Dipungut Oleh CEO Arogan - Bab 294 Tante Jahat di Rumah Gelap

Camile Fang paham, meskipun hari ini mereka akan mengumumkan status Jacky Fang dalam acara yang sangat formal, rumor dan gosip tetap tidak akan bisa dihentikan.

Selalu saja ada sekelompok orang yang berniat buruk menjatuhkan orang lain. Mereka tidak senang melihat orang lain punya kehidupan yang lebih bahagia.

Tetapi..... Peduli apa? Asalkan mereka bertiga terus hidup bersama, mereka pasti akan selamanya bahagia.

Pesta malam ini mengundang banyak sekali media dan disiarkan langsung secara nasional. Ini semua Shawn Mu yang atur.

Pada saat yang bersamaan, di vila keluarga Song, Clinton Song duduk diam di hadapan televisi. Melihat layar televisi, ia tersenyum kecut.

Beberapa hari ini ia mendengar rumor-rumor yang mengatakan Jacky Fang adalah anak biologis Shawn Mu. Ia tahu rumor-rumor ini bukan tidak berdasar. Ia sudah sejak lama merasa Shawn Mu dan Jacky Fang terlihat seperti ayah dan anak biologis yang tidak terpisahkan.

Ia akhirnya paham, tidak peduli seberapa keras ia berusaha dan berjuang, Camile Fang dan Jacky Fang tetap tidak akan menjadi miliknya.

Karena langit dari awal sudah menakdirkan Camile Fang dan Shawn Mu mulai saling kenal sejak dini sekali.

Dan keberadaan dirinya hanyalah untuk membantu mereka menjadi semakin dekat dan semakin menyayangi satu sama lain.

Meski begitu, ia tetap berterima kasih pada Camile Fang dan Jacky Fang karena pernah singgah dalam hidupnya dan mendampinginya.

Asalkan mereka bahagia, itu sudah lebih dari cukup.

Di pesta, Camile Fang menggenggam tangan Shawn Mu dan Jacky Fang berjalan di depan. Mereka bertiga perlahan naik ke atas panggung.

Jim Lu ikut naik dan memberikan sebuah berkas pada Shawn Mu.

Shawn Mu menerima berkas itu, lalu menyapa hadirin sambil memegang mikrofon: "Terima kasih banyak pada para hadirin yang hari ini sudah meluangkan waktu untuk menghadiri acara keluarga Mu! Tujuan saya mengadakan pesta malam ini adalah ini."

Ia kemudian mengangkat berkas yang ada di tangannya. Itu bukti donasi dua trilyun rupiah.

Ia kemudian menunjuk-nunjuk Jacky Fang, yanng berdiri di depannya, lalu sambil tersenyum berkata: "Dan yang lebih penting lagi adalah dia!"

Di bawa gemuruh tepuk tangan hadirin, Shawn Mu perlahan tapi pasti mengungkapkan semuanya.

"Enam tahun lalu, saya berkenalan dengan istri saya. Sayangnya waktu itu saya masih terlalu naif dan sering melakukan hal bodoh, jadi saya melewatkan dia."

"Tetapi kemudian takdir membawanya kembali ke sisi saya! Bukan hanya itu, takdir juga memberi saya seorang malaikat kecil yang sangat lucu!"

Suara Shawn Mu yang meninggi berhasil membuat para hadirin semakin terhipnotis. Mereka mulai riuh dan bertepuk tangan tanpa henti.

"Ibunya, yang juga istri saya, menamainya Jacky Fang. Hari ini, saya ingin memberitahu kalian semua bahwa Jacky Fang adalah anak saya dan dalam dirinya mengalir darah keluarga Mu! Jadi, mulai hari ini, ia adalah suksesor resmi kerajaan bisnis keluarga Mu! Kalau ada orang yang berani bicara macam-macam di belakang, saya tidak akan memaafkan orang itu begitu saja!"

Nada bicaranya bertambah serius ketika mengucapkan kalimat terakhir. Ia berhasil membuat takut semua orang, baik hadirin pesta maupun penonton di rumah.

Semua orang paham ia tidak sedang bercanda.

Suasana pesta dalam sekejap berubah menegangkan. Ini baru yang Shawn Mu mau. Pria itu kemudian menarik ekspresi seriusnya dan kembali tersenyum: "Takdir sudah membawa istri saya kembali ke sisi saya, kini istri saya meminta saya juga membagikan kebahagiaan kami pada orang lain."

Ia mengangkat berkas yang ia genggam, lalu dengan lantang mengumumkan: "Dia memutuskan mendonasikan dua trilyun rupiah untuk mendirikan yayasan. Yayasan ini ditujukan untuk membantu orang-orang yang tidak punya rumah. Berkas yang ada di tangan saja adalah bukti donasi kami."

Ketakjuban langsung menghinggapi para hadirin. Tepuk tangan yang sangat meriah kemudian mengikuti.

Camile Fang menatap berdiri menatap para hadirin dengan canggung. Selain ketika ikut kompetisi pakaian, ia sangat jarang menjadi pusat perhatian banyak orang seperti ini.

Tetapi sebelum acara itu Shawn Mu sudah mewanti-wantinya untuk ikut berbicara juga. Ia pun memasang muka tebal: "Itu..... Ehm...... Semoga Anda-Anda semua juga ikut berbuat banyak kebajikan dan membantu orang-orang yang membutuhkan!"

Setelah mengucapkan itu Camile Fang langsung merasa terlihat bodoh.

Shawn Mu menatapnya manja. Tatapan itu seolah berkata: "Hebat, kata-kata spontanmu boleh juga!"

Pidato selesai. Acara berikutnya adalah sesi ramah-tamah dan makan bersama.

Orang yang mengajak Shawn Mu bersulang bir sangat banyak. Ia tidak bisa keluar dari kerumuman orang, sementara Jacky Fang dari tadi mengeluh sudah lapar, jadi Camile Fang memutuskan sendirian membawa anak itu mencari makanan.

Ketika melewati sebuah kue raksasa, Jacky Fang menunjuk-nunjuk kue itu sambil berkata ingin makan kue. Camile Fang tidak tahu harus tertawa atau malu: "Jacky Fang yang penurut, kue ini tidak bisa dimakan."

Kue raksasa semacam ini umumnya diletakkan di pesta sebagai dekorasi. Meski memang benar kue sungguhan, tetapi bila kue itu dipotong barang untuk satu potongan saja keindahannya akan langsung rusak. Lagipula sekarang tidak ada orang yang memotong kue itu, masak iya ia memotongnya sendirian?

Jacky Fang menunduk. Ia dengan patuh berkata tidak ingin kue itu lagi.

Camile Fang mengelus-elus kepala anak itu. Ketika bersiap pergi ke meja makanan lain, ia tiba-tiba dihadang seseorang.

Melihat Barbara An berdiri di hadapannya sambil memegang sebilah pisau, Camile Fang menarik Jacky Fang mundur dengan was-was. Ia kemudian bertanya: "Kamu...... Kamu mau melakukan apa?"

Barbara An tertawa sambil mengangkat pisaunya. Ia kemudian berkata pelan: "Barusan aku dengar Jacky Fang ingin makan kue, jadi mari aku potongkan."

Camile Fang baru sadar Barbara An memegang pisau kue di satu tangannya yang lain. Wanita itu benar-benar ingin memotongkan kue untuk Jacky Fang.

Barbaca An mendekati kue, memotong satu potongan kecil dengan pisau kuenya, lalu memberikanya pada Jacky Fang, "Ini untukmu."

Jacky Fang masih ingat siapa Barbara An. Ia adalah tante jahat yang menjahatinya dan bahkan nyaris membawa pergi Paman Mu. Ia tidak berani mengambil kue ini, bahkan kakinya pun ikut mundur beberapa langkah. Jacky Fang sungguh ketakutan menatap matanya.

Barbara An bertanya sambil tersenyum: "Kok tidak jadi makan?"

Jacky Fang tiba-tiba berteriak: "Aku tidak mau! Aku tidak mau! Kamu tante jahat!"

Camile Fang buru-buru menutup mulu Jacky Fang: "Tidak boleh berkata sembarangan!"

Ia kemudian bergegas mengajak Jacky Fang pergi.

Siapa sangka Jacky Fang bersikeras tidak mau pergi. Anak itu menatap lekat-lekat Barbara An dengan penuh kemarahan. Ia lanjut berteriak: "Mommy, ini tante jahat, dia tante jahat! Aku mau suruh Daddy menangkapnya!"

Jacky Fang kemudian berlari ke Shawn Mu.

Shawn Mu sedari awal sudah kaget dengan kehebohan yang terjadi di sisi sana. Ia keluar dari kerumuman orang-orang yang mengajaknya bersulang lalu berjalan ke arah Camile Fang dan Jacky Fang.

Melihat Jacky Fang menangis, ia langsung menggendong anak itu dan bertanya lembut: "Ada apa?"

"Huhuhu...... Huhu...... Huhuhu......"

Jacky Fang menangis sejadi-jadinya di bahu Shawn Mu. Anak itu tidak menjawab pertanyaannya.

Shawn Mu baru sadar di sebelah Camile Fang ada Barbara An. Ia mengernyitkan alis, lalu bertanya pada Camile Fang: "Ada apa? Mengapa Jacky Fang menangis?"

Camile Fang menjawab cemas: "Aku juga tidak tahu! Barusan dia ketika lihat Barbara An langsung menangis tanpa diapa-apakan!"

Jacky Fang berbicara sambil terisak-isak: "Daddy...... Daddy...... Dia tante jahat, bisakah kamu...... Bisakah kamu menangkapnya? Huhuhu...... Aku sangat takut...... Huhuhu......"

Sekeliling mereka mulai ramai oleh kerumunan orang. Shawn Mu bertanya bingung: "Jacky Fang takut apa? Jangan ketakutan lagi ya, Daddy lindungi kamu kok!"

Jacky Fang masih sangat ketakutan. Ia tetap terisak: "Waktu itu...... Waktu itu ketika aku dan Mommy dikunci di rumah gelap...... Aku lihat...... Aku lihat tante jahat ini dan paman-paman yang mengunci kami membicarakan sesuatu...... Huhuhu......"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu