Cintaku Pada Presdir - Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
Lin Zhi tersedak oleh perkataanku, wajahnya sangat tidak enak dilihat dan dia berkata terbata-bata “Tidak… tidak perlu, terlalu merepotkan seperti itu.”
“Nyonya, Tuan muda, Nyonya muda, sudah boleh makan.” Ujar asisten rumah tangga yang berjalan kemari.
Lin Zhi bagaikan telah selamat “Ayo makan, makan, bahas nanti saja setelah makan.”
Kami pergi makan ke ruang makan, bahkan tidak tahu kapan Qin Yuming pergi.
Setelah makan, aku naik ke lantai atas menemani kedua anak bermain sejenak, lalu kembali ke kamar dan mandi.
Baru saja keluar dari kamar mandi, pintu kamarku dibuka. Cheng Jinshi berjalan masuk mengenakan jubah mandi berwarna biru gelap, ujung rambutnya masih basah, kedua matanya bagaikan tertutup oleh embun dan dia menatapku dengan mata membara.
Aku tertegun, lalu Cheng Jinshi menangkap pergelangan tanganku tanpa suara dan menarikku ke tepi kasur. Dia menahan pundakku dengan satu tangan dan menahanku di atas kasur.
Sungguh mengundang imajinasi.
Aku sadar kembali dan mengernyit, lalu mendorongnya dengan waspada “Apa yang ingin kamu lakukan?”
Dalam matanya terlintas akan rasa terluka, dia menghela napas, lalu mengeluarkan sebotol obat dari kotak medis di dalam kamar. Dia menunjuk leherku dan berkata tak berdaya “Aku bantu kamu oleskan obat, bolehkah?”
“Tidak perlu, kamu pergi saja, aku akan oles sendiri.” Aku menolaknya, lalu bangun dan ingin mengusirnya keluar.
Cheng Jinshi menekan pundakku, dia menatapku dengan matanya yang berpusar dalam dan bersikap keras “Jangan bergerak.”
Entah kenapa, aku benar-benar tidak bergerak.
Cheng Jinshi berjongkok, dia mengoleskan obat di ujung jarinya, lalu menyeka kulitku dengan pelan, gerakannya sangat lembut dan suaranya sedikit serak “Apakah sakit?”
“Tidak terlalu.”
Aku tidak membohonginya, benar sudah tidak sesakit tadi.
Melihat gerakannya yang lembut, aku berkata datar “Apakah kamu marah?”
Pertanyaanku ini tidak jelas sekali.
Namun, Cheng Jinshi paham dengan yang aku maksud, tanpa ragu sedikitpun, dia berkata “Tidak marah, Ning Xi, orang yang aku cintai adalah kamu, bukanlah dia.”
Bagaikan ada sekuntum kembang api yang meledak di hatiku, indah dan warna-warni, tetapi langsung menghilang dalam sekejap, hanya meninggalkan kegelapan yang tak berujung.
Tanganku yang memegangi tepi kasur perlahan-lahan mengerat “Benarkah?”
“Iya.” Nada suara Cheng Jinshi pelan tetapi jernih, satu kata yang singkat itu langsung mengenai tepat di hati.
Namun, aku sama sekali tidak berani mempercayai perkataannya, aku merasa semua orang, termasuk diriku sendiri, semuanya sedang berakting.
Hanya sekedar berakting saja.
Hati yang tulus, apa gunanya?
Aku terdiam sesaat, lalu menatapnya “Jika aku memintamu memisahkan perusahaan dengan Qin Yuming, apakah kamu setuju?”
Kepergian Qin Yuming tidak membuat amarahku memudar.
“Baik, jika dengan begini bisa membuatmu mempercayai aku, aku setjuju.” Jawab Cheng Jinshi dengan tanpa ragu.
Aku tidak menyangka dia akan menyetujuinya dengan begitu tangkas, aku mengeratkan bibir karena tidak begitu percaya “Benarkah?”
Kebetulan Cheng Jinshi telah selesai membantuku mengoleskan obat, dia bangkit berdiri dan memegangi pundakku dengan kedua tangan, lalu membungkuk menatap lurus padaku dengan yakin “Benar.”
“Kamu harus tepati perkataanmu.” Ujarku dengan tidak tenang.
Cheng Jinshi tertawa dan mengusap belakang kepalaku “Baik, waktu sudah malam, tidurlah dengan baik, selamat malam.”
Aku mengangguk “Selamat malam.”
Cheng Jinshi telah berjanji padaku, tetapi semalaman ini aku tidak tidur dengan baik.
Keesokan harinya, Bibi Wu sudah keluar rumah sakit dan datang ke kediaman tua keluarga Cheng pada pagi-pagi buta.
Setelah kejadian lusa kemarin, aku semakin mempercayainya, dengan adanya Bibi Wu yang merawat anak-anak, aku juga bisa pergi ke perusahaan dan bekerja dengan tenang.
Karena ada Lin Zhi di kediaman tua, aku tidak berani dan tidak tenang untuk menyerahkan anak-anak kepada asisten rumah tangga.
Setelah sarapan pagi, aku pun berangkat ke perusahaan.
Setibanya di perusahaan, Chen Xuan segera mengikutiku dan melaporkan perkembangan proyek padaku.
Semuanya berjalan dengan lancar dan melebihi ekspektasiku.
“Tetapi, ada sedikit rincian yang mungkin masih perlu kamu bahas dengan Presdir Shen, barulah bisa dipastikan sepenuhnya.” Setelah melapor, Chen Xuan berkata lagi.
Aku berpikir sejenak, lalu mengiyakan “Baik, kalau begitu kamu ikut denganku saja.”
Proyek ini, tidak peduli bagi Klein atau bagi kami, adalah sangat penting.
Aku dapat meminimalisir interaksi dengan Shen Yanting sebisa mungkin, tetapi jika sungguh mengharuskan berkomunikasi dengannya, aku juga tidak bisa menghindar.
Sore hari, ketika aku sedang membaca laporan keuangan dari projek, pintu kantorku tiba-tiba dibuka dan terdengar suara Qin Yuming yang tajam “Ning Xi, hebat sekali kamu, aku justru telah meremehkan strategimu!”
Aku menutup laporan keuangan dan berkata dengan senang “Nona Qin sudah datang, ayo duduk, apa yang ingin kamu minum? Kopi, jus atau teh?”
“Kamu mengira, dengan membuat Cheng Jinshi memisahkan diri dari kerja sama denganku, maka kamu sudah menang?” Qin Yuming tidak berakting lagi, dia langsung menampakkan wujud aslinya dan memelototiku dengan ganas.
Aku tersenyum bangga “Aku menang atau tidak, masih belum pasti, tetapi aku tahu, kamu sudah kalah.”
Saking marahnya, dada Qin Yuming naik turun, dia menggertak gigi “Sekarang, permainan baru saja dimulai, kamu jangan bangga dengan terlalu awal, siapa yang kalah dan siapa yang menang, masih belum pasti! Aku pasti akan membuatmu kehilangan segalanya!”
“Baik, aku ikut dengan senang hati.”
Aku bersandar ke belakang dengan santai, lalu mengambil ponsel di atas meja kerja untuk menelepon Cheng Jinshi dan berkata dengan datar “Qin Yuming datang ke perusahaanku dan mengancamku, kamu urus saja sendiri.”
Qin Yuming menyerbu maju dan merampas ponselku, melihat aku benar-benar menelepon Cheng Jinshi, dia membelalak “Kamu, apa asyiknya berbuat seperti itu?”
“Tentu ada.” Aku tersenyum dengan lantang.
Qin Yuming panik sesaat, lalu dia melemparkan ponsel itu padaku dan duduk ke sofa “Huh, kamu sungguh naif sekali, orang kesayangan dalam hati Jinshi adalah aku, kalaupun dia membatalkan kerja sama denganku, dia juga tidak akan berdiri di pihakmu setiap kalinya!”
“Benarkah? Tetapi kemarin malam dia baru saja berkata padaku, dia sangat mencintaiku.”
Aku sengaja menantangnya.
Meskipun benar Cheng Jinshi telah berkata seperti itu, tetapi aku tidak percaya sama sekali.
Karena Qin Yuming berulang kali berkata Cheng Jinshi mencintainya, aku justru ingin tahu, seperti apa pikiran dalam hati pria itu.
Qin Yuming tersenyum menyindir “Kamu mendengarnya berkata padamu di dalam mimpi bukan?”
Aku tertegun, benar, seperti mimpi yang langsung menghilang dalam sekejap.
Segera, Cheng Jinshi pun tiba. Dia mengenakan setelan jas dan tampak tergesa-gesa, dia langsung berjalan ke sisiku, lalu bertanya “Apakah kamu baik-baik saja?”
“Tidak apa-apa.” Aku bergeleng.
Cheng Jinshi tetap merasa khawatir, dia mengamatiku dengan cermat, lalu menghela napas “Luka di lehermu, sepertinya sudah membaik sedikit.”
Di saat bersamaan, pintu kantor diketuk, lalu Chen Xuan berjalan ke dalam membawakan seikat bunga mawar “ Direktur Cheng, ini adalah bunga yang anda minta aku pesankan.”
“Carikan vas bunga dan pajangkan.” Ujar Cheng Jinshi dengan datar.
Aku dan Qin Yuming pun termangu.
Carikan vas bunga dan pajangkan, berarti, seikat bunga ini adalah untukku.
Ketika Chen Xuan berjalan masuk, dia tidak sempat menutup pintu kantor, begitu melihat Cheng Jinshi, mata para karyawan di luar pintu bersinar bagaikan bintang.
“Ya Tuhan, CEO langka seperti apa ini, dirinya tidak sempat pergi membeli bunga, bahkan tidak lupa berpesan kepada asisten untuk membeli dan mengantarkannya kemari….”
“Aku juga menginginkan pacar yang sejenis!!”
“Sungguh iri dengan pesona Direktur Ning, pria di sisinya, benar-benar unggul sekali satu daripada yang lain…. Direktur Cheng sungguh hebat!”
….
Perbincangan di luar pintu pun terdengar ke dalam.
Setelah memajangkan bunga, Chen Xuan berjalan keluar dan juga menutup pintu.
Sementara perbincangan itu, bagaikan tamparan keras pada wajah Qin Yuming.
Akhirnya Qin Yuming tidak tahan lagi, dia melemparkan vas bunga itu ke permukaan lantai, lalu dia menatap Cheng Jinshi dan mempertanyakan sambil menggertak gigi “Atas dasar apa dia?! Cheng Jinshi, atas dasar apa dia sebenarnya?”
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniEternal Love
Regina WangPengantin Baruku
FebiPria Misteriusku
LylyMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniAkibat Pernikahan Dini
CintiaCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu