Cintaku Pada Presdir - Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap

Lin Zhi tersedak oleh perkataanku, wajahnya sangat tidak enak dilihat dan dia berkata terbata-bata “Tidak… tidak perlu, terlalu merepotkan seperti itu.”

“Nyonya, Tuan muda, Nyonya muda, sudah boleh makan.” Ujar asisten rumah tangga yang berjalan kemari.

Lin Zhi bagaikan telah selamat “Ayo makan, makan, bahas nanti saja setelah makan.”

Kami pergi makan ke ruang makan, bahkan tidak tahu kapan Qin Yuming pergi.

Setelah makan, aku naik ke lantai atas menemani kedua anak bermain sejenak, lalu kembali ke kamar dan mandi.

Baru saja keluar dari kamar mandi, pintu kamarku dibuka. Cheng Jinshi berjalan masuk mengenakan jubah mandi berwarna biru gelap, ujung rambutnya masih basah, kedua matanya bagaikan tertutup oleh embun dan dia menatapku dengan mata membara.

Aku tertegun, lalu Cheng Jinshi menangkap pergelangan tanganku tanpa suara dan menarikku ke tepi kasur. Dia menahan pundakku dengan satu tangan dan menahanku di atas kasur.

Sungguh mengundang imajinasi.

Aku sadar kembali dan mengernyit, lalu mendorongnya dengan waspada “Apa yang ingin kamu lakukan?”

Dalam matanya terlintas akan rasa terluka, dia menghela napas, lalu mengeluarkan sebotol obat dari kotak medis di dalam kamar. Dia menunjuk leherku dan berkata tak berdaya “Aku bantu kamu oleskan obat, bolehkah?”

“Tidak perlu, kamu pergi saja, aku akan oles sendiri.” Aku menolaknya, lalu bangun dan ingin mengusirnya keluar.

Cheng Jinshi menekan pundakku, dia menatapku dengan matanya yang berpusar dalam dan bersikap keras “Jangan bergerak.”

Entah kenapa, aku benar-benar tidak bergerak.

Cheng Jinshi berjongkok, dia mengoleskan obat di ujung jarinya, lalu menyeka kulitku dengan pelan, gerakannya sangat lembut dan suaranya sedikit serak “Apakah sakit?”

“Tidak terlalu.”

Aku tidak membohonginya, benar sudah tidak sesakit tadi.

Melihat gerakannya yang lembut, aku berkata datar “Apakah kamu marah?”

Pertanyaanku ini tidak jelas sekali.

Namun, Cheng Jinshi paham dengan yang aku maksud, tanpa ragu sedikitpun, dia berkata “Tidak marah, Ning Xi, orang yang aku cintai adalah kamu, bukanlah dia.”

Bagaikan ada sekuntum kembang api yang meledak di hatiku, indah dan warna-warni, tetapi langsung menghilang dalam sekejap, hanya meninggalkan kegelapan yang tak berujung.

Tanganku yang memegangi tepi kasur perlahan-lahan mengerat “Benarkah?”

“Iya.” Nada suara Cheng Jinshi pelan tetapi jernih, satu kata yang singkat itu langsung mengenai tepat di hati.

Namun, aku sama sekali tidak berani mempercayai perkataannya, aku merasa semua orang, termasuk diriku sendiri, semuanya sedang berakting.

Hanya sekedar berakting saja.

Hati yang tulus, apa gunanya?

Aku terdiam sesaat, lalu menatapnya “Jika aku memintamu memisahkan perusahaan dengan Qin Yuming, apakah kamu setuju?”

Kepergian Qin Yuming tidak membuat amarahku memudar.

“Baik, jika dengan begini bisa membuatmu mempercayai aku, aku setjuju.” Jawab Cheng Jinshi dengan tanpa ragu.

Aku tidak menyangka dia akan menyetujuinya dengan begitu tangkas, aku mengeratkan bibir karena tidak begitu percaya “Benarkah?”

Kebetulan Cheng Jinshi telah selesai membantuku mengoleskan obat, dia bangkit berdiri dan memegangi pundakku dengan kedua tangan, lalu membungkuk menatap lurus padaku dengan yakin “Benar.”

“Kamu harus tepati perkataanmu.” Ujarku dengan tidak tenang.

Cheng Jinshi tertawa dan mengusap belakang kepalaku “Baik, waktu sudah malam, tidurlah dengan baik, selamat malam.”

Aku mengangguk “Selamat malam.”

Cheng Jinshi telah berjanji padaku, tetapi semalaman ini aku tidak tidur dengan baik.

Keesokan harinya, Bibi Wu sudah keluar rumah sakit dan datang ke kediaman tua keluarga Cheng pada pagi-pagi buta.

Setelah kejadian lusa kemarin, aku semakin mempercayainya, dengan adanya Bibi Wu yang merawat anak-anak, aku juga bisa pergi ke perusahaan dan bekerja dengan tenang.

Karena ada Lin Zhi di kediaman tua, aku tidak berani dan tidak tenang untuk menyerahkan anak-anak kepada asisten rumah tangga.

Setelah sarapan pagi, aku pun berangkat ke perusahaan.

Setibanya di perusahaan, Chen Xuan segera mengikutiku dan melaporkan perkembangan proyek padaku.

Semuanya berjalan dengan lancar dan melebihi ekspektasiku.

“Tetapi, ada sedikit rincian yang mungkin masih perlu kamu bahas dengan Presdir Shen, barulah bisa dipastikan sepenuhnya.” Setelah melapor, Chen Xuan berkata lagi.

Aku berpikir sejenak, lalu mengiyakan “Baik, kalau begitu kamu ikut denganku saja.”

Proyek ini, tidak peduli bagi Klein atau bagi kami, adalah sangat penting.

Aku dapat meminimalisir interaksi dengan Shen Yanting sebisa mungkin, tetapi jika sungguh mengharuskan berkomunikasi dengannya, aku juga tidak bisa menghindar.

Sore hari, ketika aku sedang membaca laporan keuangan dari projek, pintu kantorku tiba-tiba dibuka dan terdengar suara Qin Yuming yang tajam “Ning Xi, hebat sekali kamu, aku justru telah meremehkan strategimu!”

Aku menutup laporan keuangan dan berkata dengan senang “Nona Qin sudah datang, ayo duduk, apa yang ingin kamu minum? Kopi, jus atau teh?”

“Kamu mengira, dengan membuat Cheng Jinshi memisahkan diri dari kerja sama denganku, maka kamu sudah menang?” Qin Yuming tidak berakting lagi, dia langsung menampakkan wujud aslinya dan memelototiku dengan ganas.

Aku tersenyum bangga “Aku menang atau tidak, masih belum pasti, tetapi aku tahu, kamu sudah kalah.”

Saking marahnya, dada Qin Yuming naik turun, dia menggertak gigi “Sekarang, permainan baru saja dimulai, kamu jangan bangga dengan terlalu awal, siapa yang kalah dan siapa yang menang, masih belum pasti! Aku pasti akan membuatmu kehilangan segalanya!”

“Baik, aku ikut dengan senang hati.”

Aku bersandar ke belakang dengan santai, lalu mengambil ponsel di atas meja kerja untuk menelepon Cheng Jinshi dan berkata dengan datar “Qin Yuming datang ke perusahaanku dan mengancamku, kamu urus saja sendiri.”

Qin Yuming menyerbu maju dan merampas ponselku, melihat aku benar-benar menelepon Cheng Jinshi, dia membelalak “Kamu, apa asyiknya berbuat seperti itu?”

“Tentu ada.” Aku tersenyum dengan lantang.

Qin Yuming panik sesaat, lalu dia melemparkan ponsel itu padaku dan duduk ke sofa “Huh, kamu sungguh naif sekali, orang kesayangan dalam hati Jinshi adalah aku, kalaupun dia membatalkan kerja sama denganku, dia juga tidak akan berdiri di pihakmu setiap kalinya!”

“Benarkah? Tetapi kemarin malam dia baru saja berkata padaku, dia sangat mencintaiku.”

Aku sengaja menantangnya.

Meskipun benar Cheng Jinshi telah berkata seperti itu, tetapi aku tidak percaya sama sekali.

Karena Qin Yuming berulang kali berkata Cheng Jinshi mencintainya, aku justru ingin tahu, seperti apa pikiran dalam hati pria itu.

Qin Yuming tersenyum menyindir “Kamu mendengarnya berkata padamu di dalam mimpi bukan?”

Aku tertegun, benar, seperti mimpi yang langsung menghilang dalam sekejap.

Segera, Cheng Jinshi pun tiba. Dia mengenakan setelan jas dan tampak tergesa-gesa, dia langsung berjalan ke sisiku, lalu bertanya “Apakah kamu baik-baik saja?”

“Tidak apa-apa.” Aku bergeleng.

Cheng Jinshi tetap merasa khawatir, dia mengamatiku dengan cermat, lalu menghela napas “Luka di lehermu, sepertinya sudah membaik sedikit.”

Di saat bersamaan, pintu kantor diketuk, lalu Chen Xuan berjalan ke dalam membawakan seikat bunga mawar “ Direktur Cheng, ini adalah bunga yang anda minta aku pesankan.”

“Carikan vas bunga dan pajangkan.” Ujar Cheng Jinshi dengan datar.

Aku dan Qin Yuming pun termangu.

Carikan vas bunga dan pajangkan, berarti, seikat bunga ini adalah untukku.

Ketika Chen Xuan berjalan masuk, dia tidak sempat menutup pintu kantor, begitu melihat Cheng Jinshi, mata para karyawan di luar pintu bersinar bagaikan bintang.

“Ya Tuhan, CEO langka seperti apa ini, dirinya tidak sempat pergi membeli bunga, bahkan tidak lupa berpesan kepada asisten untuk membeli dan mengantarkannya kemari….”

“Aku juga menginginkan pacar yang sejenis!!”

“Sungguh iri dengan pesona Direktur Ning, pria di sisinya, benar-benar unggul sekali satu daripada yang lain…. Direktur Cheng sungguh hebat!”

….

Perbincangan di luar pintu pun terdengar ke dalam.

Setelah memajangkan bunga, Chen Xuan berjalan keluar dan juga menutup pintu.

Sementara perbincangan itu, bagaikan tamparan keras pada wajah Qin Yuming.

Akhirnya Qin Yuming tidak tahan lagi, dia melemparkan vas bunga itu ke permukaan lantai, lalu dia menatap Cheng Jinshi dan mempertanyakan sambil menggertak gigi “Atas dasar apa dia?! Cheng Jinshi, atas dasar apa dia sebenarnya?”

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu