejut, "Jangan bercanda seperti ini. Sudah malam seperti ini, apa kau ingin membuatku jantungan?"

Apa dirinya terlihat seperti bercanda?

Edward tercengang, pernyataan cintanya yang serius itu malah disangka Camile sebagai candaan!

Dia tak bisa tersenyum, dan hanya memandangi Camile dengan serius, "Camile, aku tidak bercanda. Selama ini aku chatting denganmu di internet, aku sudah menyimpan perasaan terhadapmu. Setelah kembali ke sini dan bertemu denganmu, aku sungguh menyukaimu. Camile, jadi pacarku, ya?"

Camile tidak hanya cantik, sifatnya juga periang dan lucu, pesonanya juga sangat memikat, ia adalah pilihan terbaik untuk bisa menjadi pacarnya.

Tak tahu apa yang dipikirkan Shawn sampai dia bisa menolak wanita sesempurna ini.

Camile pun sadar kalau Edward tidak bercanda, namun dia menjadi lebih bingung.

Karena sebenarnya ia tak pernah berpikir ke arah sana dengan Edward. Baik saat dulu mereka chatting di internet, ataupun saat bertemu di dunia nyata, ia tak pernah berpikir untuk pacaran dengan Edward.

Oleh karena itu, pernyataan cinta Edward yang datang tiba-tiba ini sungguh membuatnya tak tahu harus berbuat apa.

Setelah berpikir sesaat, Camile pun berkata, "Hmm...... Maaf ya Edward. Aku sekarang haru menjaga Jacky, aku sungguh lelah setelah pulang kantor dan masih harus menjaganya, aku tak ada waktu untuk pacaran. Jadi kurasa, kita memang tidak cocok."

Edward pun membalas, "Tidak apa-apa, kelak aku bisa membantumu menjaga Jacky, bahkan kau boleh tidak usah bekerja lagi, aku saja yang menghidupimu!"

'Duk!'

Kepalan tangan Camile jatuh ke dada Edward dengan keras, "Edward, apa yang kau katakan? Kita sudah kenal berapa lama, apa kau masih tidak tahu aku ini orang yang seperti apa? Bagaimana mungkin aku bisa hanya mengandalkan pria untuk menjalani kehidupanku?"

Edward pun sadar ia tak seharusnya berbicara seperti itu, "Bukan, Camile, bukan itu maksudku, aku hanya ingin membantumu menjaga Jacky saja, supaya kau tidak begitu lelah."

Jacky yang terus ada di samping mereka pun membuka mulutnya, "Paman Edward, aku dan mommy bisa menjaga diri kami sendiri, tak perlu bantuanmu."

Clinton Song saja tidak begitu disukai oleh Jacky, apalagi Edward. Di hatinya, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Paman Mu.

Camile pun berkata, "Sudah sudah, tak usah dibahas lagi. Pokoknya sekarang aku tidak ingin berpacaran. Kalau kau berkata seperti ini lagi, kita tak usah berteman lagi saja!"

Edward pun mengangguk-anggukkan kepalanya dengan pasrah. Ia tak menyangka dirinya bukan hanya ditolak saja, bahkan diancam. Sampai sekarang ini, ini baru pertama kalinya ia ditolak wanita seperti ini.

"Kuantar kalian pulang, aku berjanji tak akan berkata yang aneh-aneh lagi!" katanya.

Camile menganggukkan kepalanya, hanya menganggapnya seperti anak kecil yang bicara sembarangan.

Di dalam rumah sakit, Shawn masih menunggui Barbara di samping ranjangnya dengan lelah. Barbara masih tak sadarikan diri, mesin-mesin di sebelahnya menunjukkan kalau kondisinya sudah stabil, tapi ia tetap saja belum bangun.

Shawn tidak tahu ia harus berada dalam situasi ini berapa lama lagi. Kata dokter paling cepat dua bulan, tapi ia sudah sangat tidak sabar untuk melihatnya terbangun, lalu mengucapkan kata "maaf" pada Barbara secara langsung.

Laura datang untuk melihat Barbara dua hari sekali.

Shawn ingat dulu Barbara pernah berkata, Laura berencana untuk memindahkan pusat binsin S Corp. ke dalam negeri. Sepertinya, rencana itu akan dimajukan.

Tapi sekarang Shawn sama sekali tidak bisa memikirkan hal-hal tentang perusahaannya, semua pikiran dan hatinya hanya tertuju pada Barbara saja, ia berharap Barbara bisa lekas sadar.

Pintu kamar Barbara pun terbuka, sang dokter masuk, ia membawa buku catatan di tangannya, "CEO Mu, bisa keluar sebentar? Ada yang ingin kuberitahukan tentang kondisi Nona Barbara."

Shawn pun mengikuti dokter dan berjalan ke lorong.

Dokter pun membuka buku catatannya itu, "CEO Mu, aku sudah memberitahumu tempo hari, kondisi Nona Barbara sangat stabil, tapi kalau ingin membuatnya bangun, kita masih harus menunggu beberapa saat lagi, karena memang butuh beberapa saat untuk menunggu pembekuan darah di otaknya benar-benar hilang."

Shawn menganggukkan kepalanya, lalu berjalan ke teras, dan menyalakan sepuntung rokok.

Dokter berjalan ke arahnya, lalu berkata dengan nada yang penuh hormat dari belakang Shawn, "CEO Mu, belakangan ini aku menemukan sebuah kondisi baru. Kaki Nona Barbara, sudah mulai membaik."

Tubuh Shawn pun terasa seperti teralir listrik, ia membalikkan badannya dengan semangat, "Apa yang kau katakan? Katakan lebih detail lagi!"

Dokter itu menganggukkan kepalanya, "CEO Mu, beberapa hari yang lalu saat kami memeriksa Nona Barbara secara menyeluruh, kami menemukan bahwa saraf-saraf di kakinya sudah mulai pulih kembali. Kelumpuhan Nona Barbara adalah kelumpuhan yang disebabkan oleh tekanan mental. Sebagian besar saraf di kakinya sudah mati, ditambah lagi dengan tekanan yang berat, itu yang menyebabkan dirinya tak bisa berdiri lagi."

Shawn bertanya dengan tidak sabar, "Kalau begitu sekarang saraf kakinya sudah hidup kembali, apa dia bisa berdiri setelah dia sadar?"

Dokter menganggukkan kepalanya, lalu menggelengkannya, "Bisa dibilang seperti itu, tapi juga bisa tidak. Saraf di kaki Nona Barbara sudah pulih kembali, itu artinya tubuhnya sedang membaik. Tapi pemulihan di dalam tubuhnya tak berarti ia bisa kembali normal, penyakit utama dalam dirinya itu disebabkan oleh tekanan mental. Kalau setelah dia sadar, CEO Mu bisa memberinya suatu berita baik, atau sesuatu yang bisa membuatnya sangat bahagia, ia pasti akan bisa kembali sehat."

Maksudnya, kelumpuhan Barbara itu disebabkan oleh tekanan mental yang begitu berat, saraf-sarafnya yang mati rasa itu hanyalah alasan lain saja.

Berita baik?

Shawn menyuntingnya sebagai istri, bagi Barbara, apa itu bukanlah sebuah berita baik?

Kalau dia baik kepadanya, mencintainya, menjagainya sehidup semati, seharusnya itu cukup untuk membuatnya merasa bahagia kan?

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu