Cintaku Pada Presdir - Bab 60 Marah dan Sakit Hati

Bab 60 Marah dan Sakit Hati

Aku dalam kondisi kurang sadar, menjilat di bagian lehernya, bernapas dengan cepat, “Bukankah itu benar?”

“Masih belum percaya? Aku seharusnya tidak menyelamatkanmu tadi.”

Dia berkata dengan nadanya yang rendah, seperti sedang menghukumku, dia mencubit bagian pinggangku, dengan cepat melepaskan semua pakaianku yang sudah basah kuyup, membalikkan tubuhku, membiarkanku menempel di dinding, tanpa pemberitahuan, langsung masuk, dengan kuat memenuhi tubuhku.

Di bawah hantamannya yang tidak beraturan, aku berbisik, “Percaya.....”

Sebenarnya aku tidak tahu, apakah seharusnya mempercayainya.

Lagipula, aku melihatnya dengan mataku sendiri, dia menggendong Su Shanshan ke ruang gawat darurat.

Tatapannya yang begitu cemas, tidak bisa membohongi orang.

Tetapi, aku ingin sekali lagi membohongi diriku.

Mungkin karena pengaruh efek obat, atau mungkin karena lainnya, kepuasan yang dia berikan padaku, sudah melebihi rasa sakit, membuatku dengan tanpa sadar mengikutinya.

Tidak tahu berapa lama terlewati, dia mengeluarkan dirinya, dan sekali lagi membalikkan badanku, menaikkan kedua kakiku dan langsung memasukinya.

Wajahnya yang penuh kepuasan, membuat aku merasa orang yang diberi obat adalah dia, bukan aku.

…...

Setelah selesai, aku terbaring tak berdaya di ranjang, terlalu lelah hingga tidak dapat membuka kelopak mata, lalu tertidur.

“Percaya? Mengapa aku merasa, kamu tidak pernah mempercayaiku....”

Sepertinya ada seseorang yang menyentuh pipiku, dan telinga terdengar bisikan bagai di dalam mimpi.

Pada hari berikutnya, aku tidur sampai hampir siang hari, dan bunyi ponsel berdering tak berhenti, membangunkanku.

Aku mengangkat telepon dengan mata tertutup, terdengar suara Zhou Xueke dari sana, “Bukankah hari ini akan memindahkan kakek ke panti jompo? Dimana dirimu?”

Aku mendengus bagai terbangun dari dalam mimpi , “Kamu dimana?”

“Aku dibawah rumahmu.”

Aku langsung duduk tegak, beberapa detik kemudian baru mengingat kejadian semalam, kulitku penuh bekas ciuman, aku menjilat bibirku, suaraku sedikit serak, dan berkata: “Aku tidak ada dirumah, bagaimana kalau kita langsung bertemu di rumah sakit saja?”

Setelah Xueke setuju, aku menutup telepon, dengan bingung aku melihat sekeliling, kamar yang kosong hanya ada aku seorang.

Bagus juga begitu, aku juga tidak tahu bagaimana menghadapinya.

Aku merasa seperti One night Stand.

Aku membuka selimut dan bangun, kedua kakiku lemah hampir terjatuh, dan tubuhku kesakitan.

Ada satu setelan baru diletakkan di atas sofa, bahkan baju dalam dan celana dalam pun semuanya ukuranku, wajahku tiba-tiba menjadi panas, siap mengganti baju, dengan lincah aku merapikan diriku, dan bergegas ke rumah sakit.

Setelah menyelesaikan masalah pemindahan kakek ke panti jompo, Xueke pergi duluan karena memiliki urusan, aku menemani kakek sebentar di panti jompo, baru berdiri dan pergi.

Kejadian semalam, bagaimanapun aku tidak akan membiarkannya begitu saja.

Ayah kandung memberi obat pada putri sendiri, lalu mengantarnya ke ranjang orang lain, kalau memberitahunya kepada orang lain, mungkin tidak ada yang berani mempercayainya.

Tetapi, Ning Zhenfeng dia melakukannya.

Aku menaiki taksi menuju rumah keluarga Ning, duduk di dalam mobil, seluruh pikiranku memikirkan, kebaikan yang telah dilakukan Ning Zhenfeng kepada aku dan ibuku, tetapi bagaimanapun aku berpikir, benar-benar sangat sedikit dan menyedihkan.

Sejak mulai kapan, sikapnya berubah? Sepertinya dia tidak pernah baik padaku.

Orang lain selalu berkata, anak perempuan adalah pacar ayah di kehidupan yang lalu, dan aku, diperkirakan sebagai musuh Ning Zhenfeng di kehidupan yang lalu.

Cinta dari seorang ayah? Aku merasa aku tidak akan memilikinya di dalam hidup ini.

“Nona, sudah tiba, total 60 ribu rupiah.”

Suara supir taksi memanggil mengembalikan kesadaranku, aku mengeluarkan uang dari dalam dompet, membayar uang taksi dan turun dari mobil, berjalan masuk ke vila keluarga Ning, menekan bel rumah.

Kemudian, bibi pembantu membuka pintu rumah, setelah melihatku dia sedikit kaget, “Ningxi, kenapa kamu pulang?”

Aku menjilat bibirku, “Apakah dia di rumah?”

Dia tertegun sesaat, baru sadar siapa yang aku bicarakan, dia menyamping membiarkanku masuk, “Ada, Tuan ada di ruang belajar lantai atas, perlukah aku memanggilnya untukmu?”

Aku menggelengkan kepala, “Tidak perlu, aku naik sendiri.”

“Baik.” Dia tidak menghalangiku, mengambil penyedot debu dan terus membersihkan.

Aku mengganti sandal, aku menginjak selangkah demi selangkah di tangga naik ke lantai atas, aku memiliki perasaan asing yang tak terungkapkan terhadap rumah ini yang pernah kutinggali dari kecil.

Semua benda di sini masih sama tetapi orang-orang dulu sudah pergi semua, mungkin inilah maksudnya.

Ibu sudah tiada, semuanya sudah berbeda.

Aku berhenti di depan ruang belajar, mengangkat tangan ingin mengetuk pintu, baru saja menyentuh pintu, pintunya sedikit bergeser, dan terdengar suara Ning Zhenfeng, Aku samar-samar mendengar namaku, sedikit penasaran. Jadi aku diam tidak mengeluarkan suara.

“Kerja sama yang kamu janjikan, masih bisa dilaksanakan?”

“Kali ini karena Ningxi beruntung, aku juga tidak memiliki cara lain, lagipula orang yang menyelamatkannya adalah Direktur Cheng, meminjamkan sepuluh kali lipat keberanian kepada Xu Guohua, dia juga tidak akan berani merebut orang dari tangan Direktur Cheng!”

Ning Zhenfeng sedang menelepon, dalam kamar hanya ada suara dia seorang.

Tetapi kata yang dia katakan, membuatku kaget!

Karena Xu Guohua adalah nama Direktur Xu, jadi orang yang sedang menelepon dengannya, bukan Direktur Xu.

Jadi ini berarti, perkataan yang Ning Zhenfeng katakan padaku semalam, semuanya membohongiku. Orang yang bekerja sama dengannya bukan Direktur Xu.

Jadi, siapakah itu? Mengapa menggunakan pelecehan seperti ini untuk menyakitiku?

Aku terus berpikir, diriku telah menyinggung siapa, aku diam mendengarkan suara dari dalam ruang belajar.

“Nona Su, setelah diselamatkan Direktur Cheng, mereka berdua terjadi apa.... kita juga tidak tahu!” Ning Zhenfeng mengatakannya dengan tidak berdaya.

Nona Su? Su Shanshan!

Mengapa dia melakukan ini? Apa mungkin karena masalah di pesta kemarin, dalam hatinya masih penuh rasa benci.

Tiba-tiba aku mendorong pintu hingga terbuka dan bergegas ke Ning Zhenfeng yang duduk di meja kerja, menatap dengan marah dan berteriak, “Mengapa? Mengapa kamu bersama orang luar mencelakan diriku?”

Sungguh konyol!

Dia adalah ayahku?

Ning Zhenfeng dengan tenang menutup telepon, menatapku dengan sedikit kaget, “Kenapa kamu datang kesini?”

Aku berdiri di depan meja dan tersenyum dingin, “Jika aku tidak datang, bagaimana aku bisa mendengarmu bersama Su Shanshan melakukan hal yang begitu jahat?”

Dia langsung berdiri, tidak hanya tidak merasa bersalah, dia malah membenciku, dengan serius menyalahkanku, “Kamu masih berani mengatakan ini, kalau bukan semalam kamu melarikan diri, aku sekarang sudah mendapat kontrak kerja sama bersama keluarga Su!”

Aku tertegun menatapnya, hanya terasa sangat asing, marah dan sakit hati muncul dalam waktu bersamaan di ujung hatiku, “Kalau aku tidak melarikan diri, kamu merasa bagaimana aku bisa hidup di sisa hidupku?”

“Kamu terlalu egois, sama sekali tidak mempertimbangkan kepentingan keluarga Ning! Kamu sebagai seorang wanita yang bercerai, menemani Direktur Xu tidur satu malam, kamu merasa itu sangat serius? Direktur Xu saja tidak merasa menjijikkan!” Dia berkata dengan nada yang sangat tidak senang.

Aku menggerakan bibirku, aku tidak dapat berkata apapun, ujung hidung dan mata merasakan masam yang tak terkatakan.

Aku sama sekali tidak tahu, mengapa diriku bisa memiliki ayah seperti gitu.....

Ketiga pandangannya memang luar biasa membuat orang terharu.

Aku tidak ingin tidur bersama Direktur Xu, langsung dimarahi egois, bahkan mengatakan perkataan bahwa Direktur Xu tidak merasa aku menjijikkan.

Apa salahnya bercerai, emangnya karena bercerai jadi harus dipergunakan olehnya sebagai alat?

“menangis, di depanku kamu tahunya menangis, kamu di depan Nona Su, mengapa berani menamparnya? Keluarga kaya seperti keluarga Su, meskipun keluarga Cheng pun harus dengan hormat melayani mereka, keberanian dari mana kamu berani menampar?” Dia menunjuk hidungku dan berteriak marah, sepertinya ingin sekali membunuhku, dan pergi menghibur Su Shanshan.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu