Cintaku Pada Presdir - Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
Aku tidak menduga dia bisa bertingkah begitu tidak masuk akal, aku segera melindungi perutku dan mundur beberapa langkah, pinggang belakang terbentur meja, agak sakit.
Bibi He dengan gesit menarik pergelangan tangannya, mencegahnya untuk menyerbuku.
Aku menopang pinggang dan berdiri tegak, tersenyum dingin: “kalau kamu masih punya keberanian untuk berperang mati-matian denganku, mendingan kamu naik ke atas, karang alasan yang bagus untuk membohongi dia lagi.”
Dia kembali berakal, memelototi aku dengan ganas, kemudian langsung menaiki tangga.
Aku dengan santai menuang segelas air hangat, minum perlahan-lahan. Bibi He menggesekkan tangannya, menatapku dengan merasa bersalah.
Tidak lama kemudian, dia mengigit bibir bawahnya, “Nona Ning, aku juga terpaksa, karena… …”
Aku meletakkan gelas yang ada di tangan, “tidak perlu menjelaskan apa-apa ke aku.”
Kalau sudah membantu Song Jiamin melawanku, maka aku pun tidak ingin mendengar satu pun alasan.
Hatiku, tidak selembut dulu lagi.
Aku melangkah ingin pulang ke kamar, terdengar suara Bibi He yang berbicara terbelit-belit, “kamu, bolehkah kamu bantu aku memohon ampun kepada Tuan Muda? Keponakanku masih menunggu biaya rumah sakit dari aku, kalau adikku juga kehilangan pekerjaan… …”
Keluarga keturunan kaya seperti keluarga Cheng, sangat pantang dengan bawahan yang tidak setia, Cheng Jinshi pasti akan memecatnya.
Hanyalah, adiknya juga bekerja sebagi supir di rumah orang tua Cheng, kalau masalah ini diketahui orang rumah tua, kurang lebih pasti akan memengaruhi adiknya.
Aku membalikkan badan, menatapnya, “saat kalian mencelakakanku, adakah kalian menaruh sedikit belas kasihan padaku?”
Ada pandangan terkejut sekilas di matanya, sepertinya dia tidak menduga bahwa aku bisa bertanya begitu terus terang, dia tidak bisa mengeluarkan sekata pun dalam beberapa saat.
Aku menaikki tangga menuju kamar, saat melewati lantai dua, Song Jiamin masih sedang mengetuk pintu ruang kerja, make-up nya mengabur karena tangisan.
Esok hari, aku seharian tidak tampak Song Jiamin di rumah, aku baru tahu dari Bibi He kalau dia pindah ke luar untuk sementara waktu.
Tidak perlu dipikirkan sudah tahu kalau itu adalah keputusan Cheng Jinshi, aku sedikit kaget, tidak sangka dia bisa setandas ini.
Hubungan Xiao Bao dan aku semakin kaku.
Tapi aku senang akan suasana yang menjadi tenang, dengan begitu, aku sudah bisa tidur dengan tenang tanpa harus berjaga-jaga lagi.
Malam hari, aku keluar dari kamar mandi, malah terlihat Cheng Jinshi sedang berada di kamarku.
Dia berdiri di samping jendela, rokok di tangannya berkejap-kejap, asap putih bersebaran mengelilingi tubuhnya yang tegap, mungkin karena terdengar suara buka pintu, dia segera memadamkan rokok, dan membuka jendela.
Aku termenung, bernada penuh keheranan, “kenapa kamu datang ke kamarku?”
Ia menyakukan satu tangannya, membalikkan badan, “masalah Bibi He, aku mau tanya pendapatmu.”
Otak berputar dengan cepat, tetap tidak mengerti kenapa dia bisa datang meminta pendapatku.
Mungkin karena orang yang dicelakakan Bibi He adalah aku.
Aku duduk di samping tempat tidur, menyeka rambut basah yang masih menetes air, berkata dengan santai: “terserah kamu.”
Dia melangkah ke sampingku, mengulurkan tangan dan mengambil handuk yang ada di tanganku, menggosok rambutku dengan lembut, gerakannya terlihat sangat lazim, malahan aku yang terasa tidak nyaman.
Hanya terdengar suaranya yang berat nan lembut: “kalau gitu akan aku pecat dia.”
Nafasku sedikit berantakan, berkata dengan leluasa: “ya, tapi kalau ditanyakan oleh orang rumah tua, bolehkah ganti alasan lain?”
Mungkin karena diriku juga sudah punya anak, jadi saat teringat Bibi He bilang bahwa keponakkannya masih menunggu biaya rumah sakit, aku tetap tidak bisa bersikap kejam.
Gerakan menggosok rambut berhenti sejenak, “kenapa?”
Aku menurunkan kelopak mata, berkata jujur apa adanya, “Bibi He patut menerima akibatnya, tapi kalau masalah ini diketahui orang rumah tua, mungkin akan memengaruhi adiknya bukan? Semalam dia bilang ke aku, keponakannya masih menunggu biaya rumah sakit… …”
Aku belum selesai berkata, dia tiba-tiba membungkuk, menarikku ke dalam pelukannya, kepalanya terbenam di leherku, nafas yang hangat memanasi kulitku.
Aku kaget hingga mataku terbuka lebar, seluruh tubuhku terpaku, “kamu… …”
Dia tidak bicara, memelukku dengan erat, bagai ingin meresapku ke dalam tubuhnya, menundukkan kepala dan mengecup bibirku, aroma ringan dari rokok dan alkohol menyebar dari ujung lidahnya, aku baru sadar, dia barusan minum alkohol.
Seketika aku tidak tahu harus bagaimana, akal menyuruhku untuk mendorongnya, tapi melihatnya yang begitu tidak normal, aku pun tidak tega menghentikan semua ini.
Pertemuan bibir dan gigi dia denganku, keluar suara seraknya, “kalau hatinya bisa selembut kamu, bahkan setengah saja sudah cukup, betapa baik.”
Kata ini bagai dinginnya air es yang menyumsum, menyiramiku dari kepala hingga kaki, aku hanya merasakan hatiku yang mendingin.
Apaan ini? Karena mengetahui kekejaman Song Jiamin, jadi mencari kenyamanan dari aku.
Aku terbengong sejenak, kemudian dengan ganas mendorongnya, dengan wajah dan telinga yang merah berkata: “Cheng Jinshi, kamu jangan jadikan aku sebagai pengganti Song Jiamin!”
Dia menyangga pada dinding, tunduk kepala dan tersenyum mengejek dirinya sendiri, ketika mengangkat kepala lagi, matanya sudah mencerminkan ketenangannya.
——
Sesudah malam ini, aku dan dia seperti terpisah dengan sebuah garis yang jelas, tidak ada yang bisa melewati garis itu.
Bibi He sudah dipecat, rumah datang seorang pengasuh baru, tugas utamanya adalah merawat Xiao Bao.
Terasa aneh, entah karena anak kecil tidak dendam atau apa, beberapa hari ini dia mulai mengajakku bicara.
Siang ini, hanya ada aku dan Xiao Bao bedua yang makan.
Pengasuh baru, XiaoHe sambil menyuapi Xiao Bao, sambil berkata: “tidak tahu kenapa CCTV lantai satu bisa rusak, pelayanan perbaikan katanya akan menyuruh orang kemari besok untuk memperbaikinya.”
Aku pikir bahwa tidak apa-apa CCTV rusak sehari, lagipula Song Jiamin sudah pindah ke luar, aku menganguk. “baik.”
Selesai makan, aku naik ke kamar untuk tidur siang, tidur sangat nyenyak, baru bangun ketika ada orang yang mengetuk pintu.
Aku membuka mata, hanya terlihat kepala kecil Xiao Bao, mengedipkan mata, “tante, tante pengasuh terpeleset.”
Aku turun dari tempat tidur, memakai sandar, “parah tidak?”
Xiao Bao berkata dengan lembut: “tidak tahu, tapi Xiao Bao tampak dia nangis.”
Aku segera membawanya turun, terlihat XiaoHe setengah terbaring di lantai ruang makan, agaknya terjatuh keras, matanya merah.
Aku hendak berjalan ke arahnya, dia segera berteriak: “Anda jangan kemari, lantai ini sepertinya tertumpah minyak, agak licin.”
Mendengar katanya, aku langsung menghentikan langkah, perut tujuh bulan, kalau terpeleset, kemungkinan untuk menyelamatkan anak akan sangat sulit.
Aku menatapnya dengan penuh berterima kasih, “bagaimana dengan kamu, masih bisa berdiri?”
Dia mengangguk, “saya tidak apa-apa, cuman terbentur di tulang ekor, lumayan sakit.. …”
Aku merasa lega, setelah dia berdiri, aku masih tetap khawatir padanya, jadi aku menyuruhku untuk cek ke rumah sakit
Setelah dia pergi, Xiao Bao menarik aku, mata yang bersinar melihatku dengan manja, memintaku bermain dengannya.
Aku pikir dia bakal bosan sendirian, dan juga beberapa hari ini hubungan kami cukup membaik, jadi aku pun menemaninya main.
Sampai sore, aku pergi ke dapur memasak mie dan makan bersama dia.
Habis makan mie, aku memandikan dia, menggantikan bajunya, dan menemaninya menonton kartun di ruang tamu.
Sekitar jam delapan, aku terasa letih, hendak membawanya naik untuk tidur, tapi bagaimanapun aku bujuk dia tetap tidak mau, “tante, kalau tante ngantuk tidurlah, aku masih mau nonton sebentar.”
Aku hanya bisa menyetujuinya. “kalau begitu kamu dingin tidak? Aku ambilin kamu mantel ya.”
Tatapannya tidak lepas dari televisi, “tidak dingin, tante cepat tidurlah.”
Malam musim semi agak dingin, aku memeriksa suhu mesin penghangat, setelah mengomelinya beberapa kata, aku pun naik ke kamar.
Dari siang hingga sekarang, aku akhirnya menyadari betapa lelah merawat seorang anak, apalagi perutku juga terisi satu, kekuatan fisikku tidak bisa mengimbangi.
Aku langsung baring di tempat tidur, sekali berbantal, aku langsung tertidur dalam waktu dua menit.
Dalam keadaan otak yang setengah sadar, tenggorokanku tiba-tiba dicengkeram oleh seseorang, saat membuka mata, langsung bertatapan dengan mata Cheng Jinshi yang penuh dengan api amarah, “Ning Xi, apakah kamu gila! Xiao Bao masih anak kecil!”
Malam yang sepi, aku terbengong dengan interogasinya yang ganas, rasa kantuk menghilang seketika, “apa?”
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieIstri Pengkhianat
SubardiLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraGet Back To You
LexyMy Greget Husband
Dio ZhengTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu