Cintaku Pada Presdir - Bab 60 Marah dan Sakit Hati
Bab 60 Marah dan Sakit Hati
Aku dalam kondisi kurang sadar, menjilat di bagian lehernya, bernapas dengan cepat, “Bukankah itu benar?”
“Masih belum percaya? Aku seharusnya tidak menyelamatkanmu tadi.”
Dia berkata dengan nadanya yang rendah, seperti sedang menghukumku, dia mencubit bagian pinggangku, dengan cepat melepaskan semua pakaianku yang sudah basah kuyup, membalikkan tubuhku, membiarkanku menempel di dinding, tanpa pemberitahuan, langsung masuk, dengan kuat memenuhi tubuhku.
Di bawah hantamannya yang tidak beraturan, aku berbisik, “Percaya.....”
Sebenarnya aku tidak tahu, apakah seharusnya mempercayainya.
Lagipula, aku melihatnya dengan mataku sendiri, dia menggendong Su Shanshan ke ruang gawat darurat.
Tatapannya yang begitu cemas, tidak bisa membohongi orang.
Tetapi, aku ingin sekali lagi membohongi diriku.
Mungkin karena pengaruh efek obat, atau mungkin karena lainnya, kepuasan yang dia berikan padaku, sudah melebihi rasa sakit, membuatku dengan tanpa sadar mengikutinya.
Tidak tahu berapa lama terlewati, dia mengeluarkan dirinya, dan sekali lagi membalikkan badanku, menaikkan kedua kakiku dan langsung memasukinya.
Wajahnya yang penuh kepuasan, membuat aku merasa orang yang diberi obat adalah dia, bukan aku.
…...
Setelah selesai, aku terbaring tak berdaya di ranjang, terlalu lelah hingga tidak dapat membuka kelopak mata, lalu tertidur.
“Percaya? Mengapa aku merasa, kamu tidak pernah mempercayaiku....”
Sepertinya ada seseorang yang menyentuh pipiku, dan telinga terdengar bisikan bagai di dalam mimpi.
Pada hari berikutnya, aku tidur sampai hampir siang hari, dan bunyi ponsel berdering tak berhenti, membangunkanku.
Aku mengangkat telepon dengan mata tertutup, terdengar suara Zhou Xueke dari sana, “Bukankah hari ini akan memindahkan kakek ke panti jompo? Dimana dirimu?”
Aku mendengus bagai terbangun dari dalam mimpi , “Kamu dimana?”
“Aku dibawah rumahmu.”
Aku langsung duduk tegak, beberapa detik kemudian baru mengingat kejadian semalam, kulitku penuh bekas ciuman, aku menjilat bibirku, suaraku sedikit serak, dan berkata: “Aku tidak ada dirumah, bagaimana kalau kita langsung bertemu di rumah sakit saja?”
Setelah Xueke setuju, aku menutup telepon, dengan bingung aku melihat sekeliling, kamar yang kosong hanya ada aku seorang.
Bagus juga begitu, aku juga tidak tahu bagaimana menghadapinya.
Aku merasa seperti One night Stand.
Aku membuka selimut dan bangun, kedua kakiku lemah hampir terjatuh, dan tubuhku kesakitan.
Ada satu setelan baru diletakkan di atas sofa, bahkan baju dalam dan celana dalam pun semuanya ukuranku, wajahku tiba-tiba menjadi panas, siap mengganti baju, dengan lincah aku merapikan diriku, dan bergegas ke rumah sakit.
Setelah menyelesaikan masalah pemindahan kakek ke panti jompo, Xueke pergi duluan karena memiliki urusan, aku menemani kakek sebentar di panti jompo, baru berdiri dan pergi.
Kejadian semalam, bagaimanapun aku tidak akan membiarkannya begitu saja.
Ayah kandung memberi obat pada putri sendiri, lalu mengantarnya ke ranjang orang lain, kalau memberitahunya kepada orang lain, mungkin tidak ada yang berani mempercayainya.
Tetapi, Ning Zhenfeng dia melakukannya.
Aku menaiki taksi menuju rumah keluarga Ning, duduk di dalam mobil, seluruh pikiranku memikirkan, kebaikan yang telah dilakukan Ning Zhenfeng kepada aku dan ibuku, tetapi bagaimanapun aku berpikir, benar-benar sangat sedikit dan menyedihkan.
Sejak mulai kapan, sikapnya berubah? Sepertinya dia tidak pernah baik padaku.
Orang lain selalu berkata, anak perempuan adalah pacar ayah di kehidupan yang lalu, dan aku, diperkirakan sebagai musuh Ning Zhenfeng di kehidupan yang lalu.
Cinta dari seorang ayah? Aku merasa aku tidak akan memilikinya di dalam hidup ini.
“Nona, sudah tiba, total 60 ribu rupiah.”
Suara supir taksi memanggil mengembalikan kesadaranku, aku mengeluarkan uang dari dalam dompet, membayar uang taksi dan turun dari mobil, berjalan masuk ke vila keluarga Ning, menekan bel rumah.
Kemudian, bibi pembantu membuka pintu rumah, setelah melihatku dia sedikit kaget, “Ningxi, kenapa kamu pulang?”
Aku menjilat bibirku, “Apakah dia di rumah?”
Dia tertegun sesaat, baru sadar siapa yang aku bicarakan, dia menyamping membiarkanku masuk, “Ada, Tuan ada di ruang belajar lantai atas, perlukah aku memanggilnya untukmu?”
Aku menggelengkan kepala, “Tidak perlu, aku naik sendiri.”
“Baik.” Dia tidak menghalangiku, mengambil penyedot debu dan terus membersihkan.
Aku mengganti sandal, aku menginjak selangkah demi selangkah di tangga naik ke lantai atas, aku memiliki perasaan asing yang tak terungkapkan terhadap rumah ini yang pernah kutinggali dari kecil.
Semua benda di sini masih sama tetapi orang-orang dulu sudah pergi semua, mungkin inilah maksudnya.
Ibu sudah tiada, semuanya sudah berbeda.
Aku berhenti di depan ruang belajar, mengangkat tangan ingin mengetuk pintu, baru saja menyentuh pintu, pintunya sedikit bergeser, dan terdengar suara Ning Zhenfeng, Aku samar-samar mendengar namaku, sedikit penasaran. Jadi aku diam tidak mengeluarkan suara.
“Kerja sama yang kamu janjikan, masih bisa dilaksanakan?”
“Kali ini karena Ningxi beruntung, aku juga tidak memiliki cara lain, lagipula orang yang menyelamatkannya adalah Direktur Cheng, meminjamkan sepuluh kali lipat keberanian kepada Xu Guohua, dia juga tidak akan berani merebut orang dari tangan Direktur Cheng!”
Ning Zhenfeng sedang menelepon, dalam kamar hanya ada suara dia seorang.
Tetapi kata yang dia katakan, membuatku kaget!
Karena Xu Guohua adalah nama Direktur Xu, jadi orang yang sedang menelepon dengannya, bukan Direktur Xu.
Jadi ini berarti, perkataan yang Ning Zhenfeng katakan padaku semalam, semuanya membohongiku. Orang yang bekerja sama dengannya bukan Direktur Xu.
Jadi, siapakah itu? Mengapa menggunakan pelecehan seperti ini untuk menyakitiku?
Aku terus berpikir, diriku telah menyinggung siapa, aku diam mendengarkan suara dari dalam ruang belajar.
“Nona Su, setelah diselamatkan Direktur Cheng, mereka berdua terjadi apa.... kita juga tidak tahu!” Ning Zhenfeng mengatakannya dengan tidak berdaya.
Nona Su? Su Shanshan!
Mengapa dia melakukan ini? Apa mungkin karena masalah di pesta kemarin, dalam hatinya masih penuh rasa benci.
Tiba-tiba aku mendorong pintu hingga terbuka dan bergegas ke Ning Zhenfeng yang duduk di meja kerja, menatap dengan marah dan berteriak, “Mengapa? Mengapa kamu bersama orang luar mencelakan diriku?”
Sungguh konyol!
Dia adalah ayahku?
Ning Zhenfeng dengan tenang menutup telepon, menatapku dengan sedikit kaget, “Kenapa kamu datang kesini?”
Aku berdiri di depan meja dan tersenyum dingin, “Jika aku tidak datang, bagaimana aku bisa mendengarmu bersama Su Shanshan melakukan hal yang begitu jahat?”
Dia langsung berdiri, tidak hanya tidak merasa bersalah, dia malah membenciku, dengan serius menyalahkanku, “Kamu masih berani mengatakan ini, kalau bukan semalam kamu melarikan diri, aku sekarang sudah mendapat kontrak kerja sama bersama keluarga Su!”
Aku tertegun menatapnya, hanya terasa sangat asing, marah dan sakit hati muncul dalam waktu bersamaan di ujung hatiku, “Kalau aku tidak melarikan diri, kamu merasa bagaimana aku bisa hidup di sisa hidupku?”
“Kamu terlalu egois, sama sekali tidak mempertimbangkan kepentingan keluarga Ning! Kamu sebagai seorang wanita yang bercerai, menemani Direktur Xu tidur satu malam, kamu merasa itu sangat serius? Direktur Xu saja tidak merasa menjijikkan!” Dia berkata dengan nada yang sangat tidak senang.
Aku menggerakan bibirku, aku tidak dapat berkata apapun, ujung hidung dan mata merasakan masam yang tak terkatakan.
Aku sama sekali tidak tahu, mengapa diriku bisa memiliki ayah seperti gitu.....
Ketiga pandangannya memang luar biasa membuat orang terharu.
Aku tidak ingin tidur bersama Direktur Xu, langsung dimarahi egois, bahkan mengatakan perkataan bahwa Direktur Xu tidak merasa aku menjijikkan.
Apa salahnya bercerai, emangnya karena bercerai jadi harus dipergunakan olehnya sebagai alat?
“menangis, di depanku kamu tahunya menangis, kamu di depan Nona Su, mengapa berani menamparnya? Keluarga kaya seperti keluarga Su, meskipun keluarga Cheng pun harus dengan hormat melayani mereka, keberanian dari mana kamu berani menampar?” Dia menunjuk hidungku dan berteriak marah, sepertinya ingin sekali membunuhku, dan pergi menghibur Su Shanshan.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioSi Menantu Buta
DeddyAkibat Pernikahan Dini
CintiaGet Back To You
LexyLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMy Perfect Lady
AliciaMy Secret Love
Fang FangCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu