Cintaku Pada Presdir - Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu

Dengan pandangan yang dingin aku melihatnya sedang memutarbalikkan fakta, aku mencibirnya : "Nona Su, dunia entertainment benar-benar berhutang penghargaan akting terbaik kepadamu, orang mati saja bisa diperankan menjadi hidup olehmu! Apakah kau masih mau aku memutar rekamannya sekali lagi?"

Nyonya Su mengerutkan alisnya dan memelototiku dengan galak, "Rekaman apa?"

"Bu, aku...."

Su Shanshan memegang dahinya, baru saja berkata seperti itu, lalu dia tiba-tiba pingsan.

Nyonya Su seketika langsung panik, "Panggil ambulans! Panggil ambulans...."

Cheng Jinshi mengontrol ekspresinya dan melangkah kesana untuk menggendong Su Shanshan, "Nyonya Su, aku akan mengantar kalian ke rumah sakit."

"Baik, baik....." nyonya Su segera menyetujuinya dan mengikuti Cheng Jinshi keluar dari kantor, saat dia melewatiku, dia tidak lupa untuk menamparku dengan sekuat tenaga dan berkata dengan kasar kepadaku : "Jika sampai terjadi sesuatu terhadap Shanshan, aku tidak akan melepaskanmu!"

Aku berjalan mundur dengan terhuyung dan menatap mereka menjauh dengan pandangan yang kosong.

Aku berpura-pura tidak melihat pandangan para karyawan yang ada di luar dan mengambil ponsel yang ada di lantai, sambil menahan sakit di ekor tulang belakangku, aku berjalan selangkah demi selangkah, saat aku kembali ke lantai kantor presdir, aku pergi ke kamar mandi.

Aku berdiri di depan kaca dan melihat penampilanku saat ini, rambut berantakan, ada satu garis bekas cakaran yang sangat mencolok di pipiku, penampilanku sangat menyedihkan.

Mataku berkaca-kaca, tetapi aku berusaha menahannya, tidak membiarkan diriku menangis.

Memang betul, anak yang tidak memiliki ibu bagaikan rumput.

Bahkan pria yang pagi ini masih berkata kepadaku ingin memulai kembali dari awal saja, juga tidak ragu sama sekali, dia menggendong wanita yang sudah hampir menghancurkan hidupku itu dan pergi begitu saja.

Ningxi, kau hanya memiliki dirimu sendiri, tidak ada orang yang akan sayang padamu.

Aku membuka keran air, menangkup air dengan tanganku dan menyiramkannya ke wajahku, aku membersihkan jejak darah yang ada di wajahku sambil menahan sakit, setelah itu aku merapikan rambutku lalu baru melangkah keluar.

Ponselku berbunyi, ternyata Cheng Jinshi yang meneleponku, dia sudah mengantar Su Shanshan ke rumah sakit, jadi sekarang dia mau menginterogasiku?

Aku dengan susah payah menahan keinginanku untuk menangis kembali, aku menerima telepon, "Direktur Cheng."

Suaranya terdengar berat, aku tidak bisa menebak suasana hatinya, "Tunggu aku kembali ke kantor."

Oh, bertanya lewat telepon mungkin tidak cukup baginya, jika bertanya secara langsung bisa lebih merasakan kemarahannya.

Aku berkata iya lalu memutuskan sambungan telepon dan kembali ke tempatku dengan linglung.

Sampai malam tiba, di kantor presdir yang besar hanya tersisa aku saja, sangat tenang sampai-sampai membuat orang merasa takut, jarum detik di jam tanganku terus bergerak, sekarang jarum jam pendeknya sudah menunjuk ke angka 9.

Perutku terasa sedikit sakit, aku baru menyadari kalau aku masih belum makan malam.

Aku mengeluarkan ponsel ingin memesan makanan, tetapi aku benar-benar tidak ada nafsu makan, dadaku terasa sesak sampai sulit bernafas.

Aku menghubungi Cheng Jinshi, ingin bertanya kepadanya sebenarnya dia jadi kembali ke kantor atau tidak, tetapi ponselnya tidak aktif.

Sepertinya dia tidak akan kembali ke kantor.

Aku berjalan ke depan jendela dan melihat pemandangan kota di malam hari yang menyala terang, semakin melihat dunia yang ramai ini, aku semakin merasa sedih.

Setiap orang memiliki apa yang mereka harapkan, apa yang dapat mereka andalkan, hanya aku yang tidak mempunyainya.

Ibu, aku merindukanmu.

Juga anak itu yang belum bisa melihat dunia ini.

Kadang kala aku berpikir, jika anakku dapat terlahir dengan selamat, apakah kehidupanku akan memiliki sedikit harapan.

Tiba-tiba air mataku mengalir keluar tanpa dapat dikendalikan lagi....

"Ningxi, masuk ke kantorku."

Dari belakangku tiba-tiba terdengar suara Cheng Jinshi.

Jantungku berdetak dengan kencang, aku buru-buru mengelap air mataku lalu berbalik dan mengikutinya masuk ke dalam kantor.

Dia berhenti di depan sofa, membalikkan tubuhnya dan menatapku, "Apakah sakit?"

Di tubuhnya tercium bau disinfektan dari rumah sakit, aku tanpa sadar mundur selangkah, "Apanya?"

"Di sini, sakit tidak?"

Dia mengulurkan tangannya dan menyentuh luka di wajahku, tanpa sadar aku menarik napas.

Dia mengambil kotak obat dari ruang istirahat dan memegang pergelangan tanganku, menyuruhku duduk di atas sofa, "Kenapa kau tidak mengolesi obat?" sambil berbicara, dia mengambil kapas dan menaruh alkohol di atasnya, dia ingin membersihkan lukaku.

Aku secara reflek menghindar, "Direktur Cheng, tidak perlu."

Dia tiba-tiba terdiam dan merapatkan bibirnya, "Kalau begitu aku akan mengantarmu ke rumah sakit untuk diperiksa, agar tidak meninggalkan bekas."

Aku merasa agak sedikit lucu, "Katakan saja terus terang apa yang mau kau katakan, setelah itu aku mau pulang ke rumah dan istirahat."

Saat aku membutuhkannya, dia pergi sambil menggendong Su Shanshan, bahkan tidak melirikku sama sekali, sekarang untuk apa memperhatikanku seperti ini.

Dia duduk di atas sofa dan mengeluarkan sebatang rokok, dia memutar-mutar pemantik rokok di jarinya, tetapi tidak terlihat seperti ingin menyalakan rokoknya, "Tadi di rumah sakit, Su Shanshan sudah menceritakan hal yang terjadi sore ini."

Aku berkata dengan datar, "Terus?"

Jadi, dia percaya kepada orang lain lagi, bukan begitu?

Tatapan matanya yang dalam tidak berdasar menatapku, suaranya sangat datar, "Aku ingin mendengar darimu."

Ternyata masih memberikanku kesempatan untuk membela diri, benar-benar jarang sekali.

Aku membuka rekamannya dan menaruh ponselku di atas meja, sampai rekamannya selesai diputar, aku baru berkata : "Begitu saja, malam itu saat aku hampir diperkosa, ternyata dia yang merencanakannya dari belakang."

Dia mengerutkan dahinya, ekspresinya terlihat dingin, dia berkata dengan serius : "Ningxi, dari mana kau mendapatkan rekaman ini?"

Saat aku melihat perubahan ekspresinya, mataku terasa sedikit berair, aku balik bertanya kepadanya, "Apakah itu penting?"

Dia menyalakan rokok di tangannya, suaranya terdengar berat, "Su Shanshan memang biasanya bersikap manja dan keras kepala, tetapi dia sepertinya tidak mungkin melakukan hal yang seperti ini."

Seketika aku mengerti maksudnya.

Dia mencurigai kalau rekaman ini palsu.

Benar, kalau hanya berdasarkan rekaman ini, memang membuat orang lain tidak bisa terlalu percaya, karena kesan yang ditinggalkan Su Shanshan bagi orang lain adalah sombong dan sewenang-wenang, tetapi dia bukan orang yang licik, dia adalah nona besar yang perasaannya semua dapat terlihat di wajahnya, tidak mungkin dia bisa tiba-tiba berbuat hal yang kejam seperti ini.

Tetapi aku pernah mendengar sendiri pembicaraan telepon antara dia dan Ning Zhenfeng saat aku di rumah keluarga Ning.

Aku melihat ke luar jendela dan melengkungkan bibirku, "Jadi kau merasa kalau rekaman ini sengaja dipalsukan olehku untuk memfitnahnya, benar begitu?"

Dia menghisap rokoknya dan tidak menjawab apapun, tiba-tiba dia mengulurkan tangannya ke arah meja dan mengambil ponselku.

Aku tertegun, saat aku masih belum mengerti apa yang sebenarnya ingin dia lakukan, dia sudah mengembalikan ponselku, dia menghembuskan asap rokok, sambil berkata : "Tidak peduli rekaman itu benar atau tidak, rekaman itu tidak perlu ada."

Aku tertegun, lalu aku melihat tempat cloud storage ku, rekamannya sudah dihapus olehnya.

Meskipun aku sudah menebak kalau dia tidak akan percaya padaku, tetapi aku tidak waspada terhadapnya, aku sama sekali tidak menyangka dia akan menggunakan cara seperti ini untuk melindungi Su Shanshan.

Aku mengangkat tanganku dan menampar wajahnya, karena terlalu emosi, bibirku terus bergetar, aku berkata, "Cheng Jinshi, aku membencimu!"

Aku membencimu, berkali-kali, kau selalu berdiri di seberangku.

Aku semakin membencimu, pagi ini baru saja kau memberikanku harapan, tetapi saat ini kau dengan tidak berperasaannya melemparku begitu saja ke tanah.

Dia tidak marah, hanya memegang pergelangan tanganku yang tidak sempat kutarik kembali dan ibu jarinya mengusap pergelangan tanganku dengan ringan, bagaikan sedang memikirkan sesuatu, suaranya terdengar dingin, "Kau ingat atau tidak, malam itu di The East Hotel, saat kau menarik kakiku dan memohon pertolonganku, kau pernah berkata apa?"

Aku mengerutkan alisku, "Apa?"

Dia berkata : "Kau memintaku untuk menolongmu, kau pasti akan membalas jasaku."

Hatiku dalam seketika jatuh ke dasar lembah dan bergetar.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk menarik tanganku kembali, tetapi tidak ada gunanya, aku mendongak dan menahan air mataku yang sudah hampir mengalir keluar, "Jadi kau ingin aku melepaskan Su Shanshan, aku membalas kebaikanmu dengan hal ini."

Ini adalah kalimat pernyataan, bukan kalimat pertanyaan.

Hatiku terasa sangat dingin dan hampa, mungkin saja bahkan hal yang dia katakan padaku pagi ini sebenarnya karena dia memiliki motif tersembunyi.

"Ningxi, sekarang belum saatnya untuk menentang keluarga Su." tangannya yang lain merapikan rambutku, gerakannya penuh dengan kelembutan.

Aku tidak menghindar lagi darinya, hanya menatapnya dan berkata, "Baik, aku bisa berjanji padamu, kalau begitu kau juga harus berjanji satu hal padaku."

Mungkin dia tidak menyangka aku akan menyetujuinya dengan begitu cepat, matanya menatapku dengan tatapan menyelidik, "Kau bilang saja."

"Biarkan aku kembali ke PT. Zhou."

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu